Biasakan vote sebelum membaca :)
Dibalik diamnya seseorang,tersimpan sebuah perasaan. Bisa jadi itu cinta,atau luka akibat cinta.
- Author.
*****
Rasi berbaring tengkurap diatas kasur empuk. Ia sedang menunggu telepon masuk dari rendy. Sedari tadi menunggu tapi tak kunjung ada. Padahal rendy berjanji akan menelponnya malam ini.Saat rasi ingin memulai terlebih dahulu,rendy menelpon rasi.
"Halo?"
Terdengar suara orang tertawa di balik sana,tepatnya dalam ponsel itu. Rasi kebingungan,lalu ia melihat ponselnya dan ternyata rendy melakukan video call bukan panggilan biasa.
Maka itu ia mendengar rendy tertawa saat rasi meletakkan ponsel ditelinganya.
"Telinga lo kotor banget. Bersihin kek,kotorannya pada nempel tu. Banyak banget ra"
Rendy tertawa lebih keras lagi hingga matanya menjadi satu garis lurus.
"Yee lo juga. Kata lo tadi kan cuma mau nelpon aja. Lo gak ada bilang mau vidcall. Ya gue kan gak tau"
"Abisnya gue rindu sama lo. Udah seminggu ini gak liat muka lo."
Rasi mengerutkan dahinya lalu tersenyum ke arah rendy. "Makanya buruan cari pacar. Biar gak ada kata rindu-rindu lagi keluar dari mulut lo. Bosen gue dengarnya. Rindunya lo selalu gak jelas lagi."
Dapat dilihat rendy hanya tersenyum saja tanpa membalas ucapan rasi. Rendy selalu begitu. Selalu berkata rindu. Tapi tak jelas asal usul rindu itu.
Saat ditawarkan wanita,ia menolak. Saat ditanya kenapa ia bungkam. Sempat dulu dima mengejeknya gay dan dibalas dingin oleh rendy "Kalo gue gay,udah lama ko gue cocol"
Sejak saat itu dima tidak lagi berkata bahwa rendy gay. Entah apa alasannya,yang jelas itu tidak terlalu penting.
"Ren,cari pacar deh buruan. Kasian kan ngejomblo"
"Males. Gak asik"
"Asik kali ren,lo aja yang belum nyoba"
"Ntar aja."
"Kapan?"
"Kapan-kapan"
"Kapan-kapan bisa gak terjadi"
Rendy membuang muka ke arah lain dengan masih tersenyum. Manis sekali. Walau ia tidak mempunyai lesung pipi seperti bintang,tapi rendy cukup manis untuk dilihat.
"Gue bisa bantu lo buat dapat cewek yang pas sama kriteria lo"
"Emang lo tahu kriteria gue kek gimana? Gue aja gak pernah cerita"
"Ya tahu lah. Dari sifat lo aja gue dapat tahu,gimana kriteria perempuan yang patut berada di samping lo"
"Kalo cewek kayak lo patut gak berada disamping gue?"
"Bisa jadi. Mungkin iya atau gak"
Rendy hanya mangut-mangut saja. Tingkahnya yang berbeda membuat rasi heran. Sedari tadi rendy seperti ingin berbicara sesuatu. Tapi,terus ia tahan. Dan rasi sengaja tidak menyuruhnya bicara.
Biarkan dia bicara sendiri sama lo rasi. Gak perlu lo suruh atau paksa. Kalo memang benar dia percaya sama lo pasti dia bakal cerita semuanya sama lo tanpa perlu disuruh. Guman rasi dalam hatinya.
Rasi tersenyum menatap rendy dilayar ponselnya. Saat rasi ingin membuka suara memulai percakapan lagi,rendy juga ingin melakukan hal yang sama. Dan mereka sama-sama terdiam.
"Lo duluan deh ren"
"Gak deh,lo aja. Kayaknya lo lebih penting"
Rasi hanya menanggukkan kepalanya. Lalu ia memulai percakapan lagi bersama rendy.
"Gue mau beliin seseorang itu oleh-oleh. Dia ganteng,baik,putih dan temen gue sendiri"
"Hah? Yang bener? Siapa?"
Rendy tampak bersemangat sekali. Seperti mendapat juara 1 disekolah. Suaranya girang sekali.
"Bintang"
Rendy diam. Wajahnya berubah datar lalu tersenyum kembali.
"Baguslah. Tapi kan,bintang ada disana."
"Iya. Gue mau ngasinya pas di jakarta aja nanti"
Rendy hanya menganggukkan kepalanya. Lalu ia menatap lurus ke arah rasi dengan masih tersenyum.
"Gue udah tebak hal ini pasti bakalan terjadi"
"Hal apa?"
"Lo,bintang,dan...udah kalian aja"
"Yeaa begitu lah"
Rasi mengambil sebuah kertas dan pena yang ada disampingnya.
"Buat apa ra?"
"Bagusnya beliin bintang apa?"
"Lo pergi ke distro,cari baju kaos CPDK warna hitam. Itu,pasti bintang suka."
Rasi mencatatnya di kertas selembar itu. Lalu di lipatnya dan di masukkan kedalam kocek jaketnya.
"Makasih ren"Rendy tersenyum menatap rasi. Lalu ia memalingkan wajahnya lagi. Tampak diam dan hening sebentar lalu kembali normal lagi saat rendy membuka suara.
"Lo harus cepat-cepat pulang ke jakarta. Soalnya ada orang yang rindu dan nitip barangnya sama gue buat lo. Dan semoga liburan lo menyenangkan ya. Dan gue pengen banget dengar cerita lo tentang alam temen baru lo itu. Tapi,maaf ra gue harus pamit. Gue mau pergi ke rumah tante. Ada acara keluarga soalnya."
"Oh yaudah. Hati-hati dan thanks ya ren. Dan gue bakal cerita sama lo tentang liburan menyenangkan gue disini. Dan lo harus siap dengerinnya."
Rendy menunjukkan jempolnya tanda oke kepada rasi. Setelah itu layar ponsel rasi kembali seperti semula. Menampilkan obrolan chat rasi dengan rendy.
"Makasih ren,lo sahabat gue yang paling perhatian banget sama gue."
*****
Terima Kasih telah membaca :)
Jangan lupa vote dan comments yaSorry jika ada typo.
See you next chapt yaa...
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpressed Feelings [On Going]
Teen FictionRasi Anantawari,seorang pelajar kelas 12 yang jatuh hati pada sahabatnya sendiri yaitu Bintang Fakhri Albar. Bintang tidak menyadarinya,sehingga membuat rasi berusaha untuk berhenti menyukai bintang. Dan saat rasi telah berhasil,ia dikejutkan denga...