Pada Sebuah Bangku Taman

159 12 2
                                    

(Sore hari. Sebuah bangku di sisi kiri tiang lampu taman di tengah. Sebuah tong sampah tak jauh dari bangku taman di sebelah kiri pentas.Seorang WANITA antara 25-30 tahun, memakai sweater dan rok panjang duduk sedang membaca buku. Sekali-sekali terdengar suara mobil dan sepeda motor di kejauhan.

Seorang PRIA yang sebaya dengannya memakai kemeja katun lengan panjang, celana wol abu-abu tua dan sepatu kulit bertali menenteng tas kerja berjalan mendekat dari kanan pentas.)

PRIA

Permisi. Boleh aku menumpang duduk?

(Tanpa mengangkat muka Wanita menggeser duduknya.)

WANITA

Silakan.

(Pria duduk dan mengeluarkan suratkabar dari tas kerja. Tas diletakkan bersandar pada tiang lampu taman. Suratkabar diletakkan di pangkuannya.)

PRIA

Boleh aku tahu buku apa yang kamu baca?

(Wanita menyodorkan buku yang sedang dibacanya kepada Pria. Pria membaca judul di sampul buku.)

Men Are from Mars, Women Are from Venus. (mengembalikan buku tersebut.)

Apa kesimpulan yang didapat setelah membaca buku ini?

WANITA

Mengapa kamu tidak menyimpulkannya sendiri setelah membacanya?

PRIA 

(tersenyum) Oh, bukankah dari buku itu kita bisa menyimpulkan bahwa pria dan wanita itu berbeda? Bahkan, penulis-penulis yang menekankan bahwa tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan semakin memperjelas fakta bahwa pria dan wanita adalah dua spesies yang berbeda.

WANITA

Tujuan buku ini adalah untuk membuat para lelaki memahami tentang wanita.

PRIA

...Atau sebaliknya.

WANITA

Begitulah yang dikatakan buku ini, pria itu egois dan tak mau berupaya memahami hal-hal penting tentang wanita.

PRIA

Nah, berarti dari membacajudulnya saja aku sudah bisa mengambil kesimpulan yang tepat. Aku tak perlu lagi baca buku itu, kan?

(Mereka berdua tertawa geli. Tiba-tiba Wanita berhenti tertawa.)

WANITA

Apakah kamu pernah jatuh cinta? Ceritakan tentang cinta pertamamu.

PRIA

Tentu aku pernah jatuh cinta. Apakah dalam buku itu disebutkan bahwa pria tak pernah jatuh hati?

WANITA

Aku sungguh-sungguh ingin tahu, apakah pria sepertimu, yang kelihatannya seorang pengejar karir, pernah jatuh cinta?

PRIA

Sudah kujawab tadi: pernah. Pertama kali aku jatuh cinta di bangku sekolah menengah pertama, dulu. Seorang gadis pindahan dari luar kota. Aku langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Jangan tanya kenapa. Aku rasa pria tak butuh alasan untuk jatuh cinta. Pasti ada diterangkan dalam buku kamu itu.

Pada Sebuah Bangku Taman (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang