EMPAT

94 13 0
                                    

"Ternyata bener ya kata orang" kataku pada orang disampingku.

Hamparan laut biru didepanku dengan matahari terbenam begitu indah membuat hatiku dangat tenang.

"Maksudnya Mel?" Tanya coklat yang menatap laut biru dengan tatapan kosong.

"Nggak ada maksud apa-apa tapi please... jangan ninggalin aku" aku mengenggam tangan Coklat dengan erat.

***

"Aku nggak akan ninggalin kamu Mel karena aku sayang sama kamu, maaf perasaanku ini sudah berlebihan" batin ku

"Coklat" panggilnya
"Ya"
"Kata orang hidup itu nggak ada yang sempurna dan dulu aku tidak mempercayai itu aku merasa hidupku itu lebih dari sempurna, tapi kenyataan menjawab lain" jelasnya yang menatap laut dengan tatapan kosong.

"Kamu belum jawab pertanyaanku. Kamu nggak akan ninggalin aku kan?" Lanjutnya

"Iya, aku nggak bakal ninggalin kamu Mel kan kamu udah aku anggep adikku sendiri"
"Sebenarnya lebih dari itu Mel" lanjut ku dalam hati

***

"Tapi aku anggep kamu lebih dari itu Coklat" guman ku dalam hati

Hari mulai gelap matahari sudah ditelan bumi bergantian dengan bulan purnama yang begitu terang

"Mel.."
"Hmmm.."
"Pulang yuk udah malem" ajak Coklat
"Aku masih mau disini"
"Aku akan nunggu kamu" jawab Coklat.

Aku menyandarkan kepalaku ke bahu Coklat, hatiku terasa nyaman berada didekatnya.

***

Jantungku berdetak tak karuan. Kenapa Karamel harus menyandarkan kepalanya pada bahuku? Itu membuat ku mau meledak.

***

Aku berjalan menuju kamarku sambil mengingat kejadian dipantai tadi. Aku tidur dengan tangan kanan ku yang menjadi bantal tang sangat nyaman. Pikiranku tak karuan , sejak pertama kali aku melihat Karamel dia menjadi terangga ku dan aku bersekolah ditempat yang sama dengannya. Getaran itu sudah ada sejak dulu sejak aku melihatnya.

***

Aku menatap langit- langit kamarku pikiranku dipenuhi oleh Coklat. Sekarang aku mengakuinya bahwa aku menyukai Coklat. Mata ku seakan tidak mau beristirahat, ku coba memejamkan mataku berulang kali tapi itu tidak berasil.

***

"Ma, aku pengen nanya sesuatu"
"Nanya apa Jul?" Tanya mama yang masih asik mengulek cabai
"Mama janji ya, mama akan menjawab pertanyaan Juli"
"Sebenarnya ada masalah apa mama sama papa?" Tanya ku hati- hati.
Heningggg......

***

Aku bingung harus menjawab apa, apakah aku harus jujur dan cerita pada Juli?.
Aku tertunduk menatap cobek didepanku. Satu demi satu tetes air mataku menetes seolah itulah jawabannya

"Mama baik-baik aja kan?" Tanya Juli khawatir
"Iya mama baik-baik aja, mata mama perih kena cabai" jelasku mencari alasan yang tepat
"Ma apakah aku belum bisa tahu tentang hal itu?"
"Nggak gitu nak tap..."
"Tapi apa lagi?" Tanya Juli yang memotong pembicaraanku
"Iya mama akan ceritain semuanya" jawab ku pasrah.

My EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang