10. Naruto

52 11 0
                                    

Rasa malas sekolah lagi-lagi menggangguku, kantuk di mataku tidak juga hilang. penyebabnya hanya satu, semalaman aku asyik menonton drama action yang di tayangkan di salah satu Chanel televisi ternama.

Aku menyibakan selimut gambar Naruto yang semalaman membungkus tubuhku. selimut tersebut hadiah ulang tahun aku yang ke-16 dari Fakih.

"Karena gue suka sama Naruto, makanya gue kasih lo selimut gambar Naruto biar tidur lo selalu nyenyak karena tiap malam gue peluk lo."

Sederet kalimat tersebut selalu aku ingat, itu alasan mengapa Fakih memberikan aku selimut Naruto. dia pria paling aneh menurutku, tapi selalu membuat aku jatuh cinta.

Aku memandangi selimut Naruto tersebut sebentar, tersenyum sekilas. harapanku hari ini. semoga hubungan aku dan Fakih membaik.

Tidak lama-lama berdiam di atas kasur, aku segera ke kamar mandi untuk mandi. karena kali ini aku yakin akan kesiangan lagi.

Aku duduk di teras rumah, sambil mengikat tali sepatu berwarna hitam. setelah ikatan terakhir aku berteriak

"Ma, Zila berangkat yah." Aku pamit pada mama, beliau masih sibuk memasak di dapur.

"Zila, sarapan dulu dong." Tata berteriak dari dapur, menyuruh aku untuk sarapan.

Tata adalah nama mama aku, beliau yang merawat aku sama sebesar ini. ia adalah wanita paling hebat yang pernah aku temui.

"Mama tata cantik, Zila udah kesiangan nih. nanti Zila makan ko di sekolah," Aku sibuk merapihkan bajuku sambil mengamati jam yang menempel di dinding rumah, sudah menunjukkan jam 7 pagi.

Keluarga aku memang tidak utuh. aku yang hanya tinggal berdua dengan mamaku membuat hubungan aku dan mama sangat dekat. dari kecil aku memang berdua saja dengan mama. aku tidak tahu sosok papa seperti apa. mama tidak pernah memberitahukan, katanya. ini semua belum saatnya. aku tidak menuntut banyak pada mama untuk menceritakan semuanya, karena aku cukup paham dengan kondisi keluarga ku.

"Yaudah, tapi nanti makan yah." Mama aku berteriak lagi. ia memang sangat rewel. wajar mungkin namanya juga orang tua.

"Siap macan," Aku sudah selesai merapihkan seragamku, "Zila berangkat yah Ma," Aku keluar dari rumah dan berangkat sendirian menunggu angkutan umum.

🍃

-Dia adalah pria teraneh yang pernah aku kenal, dan aku selalu mencintainya-

FakihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang