Chapter 18 (Devin cowok bullshit)

28 4 1
                                    

Biasakan vote sebelum membaca :)

"Balikan? Dalam kamus sejarah hidup gue gak ada yang namanya mungut sampah yang udah ada dalam tempatnya. Kenapa juga di buang kalo ujung-ujungnya di pungut lagi."

- Devin Restanta.

*****

Rasi POV

Aku berjalan menapaki tanah yang basah ini. Berjalan pelan sambil tunduk dengan kesendirian.

Terkadang aku heran sendiri,mengapa aku harus seperti ini? Marah tidak jelas. Mendiami orang yang ku sayang tanpa alasan yang jelas?

Entahlah,hati ini terus saja meminta marah. Tidak ingin di ajak berbaikan. Padahal raga sudah memaksa.

Dengan masih menunduk,aku berjalan lurus. Tiba-tiba saja kepala ku membentur sesuatu benda. Sepertinya aku menabrak seorang manusia.

Ku tegakkan kepala dan melihat apa yang ku tabrak. Lantas saja aku terlonjak kaget dan berjalan 2 langkah mundur ke belakang.

"Kalo lagi sedih,jangan menyendiri. Nanti sedihnya nambah lagi"

Aku menatap tak senang padanya. Siapa dia? Datang tiba-tiba setelah lama tak muncul. Dan bertingkah akrab seolah-olah peduli. Ya didepan ku ini berdiri seorang lelaki yang sangat tak ingin aku jumpai saat ini. Devin.

"Ngapain disini?"

Dia memasukkan kedua tangannya disaku celana dan menatapku intens. Jantungku berdebar kencang. Tatapan matanya masih sama. Hangat dan tenang,membawa kebahagiaan tersendiri untuk lawan bicaranya.

"Tadi niatnya pengen beli bakso depan kompleks rumah lo yang enak itu. Tapi tutup,gak jauh dari tempat gue berdiri gue lihat ada seekor gadis lagi jalan sendirian ditaman. Keliatannya dia sedih. Abisnya dia gak liat kedepan. Yang dia liat cuma kebawah"

Dia tertawa pelan yang terkesan garing tapi menarik. Diam-diam aku jatuh lagi pada pesonanya. Namun,cepat-cepat ku tepis sebelum dia kegeeran.

"Lain kali kalo jalan itu lihatnya kedepan ya jangan kebawah. Di depan ada masa depan lo. Lah yang dibawah itu cuma lubang masa lalu lo. Gak pantes lagi lo liat."

"Masa depan?"

Aku menaikkan sebelah alisku sambil menatapnya yang tersenyum. Sedari tadi dia banyak tersenyum. Entah apa tujuannya. Mungkin ingin tebar pesona kayak biasanya. Tapi,disini hanya ada aku. Taman ini lagi sepi. Pedagang juga tidak ada.

"Balikan sama gue kuy"

Dia menggenggam sebelah tanganku. Tangannya yang hangat membuat kedinginan yang ada jadi hilang seketika.

"Lo gila ya?"

Ku lepaskan tanganku dari genggamannya. Dan tangan itu aku letakkan diatas keningnya. Berniat memeriksa,apakah dia sedang dalam keadaan sakit atau tidak.

Author POV

Tangan rasi menempel pada kening devin. Dengan ekspresi rasi yang seperti orang kebingungan,devin lantas tertawa dalam hatinya melihat wajah rasi yang tampak imut dimatanya.

"Gak panas,tapi kok aneh ya?"

Devin langsung mencubit kedua pipi rasi. Dan rasi mengaduh kesakitan,tapi devin tidak menghiraukannya.

"Mau lo apa sih dev?" Dengan kesal rasi menatap devin yang tertawa melihat ekspresinya.

"Lo"

"Gila lo ya? Gue kira lo pura-pura. Ternyata bener,lo gila"

"Yaudah,bawa gue ke rumah sakit cinta"

"Mana ada Rumah sakit cinta,yang ada tu rumah sakit jiwa ogeb"

Devin tersenyum tulus menatap rasi. "Ada ra"

"Dimana?"

Devin berjalan mendekat ke arah rasi. Sedangkan rasi hanya terdiam. Kakinya seolah meminta diam dan tak ingin melangkah. Semakin dekat dan dekat,hingga jarak antara devin dan rasi menipis. Jantung rasi berdebar kencang saat devin berada dekat dengannya.

Debaran itu seakan tidak hilang. Berdetak dengan cepat dengan ritme tak beraturan. Mungkin devin mendengar debaran itu. Tapi,biarlah. Sekarang itu tak terlalu penting.

Ia menatap rasi dengan lembut dan mengisyaratkan agar rasi membalas hal yang sama juga.

"Depan gue"

Langsung saja ia memeluk rasi dengan erat. Rasi sempat terkejut mendapat pelukan devin yang sangat ia rindukan.

Dan pelukan yang sempat ia rasa tak akan didapatnya lagi namun salah.

Devin menyerukkan kepalanya diantara lekukan Leher rasi. Menghirup dalam-dalam aroma bunga lily yang selalu melekat di tubuh rasi.

"Gue rindu sama lo. Balikan ya sama gue"

Devin mengeratkan pelukannya pada rasi. Sedangkan rasi diam membeku tanpa membalas pelukan devin.

"Balikan? Dalam kamus sejarah hidup gue gak ada yang namanya mungut sampah yang udah ada dalam tempatnya. Kenapa juga di buang kalo ujung-ujungnya di pungut lagi."

"Yakin ni lo gak bakal balikan lagi sama mantan dev?"

"Yakinlah ogeb. Gue Devin Restanta cowok ganteng sejagat raya yang kecenya gak ada tanding gak bakalan mau mungut sampah. Sampah itu ya di buang. Bukan di pungut buat disimpan"

*****

Terima Kasih telah membaca :)
Jangan lupa vote dan comments ya

Sorry kalo ada typo :)

See you next chapt yaaa....

Unexpressed Feelings [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang