Chapter 7

32 4 0
                                    

Biasakan vote sebelum membaca :)

"Jangan ngeblush gitu. Gue lembut karena gue gak mau jadi pengecut,kasarnya sama cewek. Jangan baper lah. Gak bakal ada yang tanggung jawab"

- Bintang


                             *****

        Bintang,rendy,dan dima berjalan menuju ke kantin. Suasana kantin saat ini tidak terlalu ramai. Lagipula ini adalah jam pelajaran,kelas mereka saja yang saat ini sedang jam kosong. Makanya pada ke kantin.

Sementara rasi dan dera tidak mau ikut. Mereka berada didalam kelas bersama anak perempuan lainnya untuk merumpi.

"Kalo gue pikir-pikir ya bin,rasi itu kek suka juga sama lo"

Bintang menatap ke arah dima yang sedang menyeruput airnya. "Tau darimana lo?"

"Nebak aja sih". Rendy menatap kesekeliling kantin. Dan tak sengaja tatapannya mengarah pada satu objek yang duduk di pojokan kantin.

Rendy menyipitkan matanya,dan menatap tajam orang tersebut. ''Itu devin kan?"

"Mana?" Bintang dan dima celingak-celinguk mencarinya. Rendy mengarahkan jarinya ke devin dan barulah mereka menatap devin dari jauh.

"Revan gak itu"

"Gak mungkin revan. Kemarin gue ketemu sama dia,potongan rambutnya lebih tipis lagi dari ini"

Mereka menatap devin yang saat ini sedang duduk berdua dengan seorang cewek. Siapa lagi kalau bukan rasya.

"Kemarin,gue liat devin pulang sama rasya"

Dima menatap bintang "Terus?lo laporin sama rasi gak?"

"Ya kali. Yang ada nanti hubungan mereka tambah hancur lagi"

"Emang sebelumnya pernah hancur?" Pertanyaan rendy membuat bintang menatapnya. Rendy hanya membalas tatapan bintang dengan datar. Lalu ia menyeruput kembali es jeruk yang dipesannya.

"Mereka ada hubungan apa?"

Dima hanya mengendikkan bahunya. Tak lama devin dan rasya berdiri. Mereka berhenti untuk membeli makanan yang ada di depan rendy,bintang,dan dima duduk. Entah suatu keberuntungan apa,mereka dapat mendengar dengan jelas percakapan antara devin dan rasya.

"Dev,aku mau satenya lima ribu aja ya" Suara rasya yang sok imut membuat mereka menatap jijik ke arahnya.

"Yaudah serah lo"

"Mmm...dev abis ini kita perpus yuk . Aku mau pinjem novel disana. Temenin ya?"

"Gue mau kekelas rasi. Udah ada janji sama rasi mau makan bareng"

"Oohh,ayolahh dev. Bentar aja"

Devin mendengus malas. Ia tidak menghiraukan ucapan rasya yang terus saja merengek disampingnya.

"Dev,bentar aja. Lagian kan rasi bisa juga makan sendiri"

Devin tetap diam tak menghiraukan apa yang rasya ucapkan. Tidak tahan lagi mendengar ocehan manja yang keluar dari mulut rasya,rendy berdiri menghampiri rasya dan devin berada.

"Seharusnya yang ngomong kayak gitu tuh rasi. Lo yang harusnya bisa keperpus sendiri. Devin itu pacar rasi,bukan pacar lo"

Rasya membulatkan matanya. Sedari tadi ia tidak mengetahui bahwa ada teman-teman sekelas rasi. Rasya menundukkan kepalanya malu. Bintang berdiri dan menarik lembut dagu rasya.

"Cantik. Tapi,lebih cantik lagi saat lo gak bersikap kayak gini. Jangan egois. Dia bukan milik lo,jadi paham-paham ajalah dengan posisi lo"

Bintang melepaskan tangannya dari dagu rasya. Pipi rasya memerah akibat ulah bintang yang dibilang terlalu romantis mungkin? Ya,dalam ilusi rasya pastinya.

"Jangan ngeblush gitu. Gue lembut karena gue gak mau jadi pengecut,kasarnya sama cewek. Jangan baper lah. Gak bakal ada yang tanggung jawab"

Rasya menunduk malu,ia merasa di pojokkan dengan 2 orang lelaki yang notaben nya adalah senior rasya.

"Udah sana,katanya mau ke perpus minjem buku. Kok gak pergi-pergi? Kenapa,mau ditemanin juga?"

"Eng--enggak kak dima"

"Baguslah"

Rasya pergi meninggalkan mereka. Tersisalah devin yang sedang memegang sate pesanan rasya.

"Buat siapa?" Rendy menunjuk sate yang sedang dipegang oleh devin.

"Dia punya tadi"

"Yaudah kasi sono" Rendy mendorong pelan bahu devin.

"Gak mau,nanti dia ngikut gue lagi"

"Kalo gak mau yaudah buat gue aja"

Bintang langsung saja merampas sate yang berada ditangan devin. Devin hanya diam,lalu ia menatap rendy.

"Semalam lo bawa rasi kemana?"

"Kemana emangnya?"

"Mana gue tau lah. Kan lo yang bawa"

"Oh itu" kerah baju rendy langsung saja ditarik oleh devin. Devin menatap tajam ke arah rendy,sedangkan rendy masih saja bersikap santai dengan wajah yang datar.

"Gue peringatin buat lo untuk  pertama dan terakhir kalinya. Jangan sentuh pacar gue. Dia cuma milik gue,gak ada orang lain lagi yang pantas sama dia selain gue."

"Dia bukan milik lo. Kalian belum terikat sakral"

"Tamat sekolah nanti"

"Dia tamat duluan daripada lo"

Devin semakin menarik kuat ujung kerah baju rendy. "Gue tahu lo senior gue. Tapi gue gak suka lo kayak gini."

"Oh ya? Gue gak peduli"

Devin semakin mengeratkan genggamannya. Wajahnya semakin merah seperkian detiknya tangan kanan devin yang terkepal melayang di udara.

BUGHH

"RASI"

*****

Terima kasih telah membaca. Jangan lupa vote dan comments ya.

Maaf jika terdapat kesalahan penulisan.

See you next chap ya....

Unexpressed Feelings [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang