11. BAGAIMANA BISA

95 19 0
                                    

Kau rahasia yang tak ingin dipecahkan
Teka-teki yang tak menginginkan jawaban
Mencintaimu
Adalah penasaran yang tak berkesudahan

-Jesie Andara Niesha-

Seorang gadis berparas seputih salju dan harum semerbak bunga mawar yang baru merekah, memasuki ruang kelas. Perhatiaannya terpusat pada buku cetak yang ia bawa didalam genggamanya. Seperti biasa, ia terlihat sangat cantik dan semakin menawan. Rambutnya tergerai panjang melampaui bahu. Gemulai tubuh model profesionalnya pun tampak sempurna dengan seragam yang menciut serta arloji yang menggelang ditangan

Gadis yang selama tiga tahun ini merupakan bintang sekolah, primadona serta buah bibir teman-temannya. Memang, paras cantiknya menjadikan ia sebagai perbincangan orang serta guru. Walaupun tidak setara dengan brain nya, tetapi ia sangat sopan dan ber-attitude

Dibangku belakang yang terletak menempel dinding, Diego memandang Jesie tanpa henti. Tidak ada satu kata yang tepat untuk mendeskripsikan tatapan itu

"Ini bukunya pak" sembari meletakan buku cetak yang ia bawa diatas meja guru

Pria tua itu kemudian tersenyum "Terimakasih Jesie"

Pelajaran taklama pun dimulai. Waktu demi waktu terus berlalu, bel istirahat pun berbunyi. Diego tidak beranjak dari tempat duduknya, Jesie yang ingin pergi ke kantin tersendat gerakannya. Seperti terkurung dibalik kursi yang diduduki oleh laki-laki british itu

Mustahil bagi Jesie untuk berbicara panjang lebar pada Diego, pria ketus yang selalu membuatnya lelah. Walaupun dijemput dan menjadi partnernya semalam dirasa tak cukup, tetap saja tak ada sepatah katapun yang keluar. Selama perjalanan pergi dan pulang ataupun selama ditempat pesta, dimana Diego malam itu hilang ntah kemana

Jesie berjanji pada dirinya untuk melakukan puasa 24jam sebagai ucapan syukur, jika dirinya mampu berbincang seharian meladeni Diego

"Go.." seru Jesie yang duduk menyerong

Diego tak membalas sapaan Jesie

"Diego!!" Dipanggilnya lah sekali lagi

Namun takada respon apapun. Untuk ketiga kalinya, Jesie pun menghantam keras kursi yang menghalangi langkahnya menuju kantin. Diego taklama melirik Jesie dengan tatapan disudut mata seperti menyinis

"Gue mau keluar, laper!" Ketus Jesie

Lelaki itu kemudian beranjak dari duduknya dan Jesie pun melangkah melewati kursi yang memperlambat waktunya menuju kantin.

Langkah Jesie kemudian terhenti karena genggaman tangan yang menghalangi perjalanannya. Kemudian, ia menoleh kebelakang melihat tangan Diego menggenggam erat pergelangan Jesie seraya berkata

"Jes, gue mau susu" ucapnya

Mata Jesie terpaku langsung tesontak melihat dadanya, dilihatlah gundukan yang menonjol dibalik baju seragamnya. Diego terkekeh melihat tatapan Jesie, ia tidak bermaksud berfikiran sekotor itu

"Bukan.. susu coklat"

"Eh maksudnya itu loh yang kotak, dingin, indomilk" ujarnya

Jesie mengangguk tersenyum, menahan tawanya. Ia pun kemudian berjalan menuju pintu dan keluar menuju kantin menuruni tangga

***


Disebuah kamar hotel, tepat jam sepuluh pagi. Valerie terbangun dari tidurnya, melihat dirinya terbalut selimut dengan dress yang masih ia kenakan semalam. Ia beranjak dan meratapi cermin yang terdapat dirinya didalam sana dengan wajah kusam, dengan eye-bagh yang jelas terlihat dan dengan mascara yang melunturi setiap sudut matanya

Before Anyone ElseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang