"Kenapa..." aku terus membalikkan lembaran buku ini. Namun hasilnya masih sama. "Kosong..."
Aku menyerngitkan dahiku bingung. 'Buku ini benar benar aneh'. Aku kembali meletakkan buku itu ke tempatnya semula dan menatap ke luar jendela lagi.
Pikiranku melayang pada kejadian beberapa waktu lalu. Jadi yang dikatakan Lux itu benar. Dan apakah buku yang kubaca barusan ada hubungannya dengan mimpi itu?. Arghh...kenapa aku memikirkan hal itu, semua itu hanyalah sebuah mimpi. Lebih baik aku melanjutkan tidurku saja.
Aku kembali menelungkupkan wajahku diantara kedua lipatan tangan. Aku memejamkan mataku yang terasa semakin berat.Kring...Kring...
Astaga...baru saja aku akan tertidur, tapi sekarang aku harus kembali ke kelas karena jam pelajaran sudah berganti. Huh...aku menghela nafas kasar dan melangkah malas menuju kelasku.
Aku berhenti di depan kelasku karena melihat Sir Artur masih berada di dalam kelas untuk menutup pembelajarannya. Aku menunggu beberapa saat sampai Sir Artur keluar dari kelas.
Saat Sir Artur berjalan menjauhi kelasku, aku langsung memasuki kelas dan berjalan menuju mejaku yang terletak di barisan paling belakang.Aku bisa melihat wajah teman temanku yang tadinya sangat kusut kini sudah kembali segar. Mereka semua hanya menatapku sekilas kemudian kembali ke aktivitas mereka masing masing. Aku membalas tatapan mereka dengan ekspresi datar, kemudian berjalan ke mejaku.
Aku duduk di mejaku dan langsung mengeluarkan sebuah novel horor. Ya...seleraku memang agak berbeda dari kebanyakan gadis lainnya. Saat mereka lebih suka membaca novel romantis, aku justru lebih suka membaca novel horor.
Saat aku sedang fokus membaca, tiba tiba aku merasakan meja di depanku bergerak. Karena merasa terganggu, aku mengangkat kepalaku untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi. Saat aku mengangkat kepalaku, aku melihat seseorang yang duduk di depanku dan menghadap kearahku dengan senyuman lebarnya.
"Hey Lyz..." sapanya ceria, seperti biasa.
"Hmm...hey Nee. Kenapa kau kesini?" tanyaku sambil meliriknya sebentar dan kembali fokus ke novel hororku.
Dia adalah Neelyn Vollta temanku. Aku sudah mengenalnya sejak kecil. Pertama kali aku melihatnya saat dia mengikuti Merry-ibunya- yang berkunjung ke rumahku. Nee kecil sering mengikuti Merry yang berkunjung ke rumahku untuk menemui ibuku. Saat ibuku dan Merry berbincang bincang, aku dan Nee selalu menghabiskan waktu bersama. Seiring berjalannya waktu, aku dan Nee semakin akrab dan akhirnya kami menjadi teman dekat.
Rumah kami juga cukup dekat sehingga kami sering bermain bersama, kami juga selalu bersekolah di tempat yang sama. Namun beberapa kali kami pernah mendapatkan kelas yang berbeda.
"Kenapa? apa aku tidak boleh kesini?" Nee kelihatan mengembungkan pipinya dan melipat tangannya di depan dada.
Akupun langsung menutup novelku karena tidak bisa fokus saat membaca dan langsung memasukkannya ke dalam tasku."Tentu saja kau boleh kesini. Maksudku kenapa kau kesini sekarang, bukankah sekarang masih jam pelajaran?" aku melihatnya membulatkan mulutnya berbentuk 'o' dan menurunkan tangannya. Nee berdecak pelan sebelum menjawab.
"Sifat cuekmu itu sudah keterlaluan Lyz, bukankah tadi ada pengumuman kalau sekarang jam kosong karena ada rapat guru" ucap Nee kesal.
"Ya...mana kutahu karena dari tadi aku tidur" gumamku pelan.
"Lyz..."
"Hmm...apa?" sahutku malas. Nee sekarang mengeluarkan cengiran bodohnya sambil menatapku dengan mata yang berbinar binar.
"Bagaimana kalau nanti kita pergi ke taman lalu membeli es krim?" ucap Nee penuh semangat. Aku memandanginya sambil berpikir.
"Tid-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream World [END]
FantasíaApa semua ini nyata? Apakah semua yang terjadi padaku akhir-akhir ini nyata? Tidak pernah terpikir olehku kalau semua ini akan terjadi. Terjebak di dunia yang bahkan aku sendiri tidak tahu kalau itu ada. Oneyra... Tempat yang kudatangi setelah kegel...