Chapter 15

25 7 0
                                    

Biasakan vote sebelum membaca :)

"Udara nya dingin. Gue tahu kok lo pasti kedingin. Jadi,tangan lo itu harus diapit kayak gini. Biar dinginnya pindah ke gue aja. Jangan di lo"

- Bintang

*****

         Rasi berdiri di tepi pantai dengan terpaan angin malam yang sangat dingin. Ditemani dengan 3 teman peneman suasana. Dima,bintang,dan giaz.

* Flashback

"Long time no see ya ra"

Rasi terkejut saat tiba-tiba saja matanya ditutup oleh seseorang. Perlahan-lahan,rasi mendengar derap langkah seseorang yang semakin mendekat.

Tutupan mata itu pun semakin lama semakin melemah. Hingga akhirnya terlepas.

"HAI RASI"

Ucapan serempak 3 orang lelaki yang kini berada di hadapannya. Dima,bintang,dan giaz.

Masih dengan ekspresi tidak percaya,rasi menatap satu persatu dari bawah naik ke atas.

"Lo liat apa ra? Sangkar gue lagi di tutup. Lo mau buka? Sekalian main-main sama isinya"

Bintang langsung saja memukul kepala dima dengan air mineral yang ada di tangannya. Dima memang tidak tahu malu. Dengan santainya ia berkata seperti itu pada rasi. Rasi menatap jijik kearah dima yang sedang kesakitan sekarang.

Sedangkan giaz tertawa terpingkal-pingkal melihat ekspresi dima yang merengut sambil mengusap kepalanya.

Keberadaan mereka menjadi pusat perhatian pengunjung cafe. Bagaimana tidak 3 pria tampan sedang berdiri mengelilingi satu wanita cantik dengan tawa yang sangat indah sekali untuk di dengar.

"Kalian kok bisa ada disini sih? Dan kak giaz juga"

"Kalo lo mau tau jawabannya,malam ini kita keluar bisa? Kita ketemu di pusat kota tepi pantainya. Disana kalo malam enak."

"Oke"

* Flashback off

Dan disinilah mereka berada. Duduk di atas pasir putih yang langsung diterpa angin.

"Jadi?"

Rasi menatap bintang meminta penjelasan darinya. "Kita udah 2 hari disini,dan kalo dihitung hari ini udah jadi 3 hari"

"Kok gak ngasi tahu gue?"

"Kalo dikasi tau,gak suprise lagi dong"

Rasi hanya mengangguk-anggukkan kepalanya mendengar ucapan bintang.

"Kak giaz? Kok ada disini?"

"Kita nginep dirumah tante giaz. Dan gue juga yakin lo pasti kenal giaz. Emang gak terlalu dekat sih,tapi pasti kenal ya kan?"

"Panggil gue biasa aja. Giaz. Gak perlu embel-embel kakak atau apalah. Gue gak suka. Anggap aja gue setara sama kalian"

Rasi tersenyum menatap giaz. Mereka memang sudah saling kenal namun tidak terlalu dekat. Dan hari ini,rasi akan mendapat tambahan teman baru lagi. Giaz. Bukan kakak atau apalah. Tapi giaz.

"Kita pengen ngerayain tahun baru dan liburan bareng lo disini."

"Rendy mana bin? Dia gak ikut?''

"Gak. Rendy gak tahu. Kita mendadak soalnya."

Dima berdiri dan langsung menghadap ke arah rasi. "Mending kita foto bareng. Upload ke grup. Pasti pada iri si rendy. Dia kan gak liburan kemana-mana tahun ini"

Mereka semua berdiri lalu berfoto bersama dengan ekspresi konyol. Dan menguploadnya di grup chat. mereka.

"Kayaknya member grup kita nambah lagi deh satu"

Dima menunjukkan arah matanya ke arah giaz. "Oh iya,nambah satu lagi. Giaz,gue udah masukin lo ke grup. Terima dong"

Bintang menatap rasi,lalu ia menggenggam tangan rasi. Rasi sempat tersentak saat bintang menggenggam tangannya.

"Udara nya dingin. Gue tahu kok lo pasti kedingin. Jadi,tangan lo itu harus diapit kayak gini. Biar dinginnya pindah ke gue aja. Jangan di lo"

Bintang tersenyum manis,bahkan sangat manis sekali hingga lesung pipinya timbul.

Lalu ia memandang ke arah hamparan lautan yang luas masih dengan tersenyum dan tangan yang menggenggam erat tangan rasi.

"Yaz,udara sini dingin ya. Gue kedinginan. Genggam juga dong tangan gue biar gak kedinginan. Kayak rasi,di genggam bintang"

Giaz menatap jijik dima dan langsung berpindah tempat disamping bintang.

"Gue juga dingin bego. Kalo bintang sanggup nahan dinginnya rasi,sedangkan gue gak. Gue gak kuat nahan dinginnya tangan lo"

Giaz menatap marah ke arah dima. Sedangkan dima masih saja bersifat konyol sok imut.

"Ayolah. Berbagi itu lebih indah."

"Bin,kalo mau genggam itu jangan yang kanan aja. Kiri juga. Kalo sebelah aja nanti gak anget dong. Masih dingin"

Bintang berjalan kedepan rasi hingga mereka berhadapan. Lalu digenggamnya lagi tangan rasi yang sebelah kiri.

"Kayak gini masih dingin gak ra?"

"Sedikit"

Sekali sentak,bintang langsung saja menarik rasi ke pelukannya.

"Kayak gini masih dingin juga gak?"

Dan saat itulah rasi menahan nafas dengan wajah yang memerah. Seketika waktu berhenti berjalan dan rasi harap akan selamanya berhenti. Agar ia bisa terus merasa nyaman.

Karena sesungguhnya berada pada dekapan seseorang yang kita cintai akan terasa nyaman walau bagaimanapun bentuk tubuhnya.

*****

Terima Kasih telah membaca :)
Jangan lupa vote dan comments ya

Sorry jika ada typo :)

See you next chapt yaaa...

Unexpressed Feelings [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang