Pit A Pat

445 45 12
                                    

The only human being that can make Eun's heart pit a pat is him

Jatuh cinta kepada seorang Mark Lee itu sulit. Selain karena saingannya banyak, laki-laki itu juga baik pada semua orang termasuk perempuan di sekelilingnya. Membuat banyak yang kemudian menyalah-artikan kebaikannya lalu berakhir dengan patah hati.

Itu juga yang ditakutkan Koeun selama ini. Dia takut salah menerjemahkan segala bentuk perhatian yang Mark berikan padanya selama ini. Oke, mungkin segalanya masih terdengar sah-sah saja mengingat mereka itu sudah bersahabat dari masa sekolah dulu.

Tapi kembali lagi, apa status sahabat memberikannya hak penuh untuk merasa lebih diistimewakan ketimbang perempuan lain yang mengelilinginya?

"Aku anter balik ke kosan, ya? Mau ada jadwal lain lagi habis ini, nggak?"

Perempuan itu hanya bisa menarik napasnya sekali. Kembali terjebak pada perasaan berdebar yang sesunggguhnya mulai ia nikmati tiap Mark ada di sebelahnya. Menawarkan kebaikan manis yang bisa membuat sisa hari Koeun berbunga begitu saja.

Heran, apa yang laki-laki itu gunakan untuk bisa memikatnya segila ini?

"Nggak ada sih, cuma aku harus nganter ini ke perpus dulu." Koeun mengangkat bungkusan yang di dalamnya berisi kotak makan. Lengkap dengan lauk pauk serta sekotak susu rasa strawberry. "Mau ngasi bekel makan siang buat Kak Dahyun. Dia pasti belum makan kalo nggak ada yang ngingetin."

"Ya udah, aku anter kamu ke perpus terus baru kita pulang bareng." Selalu seperti itu. Mark tak pernah menyadari jika Koeun setengah mati berusaha meredakan debaran menggilanya. Meyakinkan diri jika mereka memang hanya sebatas sahabat. Tidak lebih. "Eh tapi, bukannya Kak Dahyun udah jadian sama Kak Hanbin ya? Pacarnya nggak ngingetin makan emang?"

"Kamu tuh kayak nggak tahu Kak Hanbin aja. Dia aja sering lupa sama waktu makannya sendiri saking asik nge-game."

"Ya, kan, aku nggak tahu. Belum kenal sedeket itu sama Kak Hanbin." Mark mengedikkan bahunya kecil sambil menyerahkan sebuah helm merah jambu pada Koeun. Satu helm yang selalu ada di bagasi motornya. Helm yang senantiasa melindungi kepala Koeun tiap pulang bersama laki-laki itu. "Tau dia juga karena kamu sama Kak Dahyun."

Koeun menerima helm itu dan memakainya. Mau tak mau, ia naik ke atas jok belakang NMAX hitam milik Mark. Memegang pundak laki-laki itu erat.

Terlalu ragu untuk memindahkan kedua tangannya melingkar di pinggang laki-laki itu.

***

Perpustakaan nampak hening dan tenang, jelas saja. Tapi perhatian Koeun teralihkan pada sepasang manusia yang duduk di bangku pojok ruangan. Kak Dahyun dan Kak Hanbin, siapa lagi?

Dengen bergegas, Koeun bergerak mendekati sejoli itu. Bungkusan di tangannya ia genggam dengan erat. Merasa cukup tidak enak karena harus membawa bungkusan makanan ke dalam sana. Takut jika saja aroma makanan itu mengganggu konsentrasi orang-orang.

"Kak Dahyun!" panggilnya lirih begitu Koeun berdiri di dekat kursi Dahyun. Yang dipanggil menoleh. Merasa sedikit terkejut dengan kehadiran salah satu adik tingkatnya yang juga tinggal di kos-kosan milik Pak Heechul.

"Loh, Eun? Ngapain?" Wajah Dahyun masih nampak bingung. Di sebelahnya, Hanbin juga ikut-ikutan mengerutkan dahi tak mengerti. "Kamu jam segini kok di perpus, emang nggak ada kelas?"

"Baru selesai sih, Kak." Koeun tersenyum, mengambil tempat di sisi Dahyun yang lain sambil menyodorkan bekal buatannya. "Nih, aku kesini mau ngasi ini sebenernya."

"Apaan tuh?" Hanbin tak bisa lagi menahan rasa penasarannya dan langsung menarik bungkusan yang dibawa Koeun. Tanpa izin, membuka bungkusan tersebut. Aroma kuat dan enak dari masakan yang Koeun bawa langsung menguar, memenuhi udara perpustakaan.

WHAT IF? (mark + koeun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang