#List and Packing
*A/N:Sungguh judul nya abal banget-_-. Ga menarik iya tahu. Btw ada foto Charlonna Kristina Quenna. Na-na-na semua yak nama panjang huruf belakang nya? Ya gapapa lah.
*
Aku pejamkan mata ku. Berharap agar pilihan ku tepat lagi.
“Checkmate.”
“APA?”
Teriakan Michael berhasil membuat ku menutup telinga.”Kau curang,Charlyn! Ayo kita main lagi!”Michael bersungut-sungut. Dia menekan screen ipad berulang kali.”Sudahlah.Udah tahu kalah masih saja menyangkal.”aku kembali membaca majalah ku.
Develine tertawa,”Iya lho Michael. Sudah 5 round tapi kau belum pernah menang. Hahaha.”
Michael mencibir. Dia menyandarkan tubuh nya di kursi mobil.”Menyebalkan.”gumam nya kesal.
Sekarang kami sedang berada di mobil yang menuju ke rumah Edward. Kami harus berbicara terlebih dahulu tentang perjalanan kami ke London besok. Michael memang asal saat memberi arahan. Dia hanya bilang kita kesana untuk liburan dan refreshing. Tapi sama sekali tidak peduli dengan biaya perhotelan,transportasi dan segala nya. Seharusnya aku bergumam kata menyebalkan untuk dia.
Karena di rumah Edward sedang tak ada orang,kami memutuskan untuk berbicara disana. Lagipula rumah Edward itu besar. Bukannya tak ada orang. Tak ada orang tua nya. Orang tua nya sedang pergi ke rumah saudara Edward. Meniggalkan Edward yang sendirian dengan para pelayannya.
Kami akhirnya sampai di rumah Edward. Gerbang utama rumah Edward terbuka secara otomatis. Terpampang nama keluarga Edward. Yaitu Klein. Nama Edward adalah Edward Faphire Klein. Kalau nama keluarga ku adalah Queno. Tapi entah kenapa bunda ku memberikan nama panjang Charlonna Kristina Quenna.
Sedangkan nama keluarga Michael adalah Joelson. Michael Wilks Joelson. Kalau Develine itu Develine Natalie Dustin. Dengan nama keluarga Dustin.
Kami memang mempunyai nama layak orang barat. Tetapi di jamin kami orang Indonesia. Walaupun ayah ku mempunyai darah sedikit dari Inggris. Tetapi aku tetap orang Indonesia.
“Edward!”
Michael mendekati Edward. Dia tersenyum lebar. Lalu mulai mengoceh bersama Edward seperti biasa. Aku berjalan mendekati sofa ruang tamu. Lalu menghempaskan badan ku disana.
“Minumannya mau apa?”
Seorang pelayan mendekati ku sambil tersenyum.”Kayak di kafe saja.”aku terkekeh. Pelayan itu hanya tersenyum manis.”Yang ada saja,”jawab ku dengan sopan.
“Cream soda!”Develine mengangkat tangannya.”Aku pernah dengar kalau pelayan di rumah Edward bisa membuat cream soda yang enak sekali. Aku mau satu!”
Pelayan itu mengangguk sopan.”Aku sama dengan Develine saja. Maaf merepotkan,”ujar ku ramah. Kemudian mengambil iphone ku. Terdapat 5 line masuk,5 mention di twitter dan 6 notification dari instagram.
“Jadi kita mulai ya perencanaannya.”
Suara Michael ku tidak pedulikan. Aku sangat penasaran dengan notifikasi yang begitu banyak di iphone ku. Ada 2 line dari Rob.
Rob Gorelli:
Charlonna.. Aku tahu kita akan berpisah nanti. Jadi aku ingin kau tahu kalau perasaan ku itu sebesar rasa cinta. Aku cinta kau,Charlyn. Aku benar-benar mencintai mu. Tolong lah. Balas perasaan ku! Kita akan berpisah nanti. Jadi aku ingin kau tahu kalau aku.. Mencintai mu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Stupid Wish
Teen FictionIngat. Hanya itu yang bisa ku katakan setelah tidak lama melihat mu. Ingat lah aku. Lalu kau akan tahu seberapa besar aku mencintai mu, Dan seberapa besar kau mencintai ku. -Charlonna Kristina Quenna