Terik sinar matahari menerobos masuk melalui celah-celah dedaunan, angin bertiup dan menggoyangkan pepohonan disini. Aku terbangun dan mendapati diriku duduk bersandar di bawah salah satu pohon yang ada disini. Di depanku terdapat hamparan padang rumput hijau yang sangat indah. Huh...suasana disini sangat nyaman. Rasanya tempat ini sangat familiar, tapi aku masih tidak ingat dengan tempat ini.
Cuaca hari ini sangat cerah, langit biru yang dibeberapa tempat tertutupi oleh awan dengan berbagai macam bentuk. Burung-burung beterbangan kesana kemari dengan bebasnya. Kakiku tergerak untuk berlari dan berputar putas di hamparan padang rumput itu. Aku berputar putar di bawah langit biru ini. Entah kenapa aku merasa...bahagia.
"Hahaha..." aku tertawa lepas saat ada beberapa ekor burung yang terbang di dekatku. Aku sudah lupa kapan terakhir kali aku bisa tertawa lepas seperti ini. 'Mungkin sebelum dia pergi'. Tawaku seketika menghilang, senyuman yang menghiasi wajahku kini memudar meninggalkan sebuah lengkungan yang mengarah kebawah. Aku kembali mengingat kejadian itu, kejadian yang meninggalkan kepedihan yang sangat mendalam.
Sreekk...
Aku langsung membalikkan tubuhku saat mendengar sesuatu dibelakangku. Aku terlonjak kaget saat seseorang tiba tiba berdiri dibelakangku. Dia mengangkat tangan kanannya kearahku. Reflek, aku langsung menarik tangannya dan memelintirnya kebelakang. Dia meringis kesakitan.
"Aww...le...lepaskan lyz" aku terkejut saat dia menyebutkan namaku. 'Darimana dia tahu?'
"Aku akan menjelaskannya, tapi lepaskan dulu tanganku" katanya. Sepertinya dia menyadari gelagatku yang kebingungan. Akupun melepaskan tangannya dan berdiri menjauhinya.
"Cepat jelaskan" aku memasang sikap waspada kalau saja orang ini tiba tiba menyerangku.
"Ayolah lyz...tidak mungkin orang setampan diriku ini adalah orang jahat" katanya sambil terkekeh pelan. 'Cih...percaya diri sekali orang ini'.
"Siapa kau?" tanyaku dengan nada dingin. Aku sebenarnya malas berurusan dengan orang ini, tapi aku juga penasaran apa maunya denganku dan darimana dia bisa mengetahui namaku.
"Perkenalkan aku Luxtuary, kau bisa memanggilku Lux. Dan kau pasti Wellyz" katanya lalu dia mengulurkan tangannya kearahku. Aku membiarkan tangannya diam diudara tanpa kusambut, aku masih ragu dengan orang asing ini. Aku berpikir beberapa saat dan akhirnya aku menyambut uluran tangannya itu.
"Iya aku Wellyz. Wellyz Handorson" sahutku dengan malas. Ia tersenyum dan masih belum melepaskan tanganku. Aku mulai risih dengan keadaan ini. Aku melihatnya dengan tatapan yang seolah berkata 'lepaskan tanganku!'. Sepertinya dia mengerti maksud tatapanku barusan. Diapun menarik tangannya dengan cepat kemudian tersenyum kikuk.
"Mm...Maaf" katanya. Aku tidak menanggapinya dan hanya memutar bola mataku malas. Tidak ada yang membuka pembicaraan diantara kami. Aku terlalu malas untuk berbicara jadi akan kutunggu sampai dia yang memulai pembicaraan.
Lama aku menunggu tapi tidak ada sepatah katapun yang terlontar dari mulutnya. Aku bosan dan memutuskan untuk berkeliling di tempat ini. Namun baru saja aku hendak berbalik dan meninggalkannya, aku merasakan ada sebuah tangan yang mencekal tanganku.
"Ikutlah denganku" katanya lalu melepaskan cekalan tangannya dan berjalan kearah yang berlawanan. Aku bingung harus mempercayainya atau tidak, tapi kakiku justru bergerak untuk mengikutinya. Aku terus berjalan mengikutinya tanpa berbicara sepatah katapun.
'Orang aneh, apakah dia adalah seorang penculik yang ditugaskan untuk menculikku, atau dia adalah seorang iblis yang menyamar menjadi lelaki tampan untuk bisa mengelabuiku dan akhirnya dia akan membunuhku untuk ritual keabadiannya, atau dia seorang-'
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream World [END]
FantasyApa semua ini nyata? Apakah semua yang terjadi padaku akhir-akhir ini nyata? Tidak pernah terpikir olehku kalau semua ini akan terjadi. Terjebak di dunia yang bahkan aku sendiri tidak tahu kalau itu ada. Oneyra... Tempat yang kudatangi setelah kegel...