Gemuruh di langit itu mengingatkan aku,
saat pertama gerimis datang menawarkan pelangi.
Lantas aku terbuai akan ketenangan di dalamnya.Lambat laun gerimis itu berubah menjadi hujan lebat.
Bahkan berubah menjadi badai.
Aku takut. . .
Lantas kata mu,
"Tidak apa, ada aku disini".
Ketenangan itu selalu kau hadirkan.
Hingga suatu ketika hujan berhenti.
Namun petir tetap terdengar menyambar di belahan bumi.
Gemuruhnya mengoyak hati ku semakin luluh lantak.
Lambaian petir itu sengaja kau tinggalkan untuk ku.
Agar aku senantiasa mengingat mu.
Ya. . . Aku memang mengingat mu!!
Namun sebagai petir yang menyambar hati hingga hangus terbakar
Sebagai nama yang tak pernah mau ku dengar lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kau Mimpi Buruk Terakhir Ku
Literatura FemininaKau tahu arti sebuah luka? Ku rasa tidak. . . Sebab kau hanya pandai memainkan peran mu sebagai si penabur luka Kau tahu apa artinya diri mu di mata ku? Kau. . .Mimpi buruk terakhir ku