When he forgets something important
Pagi ini Mark bangun kesiangan. Bukan salah siapapun sebenarnya. Bukan juga salah Koeun yang mungkin sudah berusaha membangunkannya tetapi laki-laki itu tetap nyaman dan terlelap dalam relung mimpi.
Jadi setelah memakai pakaian kerjanya dengan serampangan, laki-laki itu lantas berlari menuji dapur. Mengambil cangkir berisi kopi panas yang dibuatkan sang istri dan meminumnya cepat. "Ah, panas!"
"Mark, hati-hati. Kopinya panas. Jangan diminum seperti minum air begitu!" Koeun yang berdiri di depan pantry menoleh dan menggeleng kecil begitu melihat tampilan kacau suaminya. Baju kemeja yang tidak sepenuhnya masuk ke dalam celana, jas yang disampirkan di bahu, dasi yang belum terikat dan rambut yang sepertinya tidak disisir. "Astaga, kau ini mau berangkat kerja atau bagaimana? Tampilannya kenapa begitu?"
"Buru-buru, kau tahu 'kan aku kesiangan?" Ia mencomot satu potong japle dengan selai cokelat yang juga telah dipersiapkan Koeun sebelumnya. Mengunyahnya cepat sebelum akhirnya kembali mengambil cangkir kopi dan meminum cairan pakat serta panas tersebut. "Aku berangkat dulu ya sayang, hati-hati di rumah."
Mark tersenyum mendekati Koeun. Mengecup pelan dahi perempuan itu dan mengacak puncak kepalanya. Ia sudah akan berlalu ketika tiba-tiba saja istrinya menarik tangan kanannya. Menahannya untuk tidak pergi.
"Rapikan dulu tampilanmu baru boleh berangkat."
"Tapi Eun--"
"Tidak ada tapi-tapian, aku tidak akan terima orang lain memandang rendah suamiku karena tampilannya yang berantakan begini." Koeun mengoceh sambil tangannya sigap menyisir rambut Mark lalu mengambil dasi laki-laki itu dan menyimpulkannya dengan sabar. "Nanti mereka pikir istrimu ini tidak memperhatikanmu di rumah."
Mark tersenyum kecil lalu mengecup pelan ujung dahi Koeun. Sekali lagi, mengacak rambutnya sayang. "Terima kasih ya istriku sayang." Dan lantas berjalan cepat ke arah garasi. Mempersiapkan mobil yang hendak ia gunakan.
Koeun tertawa kecil melihat bagaimana suaminya itu masih bia terlihat menggemaskan di awal usia kepala tiga ini. Membuat perempuan itu kadang suka heran, sebenarnya mereka ini seumuran atau bagaimana? Karena di matanya, Mark selalu nampak berkali-lipat lebih muda darinya.
Ia ingin menyusul suaminya itu dan mengucapkan hati-hati di jalan sebelum Mark benar-benar berangkat. Tetapi matanya tanpa sengaja menatap ke arah meja makan tadi dan menemukan dompet kulit berwarna hitam milik laki-lakinya.
Ah kebiasaan. Jika buru-buru begitu, Mark pasti meninggalkan barangnya.
Bergegas, Koeun menuju pintu rumah. Berlari mendekati mobil Mark yang sudah siap berjalan. "MARK ....!" teriaknya kencang. "Kau melupakan sesuatu!"
Untungnya Mark mendengar itu semua. Dengan wajah berkerut bingung ia turun dari mobil. Menghampiri istrinya yang berdiri di dekat pintu keluar rumah mereka.
"Ada apa, Eun?"
"Kau melupakan sesuatu." Laki-laki itu mengerjap beberapa kali sebelum menjentikkan jarinya dan tertawa lebar.
"Ah iya, kau benar." Dan tanpa Koeun sendiri sadari, Mark sudah mengikis jarak di antara mereka lalu mengecup pelan bibir istrinya. Melumatnya kecil sebelum melepas pagutan mereka. "Aku lupa memberimu ciuman pagi ini, maaf."
Koeun terpaku selama beberapa detik tetapi tawanya lantas berderai kencang. Melihat bagaimana polos suaminya itu. "Bukan itu sebenarnya maksudku."
"Lalu?"
Koeun lantas menyerahkan dompet milik suaminya itu. Masih dengan senyum geli yang tersisa di sudut-sudut bibirya. "Ini, kau melupakan dompetmu."
"Oh..." Senyum canggung Mark justru membuat semuanya menjadi lebih menggemaskan untuk perempuan itu. "Ku pikir apa."
"Tapi tak masalah, aku senang dengan ciuman pagimu." Koeun menjinjit untuk mengecup bibir Mark sekilas. "Balasan dariku. Nah, sekarang sebaiknya kau beragkat sebelum terlambat."
"Kau benar, aku berangkat kerja dulu ya. Nanti malam tidak usah masak, aku akan mengajakmu makan di tempat biasa."
"Baiklah." Mereka bertukar pendang sejenak sebelum tertawa. Mark berbalik, kembali menuju mobilnya yang masih menyala sambil melambaikan tangan pada Koeun. "Hati-hati di jalan Mark."
"Sure." Ketika Mark sudah akan membuka pintu mobil, ia berhenti. Sekali lagi melihat ke arah Koeun lalu berteriak, "i love you wifey."
"Love you too, hubby."
Cringe, tapi begitulah mereka. Setiap harinya selalu dipenuhi dengan suasana manis dan menyenangkan. Koeun awalnya tak bisa percaya jika seoarang Mark akan mampu membuatnya bertingkah seperti remaja yang baru mengenal cinta.
Tapi kenyataannya, bersama Mark ia selalu dibuat mengerti apa itu cinta setiap harinya.
Aku ga masukin video kayak biasanya karena sepertinya pemutar media tidak bisa digunakan lagi wkwk
Jadi nggak bisa muter video youtube sambil baca kayak duluBut anyway, kalian yang mungkin belum tahu
Aku ada bikin ff markoeun baru
Kalo nggak masalah, kalian bisa cek salah satu works aku yang judulnya Baliscape
Thank you❤
KAMU SEDANG MEMBACA
WHAT IF? (mark + koeun)
Historia CortaWhat if? Bagaimana jika? Apabila Markoeun itu nyata adanya, mungkinkah hal-hal kecil disekitar mereka menjadi begitu manis? Atau malah sebaliknya? Yang jelas, ini kisah tentang Mark Lee dan Koeun. Kumpulan cerita pendek tentang Markoeun yang idenya...