"Ratu Clariese, kemarin malam pasukan Dym Arthex menyerang negeriku, tetapi untungnya mereka tidak bisa melewati pelindung yang sudah kita buat"
"Jadi pasukan Dym Artherx sudah mulai bergerak, kita juga harus lebih waspada, Queen Furry" Queen Furry yang merupakan pemimpin dari negeri Levermeet datang ke kerajaan Ratu Clariese untuk memberikan informasi tentang pasukan Dym Arthex yang tiba-tiba menyerang kemarin malam. Dan kini ia bersama dengan Ratu Clariese sedang mendiskusikan hal tersebut.
"Kau benar. Tetapi aku masih sedikit bingung, kenapa pasukan Dym Arthex sampai bisa menemukan Negeriku?" Ratu Clariese terdiam dan merusaha menemukan jawaban dari pertanyaan yang dilontarkan oleh Queen Furry.
"Aku tidak ingin mengatakan ini, tetapi, entah kenapa aku menjadi curiga kalau ada mata-mata dari Dym Arthex yang menyamar di sini" jawab ratu Clariese meskipun masih terdengar jelas nada ragu di kalimatnya.
"Hal itu bisa saja benar, mulai sekarang kita harus lebih berhati-hati. Mungkin saja tidak lama lagi kita akan mendapatkan serangan lagi dari pasukan itu"
.
.
.
Semua murid dari kelas Mesaia kini berada di ruang latihan, Sir Alvis saat ini tidak bisa hadir dan menyebabkan mereka semua harus berlatih secara mandiri."Wind Arrow" Wellyz mencoba untuk mengeluarkan kekuatannya dan sebuah panah langsung keluar dari telapak tangannya yang ia arahkan ke sebuah sasaran, tetapi panah itu belum cukup kuat untuk merobohkannya. Berdecak kesal, kemudian dia mencoba untuk mengeluarkan lebih banyak panah udara dari telapak tangannya.
Brakk
Setelah berkali kali ia mencoba, akhirnya Wellyz berhasil merobohkan sasaran walaupun hal itu cukup menguras tenaganya, Wellyz berjalan ke pinggir ruangan untuk beristirahat, kepalanya terasa sedikit pusing dan pandangannya menjadi agak kabur.
'Sial, kenapa aku merasa sangat kelelahan?' gumamnya pada diri sendiri. Setelah ia sampai di pinggir ruangan, Wellyz kini hanya melihat teman temannya yang masih berusaha untuk melatih kekuatan mereka. Tak jauh dari tempatnya duduk, Veronica dan Zelfia terlihat masih berusaha untuk merobohkan sasran mereka.
Zelfia berhasil menghancurkan sasarannya dengan akar-akar dari tumbuhan yang ia kendalikan, bebeda dengan Veronica yang sampai saat ini belum bisa menghancurkan sasarannya.
Dengan wajah kesal, Veronicapun memutuskan untuk menyudahi latihannya dan pergi untuk mengahmpiri Wellyz dan Zelfia yang kini sedang duduk di pinggir ruangan.
"Huh...kenapa susah sekali untuk menghancurkan sasaran itu?"
"Bersabarlah Veronica, kau pasti bisa melakukannya tidak lama lagi" ucap Zelfia mencoba untuk menghibur temannya itu.
"Dia benar. Aku saja sampai merasa kelelahan saat menjatuhkan sasaran itu"
"Oh iya, kau terlihat kelelahan Lyz, tetapi kenapa Zelfia terlihat biasa saja?" tanya Veronica bingung dengan dahi yang berkerut.
"Hmm...itu, soal hal itu aku juga kurang mengerti"
"Sudahlah, sebaiknya kita harus lebih sering berlatih" Wellyz kemudian bangkit dan mulai melatih kekuatannya lagi, di susul oleh kedua temannya.
.
.
.
Wellyz, Zelfia, dan Veronica hendak berjalan menuju kamar asrama mereka setelah kelas berakhir, namun niatan itu mereka urungkan begitu melihat langit di sebelah barat yang sedikit menggelap dan tiba-tiba saja terdengar ledakan yang cukup keras dan disusul dengan kegaduhan yang hebat."Semua kelas Anoteros segera berkumpul di lapangan dan untuk kelas Archarios dan Mesaia segera masuk ke ruangan emergency. Kita mendapatkan serangan dari pasukan Dym Arthex"
Seperti yang diumumkan, mereka segera berjalan cepat menyusuri lorong demi lorong untuk sampai ke ruang emergency yang sialnya terletak cukup jauh dari posisi mereka sekarang. Pertempuran di luar cukup hebat dan bahkan menyebabkan tanah bergetar, bangunan academy juga ikut bergetar dan menyebahkan keruntuhan dibeberapa bagian.
"Awas!" Wellyz yang menyadari bahwa salah satu pilar yang ada di sekitarnya akan terjatuh dan menimpa mereka langsung mengeluarkan kekutannya untuk menahan pilar itu. Belum cukup kuat, pilar itu justru semakin memiring dan akan menimpa mereka jika saja tidak ada rantai yang menahannya dan mengikatnya pada pilar yang lebih kokoh.
