Part 11 - Battle

333 32 3
                                    

"Apa kau siap, Wellyz?"

"Lebih dari siap"

Pertarunganku dimulai, di sekeliling arena kemudian muncul dinding tipis teransparan yang berfungsi untuk mencegah kekuatan kami agar tidak keluar dari arena. Aku langsung mengambil jarak darinya untuk berjaga-jaga karena aku masih belum mengetahui kekuatannya, melihat Qeiron yang sepertinya tidak ingin mengeluarkan kekuatannya terlebih dahulu membuatku berinisiatif untuk menyerangnya.

Aku kemudian mengeluarkan kekuatan yang sudah kulatih seminggu belakangan ini, udara yang berbentuk seperti cambuk panjang langsung melesat dan mengarah tepat ke arahnya.

Qeiron terlihat tidak bergeming dan masih berdiri di tempatnya tanpa menghindari kekuatanku. Beberapa senti lagi cambuk itu akan mengenainya, namun sepertinya itu tidak akan terjadi karena cambuk itu seketika memudar dan perlahan lahan menghilang.

Aku menatapnya terkejut, begitupun dengan semua siswa yang sedang menonton pertandingan ini. Well, ternyata dia lawan yang kuat, aku berpikir sejenak untuk mengetahui apa sebenarnya kekuatannya. Namun, belum sempat aku mendapatkan jawabannya, tiba-tiba saja tanah yang ku pijak, lebih tepatnya, tanah yang ada di arena ini mendadak menjadi terlapisi oleh es.

Tanah di bawahku menjadi sangat licin dan membuatku terpeleset dan kemudian terjatuh dengan cukup keras.

Sial aku memegang lengan kiriku yang terasa sakit karena terjatuh. Mencoba bangkit dan menyeimbangkan diriku agar tidak terjatuh lagi, aku berusaha menyerangnya kembali menggunakan kekuatanku dan mengamatinya agar tahu kekuatannya.

Di luar dugaanku, tubuh Qeiron tiba- tiba saja langsung menghilang tepat setelah dia menuangkan cairan bening dari dalam botol yang di bawanya ke tubuhnya. Oh aku mengerti sekarang.

"Ternyata kau Posion Maker"

"Akhirnya kau mengetahuinya" Qeiron benar, sekarang aku sudah tahu kekuatannya, tetapi sekarang aku memiliki masalah lain, bagaimana caraku mengalahkannya saat aku bahkan tidak bisa melihatnya dan ditambah dengan lapisan es ini membuatku kesulitan bergerak.

Aku kembali terjatuh karena sesuatu terasa seperti mengenai kakiku. Sial, kalau seperti ini terus, aku tidak akan bisa mengalahkannya. Aku berpikir tentang bagaimana caraku untuk mengalahkannya, dan sepertinya keberuntungan sedang berpihak padaku, sebuah pemikiran yang membantu tiba-tiba saja terlintas di pikiranku.

Aku kemudian membentuk kekuatanku menjadi padat kemudian menaikinya. Aku kemudian mengeluarkan elftube dari saku jubahku dan langsung memencep tombolnya.

"Flame, bantu aku" ucapku saat Flame sudah ada di hadapanku, tanpa menunggu waktu yang lama, kini Flame sudah mengeluarkan kekuatannya dan membuat es yang melapisi arena mencair.

"Terima kasih Flame" aku tersenyum ke arahnya.

"Tidak masalah" dan Flame akhirnya menghilang dari hadapanku, aku kemudian memasukkan elftube ke dalam jubahku sebelum aku melepaskan kekuatanku dan kembali memijak tanah. Karena belum terlalu menguasainya, kejadian waktu itu terulang kembali, kekuatanku terlepas dengan tidak baik dan menyebabkan angin berhembus keras di sekitarku.

"Akkh..." aku membalikan tubuhku dan merasa terkejut saat melihat efek dari ramuan transparannya sudah menghilang, dan kini tubuh Qeiron terhempas ke dinding pelindung arena yang membuatnya meringis pelan.

"Sepertinya efek ramuanmu sudah menghilang" aku menatapnya yang masih mengerang dan memegang lengannya, sepertinya dia merasakan apa yang kurasakan tadi.

Aku kemudian mengeluarkan sebuah panah angin yang langsung mengarah ke arahnya. Qeiron terkena seranganku dan terhempas ke dinding pelindung arena, lagi.

Dream World [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang