Author POV
Seorang gadis terlihat sedang duduk di atas sebuah batu besar sambil mendongkakkan kepalanya, memandangi langit dengan tatapan sendu."Sampai kapan aku akan seperti ini?" gumamnya lirih entah kepada siapa, semilir angin membelai wajahnya seolah mengatakan kalau semuanya akan baik-baik saja. Menghirup nafas dalam-dalam, ia mencoba menikmati suasana yang terasa damai ini dan mencoba untuk melepaskan sedikit bebannya.
Srekk...
Ia kemudian mengalihkan pandangannya saat mendengar suara rumput bergesekan tidak jauh dari tempatnya duduk, manik mata sewarna Navy Peoninya langsung menangkap sesosok rusa kecil tengah berjalan ke arahnya dan langsung berbaring di atas batu yang menjadi tempat duduknya sedari tadi.
Seulas senyum langsung terpatri di wajah manisnya, kemudian tangannya terulur untuk membelai kepala rusa itu, merasakan usapan lembut di kepalanya, rusa itu kemudian memejamkan matanya seolah menikmati setiap elusan dari gadis itu.
“In...Insci?" sebuah suara yang terdengar familiar di ingatannya langsung membuat gerakan tangannya terhenti, ia kemudian membalikkan tubuhnya dan tersentak kaget begitu melihat pemilik dari suara itu.
"Hazen?" Insci hanya terdiam membeku di tempatnya karena merasa terlalu terkejut akan hal ini, dan tanpa sadar, Hazen kini sudah berada di hadapannya. Otaknya kini mulai memutar ingatan-ingatan yang berusaha ia lupakan, ingatan masa kecilnya.
Flashback On
Dua orang anak kecil terlihat sedang bermain di sebuah taman bermain khusus anak-anak, namun, perbedaan ekspresi antara keduanya terlihat sangat kentara, yang satu terlihat menekuk wajahnya kesal, dan yang satunya terlihat sedang memegang sebuah boneka beruang sambil mengayunkannya dengan wajah jahil dan lidah yang terjulur, mengejek.
"Hazen, kembalikan bonekaku"
"Ambillah kalau kau bisa" Hazen kemudian mengulurkan boneka beruang itu, ekspresi gadis kecil pemilik boneka itu seketiba berubah menjadi cerah, ia kemudian melangkan mendekati Hazen, hendak mengambil bonekanya.
Namun, saat beberapa senti lagi tangan mungil itu sampai, Hazen dengan cepat langsung menarik tangannya sehingga boneka itu kembali menjauh.
"Cepat kembalikan Hazen"
"Tidak sebelum kau berhasil menangkapku Insci" Hazen kemudian berlari menjauhi Insci, Insci kemudian berlari mengejar Hazen sambil sesekali menyuruhnya untuk berhenti, namun tetap tidak dihiraukan oleh Hazen. Beberapa menit mereka berlari-larian di sekitar taman, hingga akhirnya...
Brukk...
"Hazen, sa...sakit, hiks" Hazen kemudian berhenti dan langsung menghampiri Insci yang terjatuh dan sedang memegang lututnya yang terluka dan mengeluarkan darah.
"Astaga Insci, jangan menangis, maafkan aku, apa sangat sakit?" Hazen menjadi panik saat melihat darah semakin banyak keluar dari lutut Insci, tanpa pikir panjang, Hazen langsung membawa Insci ke dalam gendongannya kemudian membawanya kerumahnya yang tidak jauh dari sana, mengobati lukanya.
"Maafkan aku Insci, maafkan aku" gumaman itu terus terdengar seiring dengan langkah Hazen yang semakin jauh dari taman itu.
.
"Hahaha...lihatlah si bodoh ini""Dasar mata empat, kau tidak akan bisa melihat tanpa benda ini kan"
"Ku...kumohom kembalikan kaca mataku" Insci berusaha melepaskan dirinya dari tigs teman, ah bukan, tapi tiga orang dari kelasnya yang sekarang sedang mengerjainya, salah satu dari mereka menggambil kaca matanya kemudian memainkannya di depan wajah Insci, sedangkan dua orang lagi menahan lengannya.
"Kau mau benda ini?" tanya Gueen, orang yang memegang kaca mata Insci dengan nada pelan yang sangat dibuat buat. Insci hanya menggangguk walaupun ia tahu tidak akan semudah itu untuk lepas dari Gueen dan teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream World [END]
FantasyApa semua ini nyata? Apakah semua yang terjadi padaku akhir-akhir ini nyata? Tidak pernah terpikir olehku kalau semua ini akan terjadi. Terjebak di dunia yang bahkan aku sendiri tidak tahu kalau itu ada. Oneyra... Tempat yang kudatangi setelah kegel...