3. KARENA PERASAAN TAU HATINYA MILIK SIAPA

151 26 0
                                    

Kringggg kriiiinggg

...

Bel istirahat pun berbunyi, Semua murid diruang kelas XIMIA3 itu dengan sigap menutup buku dan mengeluarkan kotak nasi. Ada berbagai macam lauk pauk yang dibawa masing-masing murid.

"Kapan ya gue kaya mereka, hidup mereka itu kayanya enak banget. Gak susah-susah ke kantin trus makan bareng temen yang lain. Apa setiap hari mereka bawa nasi kotak itu disiapin sama nyokap nya?" Dengan menghela nafas Jesie berbicara seperti tidak sadar

Claudia menarik nafas, juga membuangnya pelan "Jes, lo pengen kaya mereka? Lo bisa aja karena nyokap lo pasti mau-mau aja nyiapin bekal karena emang lo anaknya manja. Lah gue? Lo fikir bokap gue perduli sama yang begituan? Sejatinya gue sekarang tinggal sama bokap." Claudia juga tidak sadar berbicara seperti itu karena Jesie sangat tau tentang latar belakang Claudia

Claudia merupakan anak tunggal dari pernikahan Sam dan Rossa. Kini Claudia tinggal bersama Sam, Papa Claudia dan Papanya Jessie sama-sama client antar perusahaan. Rossa meninggalkan Sam dan Claudia ke LA karena urusan bisnis, dan disana Rossa bertentangan dengan harta. Ia lebih memilih meninggalkan Sam dan Claudia karena laki-laki lain.

"Kalo lo mau, besok gue minta nyokap gue buat bawain gue bekal. Lo mau request lauk apa? " tanya Jesie dengan serius

"Haha Jes, engga gue bercanda. Gue mau roti selai lo aja deh kayanya" jawab Claudia malu-malu

Jesie berkata sembari menepuk bahu Claudia "Ah lo bilang bercanda tapi lo mau juga, masa iyasih roti selai. Yaudah terserah gue aja ya Clau" Claudia hanya mengangguk.

***

Menyodorkan satu kotak susu stawberry Diego menenggelamkan dalam-dalam gengsi nya

"Buat gue?" tanya Jesie bingung

Diego hanya mengangguk. Claudia yang berada diantara mereka langsung menghindar dan mengedipkan mata kepada Jesie. Diego kemudian duduk diatas meja yang masih berserakan buku dimana-mana

"Mobil lo udah bisa nyala?" tanya Diego dengan tenang

"Udah tapi gue .. " belum sempat ia menjelaskan, Diego memotong pembicaraan Jesie

"Baguslah" lalu ia meninggalkan Jesie dan keluar dari ruangan kelas


Kenapa sih tu orang?
Kadang pengen gue telen bulet-bulet
Kadang pengen gue peluk
Kadang juga pengen gue cincang jadi baso
Kadang juga pengen gue jadiin sate trus gue bakar

Kenapa sih tu orang?
Apa coba maksud dia ngasi gue susu
Apa coba maksud dia kepo
Apa coba maksud dia motong omongan gue
Apa coba maksud dia duduk diatas meja gue trus pergi gitu aja

Gila.
Dia gila.
Karena dia gila.
Gue jadi ikutan gila.
Gara-gara dia yang gila.

Ia berbicara dalam hati

***

Waktu terus berputer hingga menunjukan jam pulang

"Clau, lo pulang sama supir ya? Gue boleh nebeng gak? Gue gak punya uang saku. Kan gakmungkin kalo gue naik grab trus gesek atm. Gakmungkin juga kalau gue ke atm dulu cuma buat bayar grab " tanya Jesie mengeluh

"Aduh Jes, bukannya apa-apasih tapi gue langsung kerumah Oma. Ya lo tau sendirikan kalo gue dirumah itu pasti kesepian " jawan Clau dengan alasan

"Lo pulang kerumah gue aja gimana? " dengan wajah manyun andalan Jesie merayu Claudia

"Gimana kalo gue suruh supir gue anter lo setelah dia anterin gue? " lantur Claudia dengan alasannya lagi

"Yaudadeh clau gausah gue cari tebengan lain aja "

"Maaf ya Jes "

"Iya santai ajasi clau "

Jesie menuruni tangga dengan lemas, dilantai dasar Diego berdiri tegak seperti menunggu seseorang.

"Lama bangetsih turun, udah kaya tuan putri lo " ketus Diego kesal

"Lo nungguin gue? " tanya Jesie bingung

"Udah cepetan ikut gue " Diego kemudian berjalan menuju tempat parkir

Sesampainya ditempat parkir, Diego menyodorkan helm nya untuk Jesie. Kali ini ia tidak membawa helm full-face nya, jadi bisa saja itu dipakai Jesie. Diego sengaja membawa helm bogo karena ia tau Jesie tidak membawa mobil hari ini. Ntah itu firasat, atau itu karena kejadian kemarin yang kebetulan.

"Gue gakmau pake helm " menggerut Jesie sebal

"Gue mau lo pake! Gue ga mau wajah cantik lo itu kena debu jakarta." Lagi-lagi Diego dengan ketusnya

Entah angin apa yang membawa kata-kata itu masuk kedalam telinga Jesie sampai ke hati. Jesie makin tidak sadarkan diri dan makin gemas melihat perlakuan Diego yang kadang tidak jelas.

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK VOTING

Love
BAE

Before Anyone ElseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang