Jika yang ditakdirkan untuk mu itu aku
Kamu tidak akan bisa pergi kemana-mana-Diego Damara Zeco-
"Mantap bossque, mobil baru lo? " Jesie menyagil temannya lalu meletakan tas dibagian belakang taklupa memasang seat-belt
"Mau gak mau gue harus punya mobil, lo tau gue suka krenyem kalo sehari aja gak keluar " Ketus Valerie
Mereka berjalan menuju rumah sakit, disepanjang jalan mereka tertawa-tawa mengingat masa kecil. Bernyanyi seperti orang gila, lalu bersedih setelah lagu itu teracak menjadi melow. Sesampainya dirumah sakit, Mereka turun menuju pintu utama.
"Hai tante!! " Valerie berlari lalu memeluk erat Caroline, mama nya Jesie. Seperti melepaskan rindu anak kepada sang Mama
"Yaampun Valerie, makin cantik aja nak! Makin subur yaaa " ucap Caroline pada Valerie yang sudah seperti anak sendiri
Jesie tersenyum-senyum melihat kelakuan mereka berdua, taklama setelah itu handphone nya berdering dengan nada seperti memanggil.
"Jesie tinggal dulu ya, mau angkat telfon "
Caroline dan Valerie mengangguk tersenyum, lalu Jesie pergi menuju keluar. Entah Jesie terlalu lama mengangkat telfon, atau yang menelfon salah sambung Jesie langsung menghempaskan handphone nya masuk kedalam tas. Tidak sengaja ia melihat seperti sosok Diego melewati lorong rumah sakit, menuju ruang dokter. Jesie langsung berlari mengejar sosok itu.
Ia kehilangan sosok Diego, taklama setelah itu ia mendengar suara seperti pintu tertutup. Firasatnya Diego masuk kedalam ruangan itu, Jesie pun duduk takjauh dari ruangan yang diduganya terdapat Diego didalam sana.
Sudah sekitar setengah jam ia duduk menunggu, dan memantau. Lalu keluarlah dua orang laki-laki, yang satu mengenakan baju putih dan mengalungkan alat detak jantung dilehernya dan satunya lagi pria berbadan gemas. Ternyata ia benar Diego.
Dokter itu lalu pergi meninggalkan Diego taklupa memberikan tiga kantong plastik, seperti plastik yang berisi berbagai macam pil dan obat-obatan. Jesie mendekati Diego, taksengaja Jesie memegang erat tangan Diego.
"Lo sakit? " Tanya Jesie dengan menatap mata Diego
Diego terkejut melihat Jesie ada disamping nya saat ini. Mimpi apa ini, pertanda apa yang membuat Jesie berada disisinya saat ia melakukan chek-up. Ia semakin bertanya-tanya saat ia sadar tangannya sudah digenggam Jesie sedari tadi.
"Diego jawab! " Jesie menyentak dengan mata berkaca-kaca
"Lo ngapain disini? " Diego lalu melepaskan genggamam yang tanpa ia sadari membuat Jesie sadar
"Lo sakit? Itu obat apa? Kok lo keluar dari ruangan ini? Lo abis chek-up? Lo sakit apa go? " Tanya Jesie
Didalam hati Diego tersenyum, ia begitu senang mendengar puluhan kata yang keluar dari bibir manis Jesie
"Lo nanya apa ngomel sih? Gue fikir cuma disekolah telinga gue cukup sakit. Ternyata gak jauh beda sama diluar " Ketus Diego "Gue gak sakit, ini bukan obat gue " Diego lalu menatap mata Jesie dan berjalan pergi
Jesie menahan kepergian Diego, lagi-lagi ia memegang tangan Diego lalu berkata "Go, lo gakbisa bohong. Hidung lo berdarah, lo mimisan "

KAMU SEDANG MEMBACA
Before Anyone Else
Teen FictionJesie Andara Niesha, gadis remaja yang mengalami permasalahan sulit dalam cinta pertamanya, ingat. Cinta pertama Diego Damara Zeco, pria ketus keturunan London ini membuat dirinya menjadi berlika-liku karena masa percintaan nya dulu. Ia ingin mendap...