SEMBILANBELAS

47 0 0
                                    

"Jadi cerita skarang sama gue Mel.. lo selama ini kemana aja?" Tanya ku antusias.

Aku membawa Karamel ke cafe didekat rumah sakit karena banyak pertanyaan yang akan aku tanyakan padanya.

"Sorry gue pergi aja kayak gitu tapi sorry Coklat, gue nggak bermak.."

Aku membenci Karamel seperti ini. Aku tidak menyukainya merasa bersalah karena masalah ini, dia begitu rapuh sampai - sampai aku ingin memeluknya sekarang.

"Ststt... jangan bilang Sorry terus Mel. Emangnya lo buat kesalahan?" Aku menggenggap tangan Karamel dengan kedua tangan ku dengan erat.

Dia sudah menikah. Itulah pikiranku ketika melihat cicin ditangannya dan memang aku disini tidak mengharapkan lebih darinya.

"Skarang tatap aku Mel" pinta ku dengan lembut dan dituruti Karamel dengan patuh.

"Aku disini hanya mau bilang makasih sama lo Mel. Sekarang kita udah punya masa depan dan kehidupan kita masing - masing yang tanpa kita sadar kita sudah memilihnya sendiri... sorry kalo gue punya salah sama lo Mel gue hanya mau jujur aja sama lo tentang perasaan gue, perasaan yang sejak dulu gue pendem mungkin juga sampai sekarang. Gue sayang sama

Lo Mel, gue tahu ini udah terlambat buat kita dan gue juga bersyukur sekarang ini lo udah punya seorang yang akan selalu lindungi lo. Dan gue seneng orang itu bukan gue karena gue hanyalah seorang pengecut.

Lo tetap yang nomor satu di hati gue Mel. Aku juga bersyukur sekarang lo baik - baik aja" aku menggenggap tangan July dengan erat karena aku takut dia akan pergi lagi tapi skarang ini aku tidak ada alasan untuk membuatnya tinggal lebih lama lagi bersamaku.

"Lo nggak salah kok Coklat, gue yang salah gue hanyalah seorang pengecut yang menghindar dari masalah karena bodohnya gue ketika gue menghindar masalah itu akan hilang tapi gue salah. Dan gue yang harusnya yang berterima kasih sama lo Coklak. Dan gue juga sayang sama lo Coklat mana mungkin gue nggak sayang sama orang yang selalu di samping gue tapi yahh seperti yang lo bilang tadi itu nggak mungkin lagi untuk sekarang. Skali lagi gue minta maaf dan berterima kasih"

Drettt... drett.. drett
Dering ponsel July pun berdering di atas meja.

Genggaman kami pun terpisah karena July menjawab panggilan tersebut.

"Hallo.. aku ke sana sekarang ya Drik" July pun tampak tergesa - gesa.

"Coklat aku duluan ya"

🍒🍒

"

Aldrich ngimana keadaan mama?" Tanya ku ketika sudah sampai di ambang pintu.

"Mama.. mama baik - baik aja kan?" Aku pun melihat sendiri keadaan mama yang sudah sandar.

"Jul kata dokter mama harus istirahat dulu untuk sekarang. Aku mau ngomong sama kamu sekarang" ucap Aldrich dengan dingin.

Apakah dia marah padaku?

Aku pun mengkorinya ke balkon. Apa yang Aldrich mau bicarakan?

"Udah selesain masalah mu Jul?" Tanya Aldrich dengan tatapan matanya kedepan seakan ada sesuatu yang menarik perhatiannya.

"Masalah apa?" Aku bukan menjawab tetapi aku malah balik bertanya.

"Tanpa kamu sadari aku sudah mengetahui semua tentang mu July Etymee. Aku selalu menunggu mu untuk menceritakan semuanya tetapi kamu tidak pernah cerita. Apakah kamu belum mencintai aku? Apakah kamu tidak mempercayai aku?" Tanya Aldrich melembut serta tatapan nya kini menatap mataku. Aku melihat matanya dan memang disana ada sebuah ketulusan.

"Aldrich maaf kalo aku nggak cerita sama kamu. Aku hanya belum siap dan aku juga mencintaimu dan akan selalu mempercayaimu" jawabku lalu mengecup bibir Aldrich.

Aku pun menceritakan semuanya pada Aldrich tentang keluargaku yang berantakan bahkan tentang Romeo.

Ketika aku sudah menjelaskan semuanya aku merasa legah karena beban yang ku pikul sendiri ini bisa hilang.

"Apa kau marah padaku karena aku mencari tahu tentang dirimu diam-diam?" Tanya Aldrich dengan sorot mata yang tampak serius.

"Buat apa aku marah. Kau adalah suami ku dan kau berhak tahu semuanya, seharusnya kau yang marah padaku Aldrich. Apakah kau marah padaku?" Tanya ku hati-hati.

"Aku tidak marah padamu sayang".

🍒🍒

"

Hallo Yu" ucap ku langsung ketika sambungan teleponnya sudah tersambung dengan orang yang diseberang sana.

"Ada apa Rom?" Jawab orang diseberang sana yang yakni adalah istriku.

"Apa kau melupakan sesuatu? Yahh bekalmu kau lupakan di dalam mobil. Apakah aku harus mengantarnya?" Tanya ku.

"Kau pulang saja. Nanti aku makan dikantin dengan temanku"

"Okee.. jangan kerja terlalu keras nanti kamu kecapean" pesanku padanya sebelum aku memutuskan sambungan telepon.

Aku senang bisa melihat Karamel baik-baik saja dan aku juga legah karena sudah mengunggapkan apa yang selama ini aku pendam.

Inilah saatnya aku berubah dengan meninggalkan masa lalu ku dan menatap masa depanku yang belum aku pikirkan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 28, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang