"Buang aja tu kotak!" Ujar Jesie yang menatap sinis pada Diego
Lelaki itu melihat ke arah Jesie sembari mengernyitkan alisnya "Tapi Jes, itu sama aja kita gak ngehargai pemberian orang lain"
"Jadi, Lo mau makan tu bekal?" Jesie kembali berubah menjadi garang "Bisa halus dikit gaksih kalo ngomong sama pacar itu aku-kamu, jangan lo-gue?" Putus Diego
Jesie hanya terdiam, Diego berhasil membuat nyinyiran yang keluar dari mulut gadis itu berhenti
"Ahh.. Udah kenyang!!" Suara itu diijuti irama tutup kotak yang dipegang lelaki itu "Bekal buatanmu aja udah aku abisin, kalo aku makan bekal Valerie, kamu mau aku gak jadi roti sobek lagi?" Sambungnya
Gadis yang berada disisinya itu menyimpulkan senyum, mengepalkan tangan dan mengarahkannya ke lengan kiri Diego. Kemudian ia menonjok-nonjokan manja lengan itu seperti ditayangan drama
Kringgg... kriiinggg!!
Dering bel masuk mengacaukan senyum manis Jesie yang sedang menyimpul
"Yok! Cabut ke kelas" ajak Diego
"Bekal Valerie?" Tanya Jese
"Nanti dikelas aku kasih aja ke Kevin"
"Loh, kamu kan sekelasnya aku bukan Kevin"
Diego beranjak dari duduknya lalu mengulurkan jemari ke arah Jesie seraya berkata "Yok Tuan Putri, jangan banyak ngedumel"
"Apaansih, malu"
"Eh biar kaya disney, gakada juga orang yang liat"
Mereka berjalan beriringan, mengintari lorong-lorong kelas
"Go, mau itu temen aku sekalipun. Bisakan jaga perasanku?" Jesie angkat bicara, setelah beberap menit lalu mendendam sesuatu yang ingin ia sampaikan
Diego tertawa cukup keras, sehingga siswa disekitar yang ingin masuk kekelas, beralih pandang melihat keduanya
"Sstt!! Diego!" Jesie mengarahkan ibu jarinya untuk menutupi mulutnya taklupa menyenggol lengan kiri Diego
"Kamu lucu ya!"
"Apa coba yang lucu?"
"Kalo gaksalah, satu atau dua minggu lalu. Kamu bilang jangan melibatkan perasaan, lah sekarang kok? Malah minta dijagain perasaanya?"
Jesie menghentikan langkah kakinya, Diego mengikuti hentian langkah itu
"Tunggu dulu" ucap Jesie "Bukannya kamu yang bilang gitu kan? Dan aku hanya menyetujui?" Sambungnya
"Dan buktinya, kamu kalah dari persetujuan itu kan?"
Jesie melanjutkan langkah kakinya perlahan, ia tersenyum sembunyi sembari berjalan meninggalkan Diego yang hanya berdiri dibelakang, tanpa mengikuti langkahnya
"Jesie, menyerahlah!" Ucap Diego
Gadis itu semakin mempercepat langkahnya, sedangkan laki-laki yang ia tinggalkan masih jauh di belakang, dan Diego pun masih asik meneriaki namanya
***
Terik matahari siang itu mebuat tetesan keringat jatuh dari pangkal rambut Valerie hingga menetesi wajahnya, sekiranya sudah dua puluh menit ia menunggu dan duduk diatas motor besar kepunyaan Diego
"Ih lama banget sih, gue kan mau ngajak dia pulbar (pulang bareng)" ucapnya
Suara hentakan kaki menuju gadis itu pun terdengar, Valerie dengan cepat menoleh "Eh, Diego"
"Bisa, gak usah duduk di motor gue?"
Valerie langsung begegas dari duduknya "Eh sorry gue gaktau kalo ini motor lo" kendati takpercaya diri ia mengucapkannya
Lelaki itu kini mengarahkan tasnya kedepan, mengambil sekotak nasi kepunyaan Valerie. Taklupa menyodorkannya "Nih, makasih ya btw"
"Iya sama-sama, besok gue bawain la--"
"Gausah" potongnya
Valerie murka, Diego selalu menolaknya. Ia tak suka, jelas saja taksuka bagaimanapun rasanya seperti jatuh harga diri seorang Valerie
"Lo kenapasih Go? Lo selalu aja nolak gue. Kurang nya gue apasih? Gue kurang cantik? Atau gue kurang seksi? Atau gue bukan tipe cewek yang lo mau? Gue tau ya, semua lelaki itu maunya cewek yang bohai, yang belahan dada nya itu keliatan, yang padet banget isinya, gue masuk kan dalam kriteria tersebut? Gue juga udah sering banget ya treatment buat percantik diri tapi tetep aja lo gak suka, kenapasih Go"
Diego menatap kalut pada Valerie "kekurangan lo satu. Lo gila, nafsu"
"Kalo lo masih terus-terusan kayakgini, gue bakal bongkar apa yang lo lakuin ke gue satu tahun silam!"
Pertarungan sengit antar kedua mulut lelaki dan perempuan masih terjadi di halaman parkir, dengan terik matahari yang semakin panas menyengat
"Lo mau bilang apa? Lo mau bilang kalo gue renggut keperawanan lo, gitu?" Diego mengernyitkan alis kanan nya "Jangan jadiin gue bahan bercandaan lo deh ya, kalo lo ngelakuin itu sama oranglain, gue gak ada kaitannya sama masa lalu lo"
Diego memundurkan motornya, berhenti tepat di depan Valerie yang sedang diam mematung. Diego memajukan wajahnya hingga tersisa satu senti dari wajah Valerie, lelaki itu mengarahkan telunjuk nya menuju bibir bawah Valerie yang sangat menantang seluruh lelaki sekolah menengahnya
"Jaga ya, bibir lo yang indah ini. Jangan sampai semua kejadian itu keluar dari mulut lo, apalagi mendarat ke teling Jesie" Diego menjauhi wajahnya, melanjutkan kembali perkataannya "Kalo waktu itu lo masih naas, dan kalo sekarang lo ingin mulai ulang permainan itu. Mari kita lakukan, dengan syarat tanpa ada sepatah kata ampun keluar dari mulut lo, paham?"
Valerie diserang balik, ia tak mampu berkata-kata. Ia menyesal menentang Diego dengan ancaman nya. Antara setuju atau tidak, kini Valerie benar-benar ketakutan
"Lo siapin diri lo sesiap-siapnya. Kalo lo beneran udah siap, silahkan hubungin gue kapanpun lo mau" Diego dengan sigap memasang helm fullface nya kemudian melajukan motornya kasar
Hi readers
Maaf ya.. taukan maksud aku maaf apa:(Maaf udah 3bulan nunggak ini mas Diego sama mbak Valerie nyaaaaa:(
Dikitya? Besok dibanyakin dehhh
KAMU SEDANG MEMBACA
Before Anyone Else
Подростковая литератураJesie Andara Niesha, gadis remaja yang mengalami permasalahan sulit dalam cinta pertamanya, ingat. Cinta pertama Diego Damara Zeco, pria ketus keturunan London ini membuat dirinya menjadi berlika-liku karena masa percintaan nya dulu. Ia ingin mendap...