[Part 4] ~ Mahapapma - Penuh dosa ~

3.1K 297 79
                                    


Cinta sejati sesungguhnya murni

Menjaga sang mawar tetap mewangi

Bukan ternoda oleh sentuhan ragawi

Hingga tiada lagi keindahan berseri

Hitam, nafsu bak jelaga mengubah warna

Bagi mereka yang penuh dosa

Sang mawar tak lagi bisa dicinta

Hanya sebatas raga pemuas dahaga

Tiada lagi sisa wangi surga

***

Malam setelah Aryan memberi nomornya pada Milla, dia mendapati hal menakjubkan yang tak pernah dia sangka. Senyum seringai tersungging di bibir ketika matanya melirik ponsel yang menampilkan pesan WhatsApp dari Milla.

"Kamu jadi ikut, Yan?" tulis Milla

Aryan mengulum senyum, tidak menyangka dirinya benar-benar akan melakukan ini. Membayangkan reaksi ayahnya, seandainya Rayan mengetahui isi pesan singkat di handphone putra kesayangannya berisi percakapan tidak senonoh, bisa jadi tamparan yang seumur hidup belum pernah diterimanya, mampir bolak-balik di pipi. Tapi rasa penasarannya terhadap dunia gelap anak-anak muda seusianya, membuatnya terus melanjutkan rencana.

"Jadilah. Masa nggak, sih, Mil. Aku udah kepingin ngerasain nikmat dunia."

Aryan tertawa sendiri membaca pesan yang baru saja dia tulis. Bisa-bisanya dia menulis pesan semesum itu.

Ntar ketemu di halte kota ya. Aku bakalan sewa mobil terus jemput kamu. Nggak mungkin aku langsung jemput di rumah kamu, bisa-bisa kalau ada anak pondok yang lihat, aku dita'dzir. Rumah kamu kan nggak jauh dari pondok.

Tak perlu menunggu lama, baru saja tanda biru tampil di layar handphone, balasan Milla sudah muncul kembali, berisikan kesepakatan dengan nada centil dari siswi itu yang sudah tidak sabar merasakan kegagahan seorang Aryan Mahavindra Khan.

Lagi-lagi gelengan Aryan berikan ketika membaca sebait pesan balasan dari Milla. Hari ini, dia akan pergi bersama Milla dan teman-temannya yang tergabung dalam Black Rose―kelompok pelaku prostitusi online―ke sebuah vila yang sengaja mereka pesan untuk menghabiskan malam penuh kenikmatan duniawi.

Paginya Aryan menjemput Milla di tempat yang mereka sepakati. Pemuda itu sudah menyewa mobil sedan untuk transportasi menuju ke vila.

"Vilanya bagus juga," komentar Aryan saat melihat foto vila yang dikirim Mila ke WA.

"Kamarnya juga bagus, nanti aku tunjukkan."

Milla beralasan pada ayahnya ada piknik ke Yogyakarta yang dilaksanakan sekolah, sementara Aryan meminta izin pulang ke kerabatnya di Yogya pada lurah pondok.

Aryan menyetir dengan kecepatan sedang, melihat lengan otot pemuda itu saat mengoperasikan persneling mobil, mampu membuat jantung Milla berdetak kencang. Kalau otot lengannya yang selama ini tertutup kemeja sekolah berlengan panjang aja seseksi itu, gimana bagian yang lain coba?

"Kamu nggak virgin di usia berapa?" tanya Aryan membuka pembicaraan. Milla tersenyum menanggapinya. Sepertinya pemuda ganteng ini mulai memancingnya menuju pembicaraan yang panas.

"Udah lama. Lupa. Om aku sendiri yang ngerjain aku. Mama di luar negeri dan sejak jadi lurah, ayah nggak pernah di rumah. Karena keseringan berdua doang sama om, dia ngerayu-rayu aku. Tadinya risih juga sih, orang dia udah tua. Tapi akhirnya kebablasan deh. Yah, walaupun udah tua dia tangguh juga." Milla tertawa kecil di akhir ceritanya. Seakan tidak ada rasa malu lagi yang ada dalam diri siswi itu hingga berani menceritakan hal tabu seperti itu pada lawan jenis dengan santai.

US - Games of Love [NOVEL INI SUDAH DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang