Watermelon Lipbalm

451 53 14
                                    

WARNING!!!

Full of fluffy and adorable scenes. I think this is also a PG-17 fanfic tho. So, yeah enjoy lol😂
































Sungkyung said, he will addicted to it

Mark melambaikan tangannya singkat pada seluruh anggota grupnya yang hendak kembali ke asrama. Meninggalkannya dengan satu manager di ruang tunggu studio tempat ia shooting barusan. Jam menunjukan nyaris pukul satu dini hari. Di luar sana, langit pasti sudah menggelap. Orang-orang tak banyak lagi berkeliaran. Termasuk mereka yang sangat ingin laki-laki itu hindari. Para fans gila yang selalu menguntitnya dan tak memberikannya ruang pribadi untuk bergerak.

"Mark, ini sudah pukul satu. Dia belum menjemputmu?"

Tepat setelah manager-nya berkata demikian, satu notifikasi masuk ke ponselnya. Dengan tak sabar, ia membukanya untuk menemukan satu pesan singkat yang ia nantikan sejak tadi.

'Aku di pintu belakang. Langsung saja masuk ke mobil nanti.'

Ia mengambil tasnya. Menaikan tudung hoodie-nya dan bersiap melangkah. "Hyung, dia sudah di pintu belakang. Terima kasih karena kau memberikanku waktu berdua dengannya lagi. Besok malam, aku akan segera kembali ke asrama. Setelah ini, aku akan mentraktirmu sebagai ucapan terima kasih." Lalu menghilang di balik pintu ruang tunggu barusan. Berjalan dalam lorong yang sudah sepi karena proses shooting memang telah usai sejak beberapa jam lalu.

Senyumnya terkembang sempurna, sesekali bersiul menyanyikan serenade indah yang selalu muncul di kepalanya ketika ia akan bertemu kembali dengan Koeun.

Kekasihnya sejak lima tahun belakangan ini.

***

"Hai, love." Tubuhnya bahkan belum masuk sempurna dan mendudukan diri di kursi penumpang ketika matanya berbinar cerah melihat perempuan manis yang ada di balik roda kemudi. Duduk santai sambil memainkan ponselnya. Mengecek seluruh social media miliknya. "Menunggu lama?"

"Tidak juga." Ketika Mark sudah benar-benar mendudukan diri dan memakai sabuk pengamannya, barulah Koeun meletakkan ponselnya kembali dan mengalihkan pandangan ke arah laki-laki yang nyaris tiga bulan ini tidak ia temui. "Kau kelihatan lelah, Mark."

"I am. Aku selalu merasa sangat lelah tiap harus terbang dari satu negara ke negara lain." Tangan Mark secara otomatis terulur. Menggenggam tangan Koeun yang ia istirahatkan di atas persneling. "But guess what? Melihatmu sekarang di hadapanku membuat tenagaku kembali."

Yeah well, Mark Lee tak akan pernah berubah sepertinya. Selalu cheesy dan cringe.

"Cheesy, Mark. Menjijikan." Laki-laki itu tak tahan untuk tertawa. Tipikal Koeun sekali tiap ia menggodanya dengan melontarkan satu atau dua kalimat menggelikan. Kekasihnya itu cenderung merasa geli. "Kita kembali sekarang? Atau kau mau mencari sesuatu dulu sebelum pulang?"

Pulang. Kata itu tak pernah terdengar begitu melegakan jika bukan Koeun yang menyampaikannya. Seolah satu-satunya rumah yang ia tuju hanyalah dia selain rumah aslinya bersama kedua orang tuanya.

"Pulang saja, aku sudah lelah." Menatap ke arah Koeun yang duduk santai di balik kemudinya membuat Mark menyadari sesuatu. Kenyataan bahwa perempuan itu rela terbangun di tengah malam hanya demi menjemputnya dan membawanya pulang, padahal Koeun punya banyak pilihan untuk tetap diam dan isirahat di tempat mereka lalu membiarkan Mark kembali dengan van dan diantar manager mereka. "And i need to hug you, asap!"

WHAT IF? (mark + koeun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang