"Kenapa?" seseorang muncul secara tiba-tiba dan menghentikan langkah Nertha yang hendak pergi meninggalkan area Fervent Academy.
"Apa tujuanmu mengatakannya pada Wellyz?" ulangnya.
"Oh, tentu saja agar ia membencimu, Lux." ucap Nertha sinis.
"Sialan kau, aku akan menghabisimu."
"Woah...calm down, kau seharusnya berterima kasih karena aku tidak mengatakan sebuah rahasia yang akan membuatmu dibenci oleh semua orang Lux." kata Nertha santai namun juga tegas di saat yang bersamaan. Lux yang mendengarnya menggeretakkan giginya, merasa pecundang karena kalah telak dari Nertha.
"Sebenarnya apa alasanmu melakukan semua ini?" Nertha tiba-tiba tertawa mendengar pertanyaan Lux, seakan ucapannya barusan adalah hal yang sangat lucu.
"Hahaha...kau menanyakan alasanku? Kalau kuberitahu pun kau tidak akan mengerti, kau tidak akan pernah mengerti rasanya dibenci sebelum kau mengalaminya sendiri,"
"Tapi berhubung sekarang aku sedang senang, maka aku akan menceritakan sedikit kisah padamu"
Flashback On
Nertha POV
"Pergi kau monster buruk rupa!"
"Kami tidak menginginkan keberadaanmu"
"Mati saja kau!"
Semua cacian itu terdengar lagi, aku lelah, sebenarnya apa salahku sehingga mereka memperlakukanku seperti ini. Kuputuskan untuk pergi dari sana dan berlari ke dalam kamarku, menyembunyikan air mataku yang mendesak ingin keluar.
Blamm...
"Hiks...kenapa?" tubuhku langsung merosot jatuh di depan pintu kamarku yang barusan kututup. Kutekuk lututku kemudian memeluknya dan menenggelamkan wajahku di sana, membiarkan air mataku mengalir.
Sakit...hatiku terasa sangat sakit, tidak ada siapapun di sampingku saat ini, aku sendirian dalam penderitaan ini, tidak adakah yang bisa mengulurkan tangannya padaku saat ini?.
Apa salahku, kenapa aku terlahir seperti ini?. Kenapa hanya aku yang menderita? Semuanya memang tidak adil. Aku membenci kalian.
•
"Tuan, Dym Arthex sudah berhasil memasuki istana, semua pertahanan kita dihancur- argghhh" anak panah tepat menembus jantung pengawal yang sedang memberikan laporan kepada Raja, ayahku.
"Pergilah ke ruangan bawah tanah, bawa juga anak kita bersamamu!" ucap ayah kemudian ia hendak pergi ke arah gedung utama setelah mendengar suara ledakan yang berasal dari sana.
"Tapi-" ibuku menahan kepergian ayah, ayah kemudian menoleh ke arah ibuku dan tersenyum meyakinkan.
"Pergilah, aku akan baik-baik saja. Aku menyayangi kalian." ibuku kemudian menarik tanganku dan Clariese, pergi menuju ruang bawah tanah. Aku hanya diam mengikuti langkah ibuku, berbeda dengan Clariese yang terlihat sedang menangis.
"Ibu, ada apa ini? Clariese bertanya dengan nada yang bergetar." aku masih setia dengan keterbungkamanku, enggan untuk membuka suara. Meskipun umurku masih terbilang muda, tapi aku tidak terlalu bodoh untuk mengetahui bahwa kerajaan kami sekarang sedang di serang.
"Tidak ada apa-apa sayang. Sebaiknya kita segera pergi ke ruang bawah tanah." Clariese tiba-tiba menghentikan langkahnya dan otomatis membuat langkah kami terhenti, aku menatap datar ke arahnya.
"Tapi ayah-"
"Dia akan baik-baik saja." aku langsung memotong ucapannya. Ibu terlihat menatapku tidak percaya, terkejut mungkin karena akulah yang berbicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream World [END]
FantasiaApa semua ini nyata? Apakah semua yang terjadi padaku akhir-akhir ini nyata? Tidak pernah terpikir olehku kalau semua ini akan terjadi. Terjebak di dunia yang bahkan aku sendiri tidak tahu kalau itu ada. Oneyra... Tempat yang kudatangi setelah kegel...