Chapter 19

33 6 0
                                    

Biasakan vote sebelum membaca :)

"Ren,lo tu cuma cowok puber yang belum paham pasal hati dan perasaan."

- Rasi

*****

          Bel pergantian jam berbunyi. Kelas rasi yang kebetulan saat ini gurunya sedang tak masuk pun tampak sedikit ribut.

Pelajaran kosong,guru tidak masuk,dan tanpa tugas adalah surga dunia bagi para pelajar.

Rasi izin pamit ke toilet dengan dera. Dera menawarkan agar ia temani,tapi rasi tak mau. Ia tetap ingin pergi sendiri dan membiarkan dera membaca novel.

Saat berada pada pertikungan kelas,tiba-tiba saja tangan rasi ditarik oleh seseorang yang membuatnya hampir terjatuh kebelakang.

"Rendy?"

Rendy berdiri tegak dengan kedua
tangan yang dimasukkan ke saku celana menatap rasi dengan saksama.

"Lo secara gak langsung,udah nyakitin 2 perasaan orang yang tulus sayang sama lo ra."

Tanpa basa-basi lagi rendy langsung saja menuju pada topik pembahasannya. Rasi dengan wajah kebingungan menatap rendy yang tampak datar - datar saja wajahnya.

"2? Siapa? Bintang?Satu lagi?"

Rendy tak menjawab,ia membuang muka ke arah samping sambil menghembuskan nafasnya.

"Kok lo mau sih sama si brengsek itu ra? Dia itu jahat sama lo. Dia cinta lo karena fisik lo yang cantik dan nama lo yang terbilang tenar diluar sana. Dia cinta sama lo karena nafsu ra. Lo gak mikir ya,kalo lo itu dibodoh-bodohin sama dia. Dan lo mau-mau aja gitu? Ra gue tau lo sayang sama dia. Tapi,seenggaknya jaga harga diri lo juga ra. Lo secara gak langsung udah rendahin harga diri lo sebagai seorang cewek yang terkenal baik dan pintar."

Rendy menekankan kata baik dan pintar didepan wajah rasi. Wajah rasi tampak merah menahan marah. Ia mengepalkan kedua tangannya dengan sangat kuat hingga kuku jarinya memutih.

"Salah ya kalo gue lebih milih sama yang brengsek? Jatuh ya harga diri gue kalo pacaran sama yang brengsek? Iya?Iya Rendy?"

"Ra...-"

"Disini bukan devin yang jatuhin harga diri gue. Tapi lo. Lo yang nethink berlebihan pasal hubungan gue dan devin. Ini hidup gue,apapun yang berkaitan gak ada untung ruginya sama hidup lo. Gue tahu,lo gak mau gue jatuh lagi untuk kesekian kalinya kan? Sebagai sahabat yang baik lo pasti gak mau kalo gue bakal disakitin lagi sama dia kan? Gue paham maksud lo ren. Tapi,yang gak gue pahami itu jalan pikiran lo yang selalu rendahin devin dan nyudutin dia tanpa alasan yang jelas. Kalo sekadar brengsek pun,semua cowok juga brengsek. Ya kan? Ren,lo tu cuma cowok puber yanyg belum paham pasal hati dan perasaan. Lo gak paham yang kayak begituan. Dan lo gak pantes nyeramahin gue dengan beralaskan kalo dengan devin gue bakal jadi cewek bodoh yang rela harga diri turun. Lo tau,sibrengsek yang lo dan kalian semua sebut itu pacar gue. Gue sahabat kalian. Tapi,kalian ngerendahin pacar sahabat kalian sendiri depan orangnya? Ada otak gak lo?"

"Gue cuma mau yang terbaik buat lo bangsat" Rendy menaikkan suaranya tinggi kedepan wajah rasi.

Rasi yang baru pertama kali diginikan pun terkejut. Ia tidak pernah dibentak sekeras ini.

Dan ia juga tak pernah lihat rendy semarah ini. Dengan membentak dan berucap kasar depan wajahnya.

Tanpa disengaja,air matanya jatuh perlahan-lahan membasahi pipi rasi.

"Lo adalah cewek yang dibutakan dengan cinta. Sayang boleh,tapi jangan sampai rasa sayang lo itu dimainin sama orang yang lo sayang. Dan gue benci sama ORANG YANG LO SAYANG"

Rendy meninju dinding tepat disebelah telinga kanan rasi. Suara denging pun masih melekat jelas di telinga rasi.

Setelah itu,rendy pergi meninggalkan rasi yang berdiri sendirian sambil menangis.

Ia bingung kenapa rendy bisa semarah ini. Kenapa rendy bisa sekasar ini padanya.

Ditatapnya tembok bekas tinjuan rendy. Disana membekas cairan berwarna merah yang kental. Itu adalah darah rendy.

Air mata rasi semakin kuat keluar dan membasahi pipinya dengan amat basah. Ia terduduk lemas dibawah dengan sambil menundukkan kepalanya.

"Kenapa yang brengsek pintar banget bikin nyaman?"

*****

Terima Kasih telah membaca :)
Jangan lupa vote dan comments ya
Sorry jika ada typo :)

Janga lupa buat selalu nunggu updatetannya ya :)

See you next chapt ya...

Unexpressed Feelings [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang