When Mark is annoying but Koeun still love him.
Tidak ada orang lain yang membenci Mark sebesar rasa benci Koeun padanya.
Tapi tidak ada juga yang bisa mencintai Mark sebesar Koeun.
Kenyataannya, Koeun membenci Mark tapi juga sangat mencintainya.
Aneh?
Memang Koeun itu aneh. Dia sendiri juga tak mengerti kenapa impact dari seorang Mark bisa sangat besar dalam hidupnya khususnya perasaan perempuan itu.
Koeun dan Mark praktis tinggal berdua dalam satu apartemen. Mereka memutuskan untuk tinggal bersama saat perayaan anniversary hubungan mereka tahun lalu.
Jujur saja, Koeun tidak menyangka jika Mark diam-diam membelikannya apartemen sebagai hadiah. Koeun merasa tidak enak. Karena perempuan itu tidak bisa memberikan hadiah besar seperti Mark.
"Ya, jangan bersedih. Tidak masalah kau memberikan aku hadiah atau tidak. Karena harapanku hanya satu. Kau selalu ada disampingku terus."
Bagaimana cara Koeun untuk bisa berhenti mencintai Mark kalau begini? Waktu itu juga, Koeun sempat marah karena perempuan itu beranggapan bahwa apartemen terlalu berlebihan untuknya.
Untuk mereka.
"Berlebihan? Tidak juga. Lagipula ini bagian dari investasi masa depan, Eun. Aku mempersiapkan lebih awal agar nanti saat kita menikah, kita tidak susah lagi mencari tempat tinggal."
Laki-laki itu bahkan dengan gamblang mengatakan jika dia ingin Koeun menikah dengannya. How sweet.
"Memang yang ingin menikah denganmu siapa?"
"Iya dirimu. Tidak mungkin aku berharap Arin menikah denganku kan? Dia itu bukan kekasihku lagi. Memangnya aku boleh kalau menikah dengan Arin? Kalau boleh, aku mau saja sih. Tapi bukannya kau membenci Arin ya?"
See?
Mark bisa membuatnya jatuh cinta sekaligus membencinya.
***
"Ya Mark Lee, berapa kali kukatakan jika selesai menggunakan closet jangan lupa turunkan tutupnya."
Kebiasaan Mark yang tidak disukai oleh Koeun ketika laki-laki itu selesai menggunakan closet adalah hal ini. Bukannya bagaimana, Koeun tak suka saja ada yang meninggalkan sesuatu dalam keadaan yang tak semestinya.
Well it can't help since Koeun is a perfectionist.
Mark hanya akan mengangguk sambil tertawa menanggapi kemarahan Koeun yang baginya tidak masuk akal itu. "Iya, besok aku turunkan tutupnya."
Begitu terus.
Besok, besok, besok dan besoknya lagi. Mark akan tetap sama seperti itu. Seolah janjinya hanya selewat angin saja.
Koeun sudah kelewat biasa dengan sikap Mark satu ini. Makanya sekarang, perempuan itu sudah jarang meneriaki Mark jika laki-laki itu lupa menurunkan tutup closet lagi.
"Mark Lee, kenapa kau tidak menaruh pakian kotormu dikeranjang baju kotor?" Koeun menatap horor kamar mereka. Dimana perempuan itu menemukan serakan pakaian Mark yang menyebar. Baju kaos di bawah tempat tidur. Celana diatas kursi belajar. Kaos kaki tergantung di kap lampu nakas. Dan apalagi itu? Pakaian dalam diatas bantal?
Astaga Mark Lee.
Ini kelewatan. Apa laki-laki itu bisa tahan hidup seperti ini terus? Baru juga Koeun tinggal dua jam bertemu dengan Hina dan Yeri, apartemen mereka sudah hancur saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHAT IF? (mark + koeun)
Short StoryWhat if? Bagaimana jika? Apabila Markoeun itu nyata adanya, mungkinkah hal-hal kecil disekitar mereka menjadi begitu manis? Atau malah sebaliknya? Yang jelas, ini kisah tentang Mark Lee dan Koeun. Kumpulan cerita pendek tentang Markoeun yang idenya...