[Part 7] ~ Wiyoga - Berpisah dari derita ~

3.2K 304 79
                                    


Kadang ingatan menyimpan keindahan

Kadang juga menyimpan kepedihan

Jika bisa, ingatan tentang memiliki kita pertahankan

Ingatan tentang kehilangan, kita hapuskan

Berpisah dari derita tak berkesudahan

Tapi jika memiliki kehilangan adalah satu kesatuan

Kita akhirnya menyadari, keduanya tak terpisahkan

***

Aryan masuk ke dalam kelas disambut kehebohan teman-temannya.

"Cie ...yang baru jadi bapak,"goda Habib, kumis tipisnya bergerak-gerak menahan tawa. Walaupun usianya masih enam belas, kumisnya sudah mulai tumbuh seperti kumis lele. Rizal bahkan sering mengejek jika Habib kelak akan mirip denganTukul Arwana, jadi paling tidak, mulai sekarang Habib harus menyiapkan nama baru untuk panggilannya. Mungkin bisa Habib Lele, jika tidak mau disamakan dengan Tukul. Dan setiap kali ejekan itu keluar, sontak seluruh anak kelas akan menertawai sang gus tanpa gelar.

"Masa baru ngilang seharian langsung punya anak, itu namanya rekor! Ngalahin artis yang baru dua bulan nikah kemudian langsung melahirkan." Farikh nggak mau kalah, turut mengerjai Aryan. Tapi Aryan tidak menanggapi, malah duduk di samping Habib seraya membuka tas ranselnya, bersiap untuk pelajaran pagi ini.

Setelah mereka terpisah menjadi dua rombongan kemarin, Farikh dan Habib ke sekolah dan menemukan Firda serta Chika saat perjalanan pulang. Kedua gadis bandel itu ternyata sedang asyik makan bakso dan berencana membolos untuk pergi ke kota membeli beberapa alat kosmetik karena Firda baru menerima uang transferan dari orang tuanya.

Habib sudah menghubungi Aryan lewat WA tapi tidak mendapat balasan. Setelah Pak Edy dan kawan yang lain pulang dari ziarah pun, Aryan tidak tampak bersama Pak Edy. Maka terjadi kepanikan di antara para siswa lantaran kini gantian Aryan dan Nayna yang menghilang. Habib dan Farikh diminta Pak Edy untuk stand by di sekolah sampai sore untuk menunggu Aryan. Namun, siapa sangka ketika Aryan sudah mendapatkan daya untuk baterainya dan menghubungi mereka, Aryan justru meminta mereka datang ke balai yatim piatu dan menceritakan jika dirinya dan Nayna menemukan bayi di kebun teh.

"Yakin ini bukan anakmu?" tanya Habib.

Dahi Aryan mengernyit. Bingung. "Maksudnya?"

"Ya kamu dan Nayna kan seharian ngilang, ini hasilnya—"

Aryan langsung menjitak kepala Habib. Baru kali ini si Yanto main pukul dengan Gus-nya. Habib menyadari bercandanya keterlaluan, Nayna tampak cemberut.

"Maaf deh."

"Nggak lucu, Beib."

"Nggak lucu, Yanto! Jangan panggil Beib gitu. Geli."

Habib dan Farikh terpaksa menemani Aryan dan Nayna di panti hingga bayi yang mereka temukan selesai dirawat oleh bidan yang dipanggil oleh Bu Endah, pengurus panti. Setelah memastikan bayi itu sehat-sehat saja, mereka akhirnya meninggalkan Bisma di panti dan kembali ke pesantren.

***

"Nanti kita tengok Bisma lagi ya, sepulang sekolah," kata Aryan sambil membuka buku Sejarah Indonesia, sebentar lagi BuIda pasti sampai di kelas. Habib nyengir.

"Cie, yang baru jadi bapak, udah kangen aja sama anaknya."

"Jangan mulai deh."

"Lagian kamu juga, tumben gampang sewot, biasanya digodain kayak apa juga nggak pernah terpancing."

US - Games of Love [NOVEL INI SUDAH DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang