Prolog

1.3K 74 21
                                    

Aku terbangun dengan rasa sakit yang menjalar di kepalaku. Rasanya seperti dihujani oleh ratusan jarum tak kasat mata, aku mencoba menahannya...menahan rasa sakit ini.

Aku mencoba bangkit namun tubuhku terlalu lemah hanya sekedar untuk berdiri, tubuhku terhuyung kebelakang dan membuat punggungku membentur sesuatu yang keras dibelakangku.

Aku tidak tahu saat ini aku berada dimana, tapi yang kutahu pasti kau tidak akan ingin berada ditempatku sekarang ini. Tempat mengerikan yang diselimuti oleh kegelapan dan keheningan. Keheningan yang seakan akan bisa merusak indra pendengaranmu, keheningan yang sangat berisik.

Disini aku tidak bisa mendengar atau melihat apapun. Aku benar benar bingung saat ini, ditambah lagi dengan sakit yang menjalar dikepalaku yang membuatku merasa tersiksa.

Tiba tiba aku melihat sebuah cahaya yang bersinar di ujung tempat ini 'mungkin'. Dan mungkin saja itu adalah jalan keluarnya.

"Aku harus kesana" kataku sambil mencoba bangkit dari tempat ini. Entah mendapatkan kekuatan darimana, tapi aku sekarang mulai bisa bangkit dan berjalan menuju arah cahaya tersebut.

10 menit...

20 menit...

30 menit...

Ini gila! Aku sudah berjalan selama itu tapi aku belum sampai juga. Akupun memilih duduk di lantai marmer yang dingin dan lembab ini, meringkuk ketakutan dan memeluk tubuhku sendiri. Berharap ini semua cepat berakhir.

Aku mulai bisa merasakan dinginnya lantai marmer ini masuk ke tubuhku bahkan menusuk sampai ke tulang- tulangku. Aku merasa lelah dan ketakutan disini.

"Tidak, aku tidak boleh menyerah" aku kembali bangkit dan mulai berjalan ke arah cahaya itu. Namun baru beberapa langkah aku berjalan, tiba tiba kepalaku terasa seperti berputar putar, pandanganku mengabur dan kakiku terasa lemas.

Tubuhku kini bertumpu pada kedua lututku, dan akhirnya aku ambruk karena tidak bisa menahan berat tubuhku sendiri.

Tunggu! Kenapa lantai ini terasa berbeda. Tadi aku merasakan kalau lantai itu sangat keras, tapi sekarang terasa agak lembut. Aku sekarang merasa seperti berbaring di atas tanah berumput. Rasanya...nyaman.

Mataku terasa berat dan memaksa untuk tertutup. Kesadarankupun semakin menipis. Namun saat aku hampir mencapai batas kesadaranku, cahaya itu semakin terang dan menyilaukan mata.

Tapi itu tidak berlangsung lama, karena aku sedikit demi sedikit mulai bisa melihatnya...

Dunia yang tak pernah kulihat.

***

Dream World [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang