Aku dan Fakih sedang berjalan melewati beberapa toko yang berada di jalanan. Fakih masih mengenggam tanganku erat, kami berdua berjalan tak tentu arah. setelah insiden bolos tadi pagi, aku dan Fakih masih tidak tahu jelas kemana arah tujuan kami akan bolos.
"Kita mau kemana sih Kih?" Aku menoleh kearah Fakih, "Gue capek nih." mungkin bisa dilihat bahwa aku sudah mulai merasa lelah.
"Lo bawel deh," Fakih masih saja mengajakku berjalan tanpa memperdulikan aku yang mulai kelelahan.
"Gue lelah Kih, gue capek jalan jauh begini." Aku mengusap keringat yang mulai bercucuran dengan tangan kiriku, karena tangan kananku masih saja di genggam Fakih.
"Laper lagi." Aku memegangi perut.
Fakih melirik kearahku sekilas, tersenyum sebentar. "Lo laper?" Fakih malah bertanya. padahal sudah jelas bahwa aku memang kelelahan dan kelaparan.
Aku hanya mengangguk, sedikit menyesal karena mengikuti kemauan Fakih untuk menemaninya bolos.
"Yaudah, ayo isi tenaga dulu." Aku dan Fakih berhenti tepat di depan sebuah Cafe kecil.
Aku terdiam sebentar, ternyata Fakih perhatian juga. "Beneran?" Aku bertanya tak percaya. karena aku takut Fakih hanya bercanda, yang ada dengan sifat jahilnya Fakih Bisa-bisa aku yang di suruh membayar semua makanan.
Fakih mengangguk, "Masuk aja Kenapa sih, lo ribet banget." Fakih sudah meninggalkan aku sendirian di pintu masuk. ia sudah duduk di bangku paling belakang dengan santai.
Aku segera menghampiri Fakih yang telah duduk santai. aku masih bingung enggan memesan makanan.
"Buruan pesen, katanya lo laper." Fakih menyuruhku untuk segera memesan makanan.
Aku masih diam, "Gue nggak laper." Aku mengelak. takut bahwa Fakih akan jahil lagi.
"Tenang aja, kali ini gue yang bayar." Fakih berbicara dengan senyum manis yang ia berikan. ternyata Fakih sudah tahu apa yang ada dalam pikiranku.
"Beneran?" Aku bertanya kaget. "Lo mah, nantinya bohong." Aku sedikit ragu.
"Bener. masa Ngedate, si cewek yang bayar sih. nggak banget." kata Fakih.
Aku tersenyum mendengar ucapan Fakih barusan. Ngedate? apakah ini suatu pertanda? ah entahlah. jangan terlalu berharap lebih.
"Lo bengong terus, buruan gih pesen keburu gue berubah fikiran nih." Fakih nenyodorkan buku menu kepadaku. seorang waiters sudah berdiri mengungguku memesan makanan.
Aku diam memilih, berpikir bahwa tidak ingin terlalu membebani Fakih. "Saya pesen crispy chicken terus minumannya Ice Blend." Aku menutup buku menu dan menyerahkan kembali pada sang waiters.
"Ice Blend nya dua mbak." Fakih hanya memesan Ice Blend.
setelah aku dan Fakih memesan, sang waiters pergi. "tumben banget lo?"
"Apa? gue harus nggak sekolah dua hari demi bisa ngajak lo makan di tempat ginian." Fakih berbica asal, ia terkekeh setelah itu.
"Lebay banget sih lo." Aku juga tertawa mendengar ucapan Fakih.
Pesan kami berdua sudah datang, aku segera menyantap dengan lahap. lupa dengan beberapa pertanyaan yang ingin aku lontarkan untuk Fakih.
tentang mengapa ia pergi meninggalkan aku di UKS? tentang mengapa ia tidak masuk dan tidak memberikan kabar?
"Kih, gue mau tanya." Aku meminum Ice Blend ku,
"Kalau lagi makan, jangan banyak omong."
"Ini serius, gue mau tanya." Aku masih mengunyah makanan.
"Gue udah siapin banyak jawaban untuk setiap pertanyaan lo. tapi, lo harus abisin makanannya dulu." Fakih menatapku lembut.
Aku terdiam melihat senyum Fakih yang terlihat sangat tulus. ia memandangiku selama aku makan.
🍃
-Aku hanya ingin seperti ini. bersamamu menghabiskan jutaan detik-
KAMU SEDANG MEMBACA
Fakih
Short StoryBukan cerita Bad boy, bukan cerita tentang si tokoh utama memiliki sifat dingin luar biasa dan akhirnya mencair setelah diceritakan beberapa part. Ini cerita tentang seorang pria bernama Fakih Aksara yang memiliki sikap setengah gila karena perlaku...