BDP-27

7.1K 619 22
                                    

Perfect. Satu kata itu saja tak cukup untuk menggambarkan betapa megahnya acara resepsi Ali dan Prilly. Resepsi bertema Nautical itu terlihat sangat meriah. Tema ini memang identik dengan kelautan. Jadi, tak heran jika acara ini di penuhi dengan warna biru laut. Para tamu pun di haruskan memakai gaun berwarna biru laut.

Jalan menuju pengantin, para tamu di suguhkan dengan berbagai lukisan dan foto-foto pre-wedding Ali dan Prilly. Semua berdecak kagum melihat konsep yang menurut mereka sangat unik itu. Di adakan di dalam gedung namun serasa di pinggir pantai.

Aura kebahagiaan begitu terpancar di wajah pengantin baru yang sedang saling menatap penuh cinta itu.

"Cantik Istri aku." Ali mengusap pipi Prilly lalu mendekatkan wajahnya dan menggesekkan hidungnya ke hidung istrinya itu.

Gaun pengantin yang Prilly kenakan benar-benar sesuai keinginan Ali. Tak terlalu terbuka, tapi tetap terlihat sangat cantik dan mewah. Menurut Ali, cantik tak harus terbuka. Semua memang seperti yang Ali inginkan, tapi hasilnya sungguh tak mengecewakan. Bahkan lebih dari yang Prilly inginkan. Prilly bersyukur memiliki Ali yang sangat penuh kejutan. Awalnya melarang ini itu, ternyata dia sudah menyiapkan semua lebih dari yang Prilly bayangkan.

Kegelisahan yang sempat bersarang di hati Prilly kini menghilang. Gelisah. Takut semua tak berjalan lancar seperti yang lalu. Takut takdir tak lagi berpihak padanya dan akhirnya rencana hanya tinggal rencana. Namun, hari ini ketakutannya menghilang saat kata 'calon' tak lagi terselip dalam panggilan mereka. Tak ada lagi calon istri atau calon suami, yang ada hanya suami dan istri. Kata 'calon' akan terselip lagi nanti jika Prilly mengandung. Calon Ayah dan calon Ibu.

"Selamat malam..."

Suara seorang pria dari atas stage yang berada di samping kanan pelaminan membuat suasana hening seketika. Prilly terkejut melihat Ali berdiri di sana, padahal tadi bilangnya mau ke toilet.

"Sebelumnya saya ucapkan terimakasih untuk para tamu undangan yang hadir dan memberi doa restunya untuk saya dan istri tercinta saya..." Ali menarik nafasnya sebentar sebelum melanjutkan ucapannya lalu menatap mertuanya yang duduk di sebelah kanan Prilly.

"Untuk Papa dan Mama mertua, terimakasih sudah membuat Ali menjadi pria paling beruntung karena bisa memiliki putri kalian. Untuk saat ini Ali ngga bisa menjanjikan apapun, karena Ali takut tanpa sengaja mengingkari..."

"Ali hanya meminta doa dan restu kalian, semoga Ali selalu membuat putri kalian bahagia."

Pak Darmawan mengacungkan kedua jempolnya, sementara bu Risma mengangguk sambil tersenyum pada menantunya itu.

"Untuk Papa..." Ali mengalihkan pandangannya pada pak Pratama yang duduk di samping kiri Prilly.

"Terimakasih selama ini Papa sudah mendidik Ali sampai Ali bisa sesukses ini. Tanpa Papa, Ali ngga akan bisa seperti sekarang..."

"Terimakasih juga untuk Mama yang pasti sudah bahagia di sana, Mama pasti senang kalau lihat istri Ali. Semoga Mama tenang di sana karena di sini Ali sudah ada yang mengurusi."

Pak Pratama mengangguk-anggukan kepalanya dan tersenyum pada Ali.

"Dan terakhir untuk Istri aku..." Ali turun dari stage, sedikit berjalan lalu menaiki pelaminan menghampiri Prilly yang sudah berdiri menyambutnya.

"Terimakasih sudah menerima segala kekurangan, ketengilan dan keegoisan aku..." Ali terkekeh membuat Prilly dan para tamu ikut terkekeh mendengar kata tengil terselip di ucapan pengantin pria itu.

"Mungkin aku ngga sebaik dia atau mereka, tapi aku selalu berusaha menjadi lebih baik untuk kamu..." Ali melanjutkan ucapannya lalu satu tangannya menggenggam tangan kanan Prilly.

Bangkit Dan Percaya (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang