Mobil yang kutumpangi kini berhenti didepan gerbang besar dan tinggi berwarna cokelat, ketika gerbang itu sudah dibuka aku langsung disuguhkan dengan halaman luas yang sangat megah.
Karena terlalu terpanah oleh taman di halaman akupun tidak sadar kalau sudah ada orang yang membuka pintu dan mempersilahkanku keluar.
Banyak sekali pelayan disini, batinku.
"Juli" panggil Melda yang langsung membuyarkan pikiranku.
"Ayo masuk" lanjut Melda yang hanya aku jawab dengan anggukan patuh
Sungguh rumah ini benar - benar sangat mewah, sampai aku tidak bisa menjelaskannya dengan kata - kata yang ada dipikiranku hanya besar dan mewah.
"Ma aku langsung ke kamar ya.. capek" ucap Aldrich yang langsung berlari ke tangga, mungkin menuju kamarnya di atas.
"Jul, kamu ikut tante ya.. ke kamar tante setelah itu baru tante antar kamu ke kamar kamu"
"Iya tante"
Ternyata kamar tante Melda dibawah tidak di atas.
Rumah ini berlantai tiga dan tante Melda kenapa tidur dibawah aneh.
Sesampainya dikamar tante Melda aku langsung disuruh duduk di sofa di kamar itu.
"Kok tante tidur lantai bawah sih? Nggak diatas?" Tanyaku
"Dulu karena nggak hati - hati tante pernah jatuh dari tangga jadi Aldrich suruh tante tidur dibawah aja biar nggak terjadi apa - apa"
Aku hanya menggangguk mengerti saja, ternyata Aldrich pengertian juga. Ya iya lah pengertian secara mama nya, bodohnya diriku ini.
Kini tante Melda seperti mencari sesuatu di lemarinya.
Karena mungkin sudah mendapat apa yang tante Melda cari, dia langsung berjalan ke arahku sambil memegang sesuatu yang tertutup oleh kepalan tangannya itu.
Dia menyuruhku menutup mata dan aku merasakan ada sesuatu yang mengalungi leher ku.
Sudah pasti yang tante Melda pasangkan ke leherku itu kalung dan benar saat aku membuka mata sudah ada kalung di leherku, sangat indah.
"Ini untukku?" Tanya ku heran
"Iya sayang jangan dilepas ya. Mulai sekarang kamu panggil tante mama jangan panggil tante lagi" perintah Melda
"Iya tan ehh mama. Skali lagi makasih ya ma" jawabku terbata - bata.
Kini air mataku sudah jatuh karena kata yang sudah lama tidak ku ucapkan, mungkin terakhir aku ucapkan enam tahun yang lalu.
Aku sangat bahagia karena ada orang yang bersedia untuk dipanggil mama.
"Kenapa kamu menangis sayang?" Tanya Melda yang dengan lembut mengusap air mata ku.
"Apakah benar aku boleh memanggil mu mama?" Tanyaku terisak
"Boleh sayang" kini Melda mengelus rambutku
"Mama"
Aku langsung memeluk Melda.
"Kenapa denganmu sayang?" Kini Melda heran dengan tingkahnya tetapi wanita itu tetap menbalas pelukannya.
Aku langsung melepaskan pelukanku dan menceritakan semuanya pada Melda bahwa aku tidak punya siapa - siapa lagi.
"Terima kasih karena kau bersedia dipanggil mama oleh ku dan terima kasih karena aku boleh tinggal dengan mu mama"
🖤🖤🖤
"Aldrich" suara Melda ehh mama memecahkan keheningan di meja makan.
"Iya ma" jawab Aldrich yang langsung berpaling dari makanan di depannya.
"Ntar anter Juli ya ke penginapannya biar dia ngambil barangnya dan langsung check out" jelas mama
Ketika mendengar penjelasan mama aku langsung keselek makanan.
What?
Aldrich mengantarnya."Ini Jul minum dulu" kini mama memberinya air.
"Iya ma" jawab Aldrich langsung pergi.
🖤🖤🖤
Pesta malam ini sangat membosankan apalagi dengan jas yang ku kenakan ini sangat membuatku gerah sekarang.
"Ayu, aku ke kamar mandi ya sebentar" pinta ku lembut sambil melepas gandengan Ayu dari lenganku.
"Ohh.. iya Rom" jawab Ayu.
Aku juga yakin pasti Ayu sudah gerah sekarang dengan baju putih yang mengembang.
Yahh.. hari ini adalah pesta pernikahanku dengan Ayu.
Sudah tengah malam tapi tamu nya belum berkurang buat gerah saja berdiri berlama - lama dan selalu menyunggikan senyum buat bibirku capek saja.
Aku sudah memutuskan untuk menikahi Ayu Saraswati dan melupakan Juli Etymee cinta yang mungkin tidak bisa dia gapai lagi sekarang.
Aku tidak akan membuat Ayu sedih hidup denganku hanya karena Juli, aku harus belajar mencintai Ayu karena aku tahu dia sangat mencintaiku.
Ayu Saraswati maaf karena aku masih belajar untuk mencintaimu. Tapi aku berjanji tidak akan melukai hati mu dengan sengaja.
🖤🖤🖤
"Tunggu sebentar ya Mr. Leroy. Aku akan mengurus secepatnya" ucapku langsung keluar dari mobil Aldrich yang sudah terpakir di depan penginapanku.
Aldrich tidak menjawab ku sama sekali. Huhh... dasar cowok gunung es.
Aku hanya membawa beberapa baju saja dari Indonesia cuman satu koper sedang saja.
Merasa sudah beres aku langsung berjalan keluar menuju mobil Aldrich.
Aku langsung masuk ke dalam mobil tanpa bicara kali ini aku tidak akan memulai pembicaraan toh dia juga tidak menjawab.
Mobil pun berjalan hanya terdengar bunyi - bunyi kendaraan dari luar, sangat hening di dalam sini seperti tidak ada kehidupan saja.
"Jangan panggil aku Mr. Leroy panggil saja Aldrich"
Kini Aldrich yang memulai pembicaraan.Apa aku tidak salah dengar?
Tadi itu Aldrich kan?Oh M to the G
Itu tadi si manusia es yang bicara?"Iya Aldrich" jawab ku agak takut.
Dan mobil pun kembali hening tidak ada yang mau memulai pembicaraan seperti tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ending
RomanceJuli Etymee, orang yang selalu merasa hidupnya lebih dari sempurna. Dia memiliki keluarga yang sangat harmonis dan sahabat yang selalu ada untuknya tetapi semuanya berubah pada satu hari yaitu pada hari spesialnya. Romeo Errius, sahabat Juli sekalig...