DELAPAN

71 11 1
                                    

Thanks yahh.. yang udah baca sampai chapter ini... uhhh aku seneng banget pokoknya. Maaf ceritanya gaje atau nggak jelas 🤣🤣. Ingat di vote dan comment 😘

***
Aku telah mengetahuinya sejak dulu, sebelum aku diberitahu.

Aku ada saat papa dan mama berdebat dikamar ketika ulang tahunnya ka Juli, waktu itu aku mengikuti kak Juli.

Aku ada saat mama menceritakan masa lalunya pada ka Juli.

Aku ada waktu papa memberikan surat cerai pada mama.

Dan aku selalu ada saat mama meneteskan air matanya tetapi kenapa aku tidak bisa berbuat apa-apa?

Aku tahu dalam diam tetapi ketika wanita yang sangat kuat itu meneteskan air matanya dadaku seperti disayat.

Aku benci pada diriku sendiri karena tidak bisa menenangkannya dimasa-masa sulitnya, aku hanya bisa meneteska air mata pengecut, ya... aku ini memang pengecut. Aku ingin memberitahu ka Juli tetapi ketika ku lihat tawanya aku tidak tega memberitahu luka ini. Aku memang pengecut tahu segalanya tetapi tidak tahu harus berbuat apa.

***

Kenapa ini harus terjadi padaku?
Kenapa harus sahabatku yang melakukannya?
Kenapa tidak orang lain saja?
Aku sudah mengetahuinya sejak dulu tetapi kenapa diriku hanya diam? Itulah salahku.

Thomas Etymee sejak aku mengenalmu memang rasa cinta itu belum ada tetapi semenjak kita menjalin hubungan rasa cinta itu tumbuh dengan sendirinya. Tetapi kenapa saat aku sudah mulai mencintaimu pada saat itu pula kau meninggalkanku?.

***

Aku menatap telepon genggamku yang sedari tadi kutunggu dan akhirnya ada pesan masuk juga.

From: Karamel
       Sorry baru bales soalnya baru selesai praktek. By the way thanks ya buat ucapannya, ingat kadonya ya.. hahaha

akhirnya Karamel bales juga. Semenjak aku dan Karamel lulus kami mulai sibuk aku dengan kuliah kami.

To: Karamel
     ntar malam dehh... aku kasik kadonya. Tapi ntar malem kamu ada acara nggak?

From: Karamel
     aku nggak ada acara kok

To: Karamel
     ntar malem aku jemput ya ke pantai.

From:Karamel
     okeee aku tunggu ya...

***

Aku menatap kamarku dengan Thomas. Semua terjadi terlalu cepat.

"Mama udah selesai beres-beresnya?" Panggil Sofhie mengagetkanku

"Ohhh.. udah yuk berangkat" jawabku dengan cepat

"Barang-barangnya udah dinaikin  ke mobil semua?" Lanjutku

"Udah ma"

Aku dan Sofhie pun bergegas meninggalkan rumah yang penuh dengan sejarah ini. Rumah dimana tawa dan tangis dan rumah yang menjadi tempat dimana aku memperjuangkan cintaku.

***

Balutan pakaian putih ditubuhku membuatku sangat risih.

"Huhhh... akhirnya selesai juga" ucapku sambil melirik jam tanganku yang menunjuka pukul 06.00 sore.

Aku langsung mengungat janjiku dengan Coklat.

Sesampainya aku dirumah, aku masuk tapi kok rumah gelap banget sihh? Aku pun langsung menyalakan lampu.

"Ma..." teriakku mencari mama, aku membuka pintu kamarnya tetapi tidak ada disana.

"Sofhie" teriakku lagi kali ini aku berjalan ke kamar Sofhie tetapi disana tidak ada barang-barangnya lagi. Aku pun langsung membuka lemarinya yang sudah kosong. Aku pun mulai panik

Kring... kring...
Bunyi ponsel dari dalam tas ku tetapi dari nomor yang tidak ku ketahui.

"Halo" jawabku

"Apakah ini dengan Juli Etymee?"

"Iya bener ini dengan saya sendiri. Maaf ini dengan siapa ya?"

"Saya pak Bambang. Tadi ada kecelakaan dan salah satu korbannya adalah keluarga anda. Dan sekarang semua kotban sudah dibawah ke rumah sakit Siloam"

Telepon yang sedari tadi kugenggam kini sudah terjatuh kebawah, kakiku sudah tidak kuat menahan bobot tubuhku aku hanya bisa terduduk dilantai.

Air mata yang sedari tadi mengantri ingin keluar sudah lolos terjatuh.

Dengan langkah tertatih aku keluar dari rumah ketika aku sampai didepan rumah aku melihat papa yang menggandeng tanta Alice dengan mesra tetapi aku tidak peduli, yang terpenting aku sampai di rumah sakit.

***
Ingat vote dan commentnya yahhh jangan di baca aja.... 😙😘

My EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang