Disalah satu kafetaria nan jarang pengunjung, ia duduk disebuah meja disamping jendela kaca dengan setengah gelas air didepannya, sesekali ia mengambil cermin lipat dari dalam tas untuk diam-diam melatih senyum
Takselang beberapa lama, ia melihat sebuah mobil mewah berwarna maroon yang berusaha memperbaiki posisi parkirnya. Jesie berpaling dari jendela dan kembali menyesap teh miliknya dengan sedikit gula. Rosella tea sepertinya akan menjadi minuman favoritnya selamanya. Ia kembali memastikan pengendara mobil mewah itu sudah memarkirkan mobilnya
Jesie melewatkan adegan ketika si pengemudi membuka pintu dan berjalan ke arah kafetaria dengan gaya maskulin dan ditemani dengan satu bucket bunga digenggaman. Lelaki itu menghampiri meja tempat dimana Jesie sedang duduk menatap keluar kaca.
"Hi Jesie?" Sapa lelaki berpostur tegap. Jesie hanya melengkungkan senyum, dan kemudian bertanya dalam hati. Untuk siapa bucket itu. Diego kemudian menarik bangku yang berada dihadapan Jesie dan kemudian ia duduk dengan meletakan bunga nya diatas meja
Meja bundar kecil yang diisi penuh oleh bucket besarnya itu hanya mampu menopang segelas rosella tea milik Jesie
"Kau ingin pesan minum Diego?" Tanya Jesie
Diego menggelengkan kepalanya. "Ayo kita makan siang" ucapnya
Baru saja bertemu dengan ketidak sengajaan, Diego tanpa rasa canggung menawarkan ajakan makan siang. Sedangkan mereka kini berada didalam sebuah tempat makan pula
"Ayo kita makan siang?" Jesie mengulang pertanyaan lawan bicaranya
Yang tadinya menggeleng, kini Diego mengangguk
"Ini hanya sebuah kafe, tidak ada menu makanan. Only available some dessert, coffe or tea " ucap nya
Jesie terdiam linglung, ia membereskan helaian poni yang jatuh menutupi matanya
"Mungkin kita berjodoh, jadi kamu tidak boleh menolak ajakanku" ucapnya sekali lagi
Jesie kemudian memutarkan matanya, sejak kapan Diego bersikap bicara seformal itu
"Apa maksud lo?" Tanya Jesie
Diego tersenyum kekeh "Tadi gue gak sengaja kesini, dan gak sengaja ketemu lo disini"
"Mungkin kita berjodoh" tegasnya sekali lagi
Diego beranjak dari tempat duduknya "Jadi lo gak mau nemenin gue? Ayolah Jesie!!" Ia mengulurkan tangannya untuk membantu Jesie berdiri, Jesie taklupa mengambil clutch miliknya
Mereka menuju pintu keluar kafe itu, Jesie tersadar bahwa tangan Diego memegang pinggulnya sambil berjalan. Dilihatnya lah para karyawan dikafe itu sedang memperhatikannya
Mata Jesie membulat melihat kelakuan Diego yang kadang tanpa disadari membuatnya gemash. Mereka memasuki mobil elegant merah taklupa Diego mengeluarkan uang untuk membayar parkir
"Maksud lo gandeng pinggul gue apa?" Tanya Jesie sembari menatap Diego
Diego kemudian memutar balik badannya dengan maksud meletakan bunga diposisi tengah mereka. Karena mobil dua pintu itu tidak mampu menampung apapun hingga kebelakang
"Tapi lo suka kan?" Ujarnya. Jesie terenyah dari malunya
Mobil itu langsung dilajukan kencang dengan Diego, dengan posisi senyum yang merekah dari bibir keduanya. Ntah tempat makan mana yang ingin ia tuju
"Gak akan ada yang marah kalo gue anter lo pulang malem kan?" Diego mengedipkan sebelah matanya saat ia melihat Jesie
"Gakbisa! Mobil gue masih diparkiran" ujar Jesie "Satu atau dua jam bisa aja gue tinggal. Tapi gue gakmau buang uang cuma buat bayar parkir berjam-jam!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Before Anyone Else
Novela JuvenilJesie Andara Niesha, gadis remaja yang mengalami permasalahan sulit dalam cinta pertamanya, ingat. Cinta pertama Diego Damara Zeco, pria ketus keturunan London ini membuat dirinya menjadi berlika-liku karena masa percintaan nya dulu. Ia ingin mendap...