Part 03 - Deyra?

530 46 6
                                    

Luxtuary POV

"Apa itu...awan?"

"Hmm...sebenarnya ini adalah partnerku, namanya Rez" aku langsung menaruh Rez di tanah dan dia langsung melebar sehingga aku dan Wellyz bisa menaikinya.

"Siapa dia?" suara Rez tiba tiba terdengar di kepalaku.

"Dia Wellyz Handorson" sahutku. Aku langsung menaiki Rez dan duduk di atasnya. Aku kemudian menoleh kearah Wellyz yang masih berdiri sambil terbengong bengong. Ah...lucunya.

"Kau menyukainya?" aku mengerjapkan mataku beberapa kali kemudian mengalihkan pandanganku kearah lain.

"Ti...tidak" aku mendengus pelan saat mendengar Rez yang terkekeh geli. Memilih tidak menghiraukan Rez yang masih tertawa, aku sekarang kembali memfokuskan diri kepada Wellyz.

"Ayo naik Lyz" dia terlihat ragu ragu tapi tetap menaiki Rez dan duduk di belakangku. Setelah Wellyz naik, Rez langsung membawa kami naik keatas. Namun di tengah perjalanan aku merasakan sebuah tangan yang melingkar di dadaku, saat aku menoleh ke belakang aku mendapati Wellyz yang sedang ketakutan dan memeluk tubuhku dengan erat, menenggelamkan wajahnya dibalik punggungku.

Aku terdiam, mencoba mencerna apa yang terjadi. Dan saat aku sudah mendapatkan kesadaranku kembali, aku merasakan kalau pipiku sedikit memanas.

"Wajahmu merona Lux"

"Diam dan cepatlah Rez" ucapku kesal dan berusaha menetralisir detak jantungku yang mulai tidak teratur. Kamipun kini tiba di asrama putri, tetapi Wellyz masih memeluk tubuhku dan tubuhnya sedikit bergetar. Aku berdehem untuk menormalkan suaraku.

"Kita sudah sampai Lyz" Wellyzpun tersadar dan langsung melepaskan pelukannya. Entah kenapa, tapi saat Wellyz melepaskan pelukannya aku merasa sedikit...kecewa?. Oh tidak apa yang barusan kupikirkan. Aku menggelengkan kepalaku untuk menghilangkan pikiran aneh yang ada diotakku.

"Kau kenapa Lux?" tanya Wellyz dengan dahi yang berkerut, kebingungan melihat tingkahku.

"Ti...tidak apa apa Lyz" jawabku terbata. Kerutan di dahi Wellyz kini semakin dalam, dia menatapku seolah tidak yakin dengan jawabanku. Namun dia memilih untuk tidak menanyakan apapun. Keheningan menyelimuti kami, kami terdiam cukup lama dan sibuk dengan pikiran masing masing. Tidak ingin merasakan situasi ini lebih lama, akupun memutuskan untuk pergi dari sini.

"Aku pergi dulu Lyz. Dan oh ya aku hampir lupa, ini kunci kamarmu Lyz" aku menyerahkan kunci berwarna perak dengan nomor 325 kepada Wellyz. Aku kemudian mulai menjauhi asrama putri dengan menaiki Rez. Tapi belum jauh aku pergi, sebuah suara menghentikanku.

"Tunggu Lux" aku berbalik dan melihat Wellyz tersenyum kearahku. Aku suka senyuman itu.

"Terima kasih" ucapnya lagi. Aku tersenyum dan mengangguk, kemudian berbalik dan pergi dari sana. Saat sudah cukup jauh kami pergi, Rez akhirnya kembali bersuara dan itu mengingatkanku akan suatu hal.

"Lux kau lupa mengatakan kepada Wellyz kalau dia harus menemui Ratu besok" oh tidak aku benar benar lupa.

"Kenapa kau baru memberitahuku sekarang?"

"Karena aku baru ingat sekarang" jawab Rez enteng.

"Hmm...kita langsung menemuinya saja besok. Terlalu jauh untuk kembali dan memberitahunya"

"Baiklah kalau begitu"

Astaga...kenapa aku bisa melupakannya. Ada apa denganku hari ini.
.
.
.

Wellyz POV

Bodoh...bodoh...bodoh...

Kenapa aku tadi memeluknya? ini benar benar memalukan. Kalau saja aku tidak takut pada ketinggian, aku tidak akan memeluknya tadi. Arghh...ini memalukan.

Dream World [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang