"Veronica cepatlah, nanti kita terlambat" ucap Zelfia untuk ke sekian kalinya karena Veronica tak kunjung keluar dari kamarnya.
Sudah beberapa menit Zelfia dan Wellyz duduk di sofa yang ada di ruang tamu sambil menunggu Veronica agar bisa berkumpul untuk sarapan bersama di kantin academy.
"Tunggulah sebentar lagi" seru Veronica dari dalam kamarnya.
Zelfia mencebik dan menghela nafas kasar saat mendengar jawaban itu lagi, berbeda dengan Wellyz yang hanya duduk tanpa mengomentari apapun.
Saat pertama kali melihat Zelfia, mereka mengira bahwa gadis itu adalah tipe yang pemalu, terlihat dari tingkahnya yang hanya menunduk saat mereka mengobrol. Namun kecanggungan di antara mereka sedikit demi sedikit menghilang setelah beberapa jam menghabiskan waktu bersama. Ternyata Zelfia tidak sepemalu seperti yang mereka pikir pada awalnya.
Wellyz yang dari tadi diam sekarang mulai memperhatikan Zelfia yang terlihat kesal dengan pipi yang dikembungkan dan juga lengan yang terlipat di depan dadanya. Manik amber miliknya tidak sengaja melihat sesuatu yang ada di dahi Zelfia, sebuah simbol berbentuk segitiga pudar tercetak di dahinya.
"Zelfia, apa yang ada di dahimu itu?" tanya Wellyz sambil menunjuk dahinya. Zelfia langsung mengusap tanda yang di maksud oleh Wellyz dan tersenyum samar.
"Hmm...hanya tanda lahir biasa.Bukan sesuatu yang penting" Wellyz mengerutkan dahinya, tidak mengerti maksud dari ucapan Zelfia.
Cklek...
"Aku sudah selesai" Veronica akhirnya keluar juga dari kamarnya dengan menggunakan pakaian resmi dari academy ini, pakaian yang sama dengan yang dipakai oleh Wellyz dan juga Zelfia. Kemeja putih lengan panjang dan sweater lengan pendek berwarna biru gelap dengan garis putih di sekitar leher dan juga lengannya, dasi berwarna biru gelap yang senada dengan warna rok yang mereka kenakan, kemudian dibalut oleh jubah berwarna merah pada bagian dalamnya dan berwarna hitam pada bagian luarnya.
"Kalau begitu ayo kita pergi sekarang" ujar Wellyz kemudian melangkah keluar kamar disusul oleh Veronica dan Zelfia. Mereka kini berjalan sambil mengobrol ringan menuju ke kantin academy untuk sarapan.
Brukk...
Saat melewati belokan, Zelfia yang tidak terlalu memperhatikan jalan tidak sengaja menabrak seseorang sehingga menyebabkan tubuhnya terdorong ke belakang dan hampir terjatuh kalau saja Wellyz yang ada di belakangnya tidak menahannya.
"Hey perhatikan langkahmu" bentak orang yang baru saja ditabrak oleh Zelfia.
"M...maaf, aku tidak sengaja" ucap Zelfia menunduk. Namun tiba-tiba dua orang yang datang bersama orang yang ditabrak oleh Zelfia mendorong nya hingga terjatuh di hadapan orang itu.
"Beginilah seharusnya sikapmu saat meminta maaf kepada Nona Abie" ucap salah satu dari mereka. Wellyz dan Veronica yang melihat temannya diperlakukan seperti itu merasa tidak terima dan langsung membantu Zelfia untuk kembali berdiri.
"Kenapa kalian sangat kasar hah, dia hanya tidak sengaja menabrakmu" ujar Veronica sedikit meninggikan suaranya. Orang yang bernama Abei itu memutar bola matanya malas.
"Aku tidak mempunyai urusan dengan kalian berdua, urusanku hanya dengannya" ucapnya sambil menunjuk Zelfia yang masih menunduk.
"Zelfia sudah meminta maaf, apa itu tidak cukup untukmu?" tanya Wellyz datar. Abie kembali memutar bola matanya dan mengumpat kesal.
"Cih...ayo kita pergi. Aku muak berurusan dengan orang-orang payah ini" ujarnya angkuh kemudian berjalan bersama kedua orang yang sedari tadi mengekorinya dan dengan sengaja ia menabrak tubuh Zelfia dan membuatnya terdorong ke samping. Veronica ingin meneriaki Abie yang berlalu dengan sombongnya, namun niatnya ia urungkan tatkala Wellyz menepuk bahunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream World [END]
FantasyApa semua ini nyata? Apakah semua yang terjadi padaku akhir-akhir ini nyata? Tidak pernah terpikir olehku kalau semua ini akan terjadi. Terjebak di dunia yang bahkan aku sendiri tidak tahu kalau itu ada. Oneyra... Tempat yang kudatangi setelah kegel...