Hal tersebut mampu menghentikan pilar itu agar tidak terjatuh, Wellyz yang melihat itu langsung mengucapkan terima kasih dalam hati kepada siapapun yang sudah menyelamatkan mereka.
Mengedarkan pandangannya kesekitar, Wellyz tidak melihat seorangpun yang mungkin sudah membantunya saat ini, sampai manik matanya menangkap sesosok siswa yang berdiri di ujung lorong dan menatap kearahnya.
Tepat setelah manik mata mereka bertemu, sosok itu langsung berbalik dan pergi menuju ke lapangan untuk membantu mengalahkan pasukan Dym Arthex.
Veronica dan Zelfia yang sedari tadi menutup matanya karena ketakutan kini memberanikan diri membuka matanya dan mereka kini dapat melihat Wellyz yang berdiri memandangi ujung lorong yang kosong tanpa ada seorangpun disana.
"Huh...untunglah kita selamat" Veronica menghela nafas lega dan bergumam sendiri sambil mengelus dadanya ketika menyadari kalau pilar itu tidak jadi terjatuh dan menimpa mereka.
"Kau sedang melihat apa Lyz?. Ayo kita segera pergi dari sini" Wellyz kemudian tersadar begitu mendengar suara Zelfia, Wellyzpun kini melihat kedua temannya yang sepertinya baik-baik saja kemudian mengangguk dan kembali berjalan cepat menuju ke ruang darurat. Tanpa disadari oleh Zelfia maupun Veronica, sebuah senyum tipis terukir di bibir Wellyz yang sedang berjalan di belakang mereka.
'Terima kasih, Fellix'
.Disisi lain, pasukan Dym Arthex datang semakin banyak. Semua guru dan beberapa siswa berusaha semaksimal mungkin agar bisa memukul mundur pasukan itu.
"Kelompok Defense, lindungi area academy" Sir Ivory akhirnya datang dan langsung menolong di medan perang, sesuai yang diperintahkan, kelompok Defense langsung membuat pelindung transparan di area academy sehingga pasukan Dym Arthex tidak bisa masuk lebih jauh lagi.
Seorang siswa kemudian melemparkan sesuatu ke tanah, asap tiba-tiba menyebar di area pertempuran sehingga menyebabkan pandangan semua orang menjadi terhalang, namun hal itu tidak berlangsung lama karena beberapa saat kemudian asap tersebut mulai menipis, dan secara tidak terduga, banyak pasukan dari Dym Arthex terjebak di tanah yang sudah terlapisi oleh getah yang cukup lengket.
Hal tersebut tentu tidak akan disia-siakan begitu saja, beberapa siswa kemudian menyerang pasukan yang terjebak itu dan dengan mudah mereka sudah berhasil dilumpuhkan, pasukan yang tidak terjebak di getah lengket itu menghentikan serangan mereka secara tiba-tiba kemudian langsung bergerak mundur dan pergi meninggalkan Fervent Academy. Akhirnya mereka bisa menghela nafas lega saat berhasil mengalahkan pasukan Dym Arthex untuk sementara.
"Cepat, bawa orang-orang yang terluka ke ruang kesehatan!" ucap sir Ivory sebelum pergi untuk mengurus hal lain. Siswa yang terlukapun akhirnya dibawa ke ruang kesehatan, diding pelindung yang tadi menyelimuti academy kini sudah hilang, dan siswa dari kelas Archarios dan Mesaia sudah diperbolehkan untuk keluar dari ruang emergency.
Beberapa saat kemudian keadaan sudah kembali membaik walaupun masih menimbulkan sedikit kerusakan di beberapa tempat. Sepertinya untuk saat ini mereka bisa mengalahkan pasukan Dym Arthex dan sepertinya mereka tidak akan menyerang lagi dalam waktu dekat.
.Terlepas dari kejadian penyerangan tempo hari, kini semuanya sudah kembali normal dan pihak academy kini sudah menjadi lebih waspada untuk menghadapi serangan selanjutnya yang bisa terjadi kapan saja.
Sir Alvis baru saja selesai menjelaskan tentang manipulasi kekuatan yang bisa dilakukan sampai bel academy berbunyi nyaring yang menandakan kelas saat itu sudah berakhir. Sebelum Sir Alvis keluar dari kelas, dia sempat memberi tahu sesuatu yang membuat seisi kelas terdiam untuk sesaat.
"Siapkan diri kalian. Minggu depan kalian akan melakukan battle dan lawan kalian akan dipilih secara acak" setelah mengatakan hal itu, Sir Alvis akhirnya pergi meninggalkan kelas yang seketika berubah menjadi gaduh.
'Battle?'
.
.
.
TBCSalam hangat
llaCandy
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream World [END]
FantasíaApa semua ini nyata? Apakah semua yang terjadi padaku akhir-akhir ini nyata? Tidak pernah terpikir olehku kalau semua ini akan terjadi. Terjebak di dunia yang bahkan aku sendiri tidak tahu kalau itu ada. Oneyra... Tempat yang kudatangi setelah kegel...