TIGA

104 15 0
                                    

Suasana ditaman sangat ramai hari ini, karena hari ini adalah hari libur dan inilah yang dicari oleh Juli Etymee. Juli berlari menuju ayunan yang terdapat disudut taman, dan sekarang ditengah keramaian Juli dan Romeo duduk di ayunan tersebut.
"Aku mau ngomong sesuatu" kata Romeo dan Juli bersamaan. Ketawa merekapun pecah karena mereka bicara secara bersamaan.
"Yaudah kamu duluan" kata Juli yang masih merasa lucu
"Kamulah duluan, kamukan cewek"
"A...lahh.... sok bijak. Yaudah aku duluan. Aku mau bilang kalau aku mau....... ice cream" kata Juli dengan raut wajah serius yang dibuatnya
"Kamu mau bilang apa tadi?" Lanjut Juli penasaran
"Aku mau bilang kalau aku itu dari dulu suka sama..... ice cream. Ya aku juga mau makan ice cream" jawab Romeo terbata-bata. Kali ini Romeo tidak bisa mengatakannya lagi, dan yahh... sudah berulang kali Romeo mau mengatakannya tapi selalu gagal.

***

"Sorry ya Mel aku nggak bisa nganter ke dalem, soalnya ibu nyuruh aku ke apotik" jelas Romeo kepada Juli yang disampingnya
"Iya nggak papa, salam buat tante Lanie ya"
"Sip, titip salam juga buat semuanya"
"Oke dahhh" Juli melambaikan kepada Romeo. Ketika Juli membuka pintu rumahnya dia tidak bisa melihat apa pun karena semua ruangan gelap, Juli pun menyalakan lampu
"Sofhie kemana sih kok rumahnya sepi?" Tanya Julibpada diriny sendiri
"Ohh.. iya tadi dia diajak jalan sama tante Alice -tante Alice adalah sahabat mama sejak kecil dan mereka sudah seperti saudara-" ingat Juli
Terdengar samar-samar suara tangisan seorang wanita
"Mama" Juli berkata pada dirinya bahwa suara yang dia dengar itu adalah mama dengan langkah setengah berlari juli berjalan menuju sumber suara yang berasal dari kamar orang tuanya. Dengan cepat Juli membuka pintunya tetapi itu tidak berasil karena pintu itu terkunci, terdengar suara mama dan papa yang sedang bicara tapi itu hanya samar-samar tifak terlalu jalas
"Apakah ini masalah seperti seminggu yang lalu" batin Juli mengingat kejadian seminggu yang lalu waktu ulang tahunnya
"Didepan ku mama seperti tidak ada masalah. Seperti yang aku lihat sekarang dihadapan ku dan sofhie dia menyiapkan sarapan dengan penuh senyuman" batin Juli
"Jul mau sarapan apa?" Tanya mama
"Roti sama susu aja ma"
"Kalau sofhie?" Tanya mama
"Sama kayak kak Juli"
"Kalau papa mau sarapan apa?" Tanya mama lagi dengan senyuman yang mulai memudar
"Ada apa sih sebenarnya" batin Juli yang mulai merasakan kajanggalan
"Aku nggak sarapan udah telat. Anak-anak papa berangkat dulu ya" jawab papa
Papa pun meninggalkan ruang makan dengan mama yang mengekor membawa tas kerja papa. Juli pun diam-diam mengikuti mereka dari belakang
"Kakak mau kemana?" Tanya Sofhie penasaran
"Sstttt..." jawab Juli dengan jari telunjuk didepan binirnya.
Dari kaca jendela ruang tamu Juli bisa melihat papa dan mamanya sedang berbincang sesuatu karena tidak terdengar apa yang sedang dibicarakan Juli maju mendekat untungnya ada sebuah vas besar didekat teras tang melindunginya dan sekarang di tempat itu Juli bisa mendengar percakapan orang tuanya
"Dengar Jeany kita nikah bukan karena cinta tapi karena orang tuamu" ucap papa mengancam mama.
"Dan kamu sudah tahu kan hubungan ku dengan dia..." lanjut papa
Mama hanya bisa diam dan tetap menunduk menatap lantai. Juli hanya diam terpaku pada posisinya.

***

"Tuhan apakah yang aku dengar ini benar?" Aku hanya bisa terpaku di tempat ku kaki ku terasa kaku.
"Dengar itu" sekali lagi papa bersuara
"Apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya ku pada diriku
Penglihatan ku sudah buram karena aku membendung air mata, tak lama kemudian satu tetes air mata lolos keluar dan diikuti dengan air mata yang lainnya yang tidak terhitung.
Papapun mengangkat kaki pergi menuju mobilnya yang sudah disiapkan sopir pribadinya.
Aku melihat mama yang sedang mengusap air matanya dengan kedua tangannya, merasa dirinya lebih baik dari sebelumnya mama pun berjalan masuk.

My EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang