3. Lagi

76 14 1
                                    

Sepulang sekolah, aku mampir ke sebuah supermarket dekat rumahku. berniat ingin membeli beberapa cemilan untuk di rumah, dan juga ingin membeli minuman dingin untuk melepas dahaga.

Aku berjalan lesu menuju meja kasir, untuk membayar. tiba-tiba saja aku melihat siluet tubuh yang tak asing lagi mataku. yah, dia adalah Fakih.

"Ngapain lo ada di sini?" Tanya Fakih kepadaku.

Aku hanya diam tak menjawab pertanyaan Fakih, dia memang seperti itu. selalu saja membuatku kesal karena tingkahnya.

"Lo budeg yah?" katanya lagi, Fakih sudah berada tepat di depanku. mengambil alih antrean untuk membayar. Aku semakin geram karena ulahnya.

"Minggir, gue duluan yang ngantri." Aku menarik ujung kaos miliknya. Fakih sudah berbalik badan, menatapku dengan tatapan intens.

"Gue ngalah demi si cantik, " katanya kemudian ia mundur tepat di belakang ku.

Setelah selesai membayar, aku segera keluar meninggalkan supermarket tersebut. meninggalkan Fakih lebih tepatnya. karena jika sudah berlama-lama dengan Fakih aku tak bisa mengontrol detak jantungku yang berdetak lebih cepat dari biasanya.

ketika sedang menunggu angkutan umum lewat, tiba-tiba saja Fakih sudah berdiri di belakang ku.

"Pulang bareng gue aja," ia menawarkan untuk pulang bersama. aku senang bukan main mendengar tawaran dari Fakih.

"Enggak mau," Aku menolak, lebih tepatnya pura-pura menolak.

"Buruan, gue nggak mau lo Kenapa-napa di jalan." Fakih sudah menarik tanganku untuk mengikutinya.

Lagi, aku senang di perlakukan manis oleh Fakih.

🍃

FakihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang