When they both missed each other but can't say it loud
Ketika sedang senggang, pikiran perempuan itu pasti akan selalu berlari memikirkan laki-lakinya dulu. Sejauh apapun dia mengatakan bahwa tidak ada lagi kata rindu untuk laki-laki itu, tapi tetap saja perempuan itu tidak akan pernah bisa membohongi perasaannya.
Disaat malam hari sebelum tidurnya, Koeun tak akan pernah lepas memikirkan tentang Mark. Tentang kenangan yang pernah mereka rajut bersama dulu dan kini telah berakhir begitu saja.
Meskipun barang 5 menit, otaknya pasti akan mengingat Mark. Setiap malamnya.
Berkali- kali Koeun meyakinkan bahwa dia tidak begitu merindukan laki-laki itu. Tapi kenapa selalu saja Mark tervisualisasi di kepalanya? Bahakan pikiran itu terkadang mengganggunya hingga mata lelah itu tak bisa ia pejamkan hingga tengah malam.
Sudah berapa lama mereka berpisah? Kenapa untuk melupakan laki-laki itu saja berat rasanya?
Terkadang ada sebersit keinginan dari hati terdalamnya bahwa ponselnya akan berdering dan memunculkan nama kontak Mark yang sampai saat ini belum ia ganti namanya disana.
Tapi rasanya tidak mungkin Mark akan melakukan itu.
Mereka bukannya sudah berakhir?
Iya. Mereka telah berakhir.
Kenapa Koeun malah jadi berharap pada laki-laki itu?
Menyebalkan!
Menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya, Koeun berusaha keras untuk tertidur dan menghilangkan bayang-bayang Mark yang muncul lagi. Perempuan itu bahkan berusaha tertidur dengan menghitung barisan domba-domba yang melompati pagar kecil.
"25... 26.... 27.... 28....29.... 30...."
Dihitungan ke tiga puluh Koeun lagi-lagi harus terdistraksi. Bagaimana tidak, kalau visualisasi domba ke tiga puluh satunya malah berubah menjadi Mark yang berlari kecil sambil tersenyum dan meneriakan namanya?
Koeun mendudukan dirinya secara tiba-tiba.
"Kenapa malah wajahnya lagi? Ini tidak sehat Eun. Kau memikirkan laki-laki itu setiap malam tanpa absen. Apa laki-laki itu sudah menguna-gunaimu? Sampai-sampai hanya dia yang muncul dipikiranmu? Tapi tidak mungkin Mark melakukan itu. Hah, menyebalkan!" Perempuan itu menggumam seorang diri sambil mengacak-acak rambutnya kesal. "Ya Tuhan Mark, aku juga ingin tidur. Jangan muncul lagi dipikiranku!"
Koeun berniat mengambil segelas air yang selalu ia siapkan di nakas sebelah tempat tidurnya. Kebetulan gelas itu juga terletak disebelah ponselnya. Ketika perempuan itu hendak mengambil gelasnya, tak sengaja matanya melirik layar ponsel yang gelap.
Kenapa Koeun lagi-lagi berharap Mark akan meneleponnya malam ini? Ini sudah tengah malam, astaga!
Koeun menghembuskan nafas lelah lalu meneguk air di gelas itu perlahan. Sampai akhirnya air tersebut sisa setengah, ponselnya berdering nyaring.
Perempuan itu melirik untuk mengecek orang gila mana yang menghubunginya tengah malam begini?
My Markeu♡ is calling.
Koeun tersedak air minumnya sendiri.
***
Mark menghempaskan remote televisinya begitu saja. Kenapa malam ini rasanya tidak ada acara yanh menarik? Bahkan pertandingan basket antara dua klub kesayangannya juga tidak bisa menghibur laki-laki itu malam ini.
Sebenarnya Mark kenapa?
Kenapa akhir-akhir ini bayang-bayang Koeun selalu mencul dan menganggunya? Bahkan saking parahnya, Mark sering lupa jika Koeun dan dirinya tidak lagi tinggal serumah setelah mereka berdua memutuskan untuk berpisah.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHAT IF? (mark + koeun)
KurzgeschichtenWhat if? Bagaimana jika? Apabila Markoeun itu nyata adanya, mungkinkah hal-hal kecil disekitar mereka menjadi begitu manis? Atau malah sebaliknya? Yang jelas, ini kisah tentang Mark Lee dan Koeun. Kumpulan cerita pendek tentang Markoeun yang idenya...