Disaat kamu butuh sandaran, namun tak ada bahu. Padahal kamu yakin ia ada. Rumah untuk mu pulang. Namun ia pergi meninggalkan mu yang rapuh. Lantas kamu tak mempermasalahkan itu. Seolah-seolah ia tak pernah melakukan kesalahan. Kamu tetap menerima ia dengan sukacita, padahal hati mu sedang berduka cita.
Hei. . .
Apa kamu berhak mempertanyakan perasaannya pada mu lagi? Sedang ia rela mengorbankan waktunya yang berharga untuk mu. Ia tak mempermasalahkan kesalahan-kesalahan mu yang lalu. Walau rasa takut itu menghantuinya setiap waktu.Coba kamu tanyakan diri mu. Apakah pantas kamu memperlakukan dia seolah dia bukan manusia tak berperasaan? Seolah ia mati, tak merasakan sakit?
Kamu tahu dia rapuh, kamu tahu dia sakit, kamu tahu dia membutuhkan kamu. Namun kau menutup mata mu. Seolah dia seonggok daging yang tak berhati, tak bernyawa. Padahal ia rapuh.
Dan yang lain menyalahkan dirinya karna dengan sukarela disakiti. Padahal yang ia mau hanya di dengarkan. Betapa sakit yang ia rasakan. Orang tak mau tahu. Terlebih lagi seseorang yang ia anggap rumah untuk pulang.
Tanpa sadar, kepribadiannya berubah. Ia seseorang yang periang, namun ia harus berbalut topeng. Karna jauh di lubuk hatinya ia sedang terluka parah. Namun tidak ada yang mau menolong dia dari kegelapan.
Mentalnya pun terguncang. Menerima cabikan hidup yang amat pahit. Apa dia tak pantas menerima perlakuan dimanusiakan manusia? Ia berdarah. Ia terguncang. Ia sedang jatuh sejatuh-jatuhnya. Namun dunia menyalahkannya.
Kurang perih apa lagi? Ia sendirian. Padahal begitu banyak orang disekitarnya. Saat ini ia hanya butuh di rangkul. Namun tak ada yang bersedia melakukannya.
Apa harus ia sudah tak ada lagi di dunia ini, lantas bumi baru menolong? Melihat segala kesakitan yang ia sembunyikan? Atau bahkan dunia tak menyadari bahwa ia sudah pergi?
Ketahuilah. Perasaan sakit ini tidak bisa di utarakan hanya lewat kata saja. Banyak luka yang tak bisa hanya di jelaskan dengan kata. Namun yang pasti, ia sedang jatuh. Ia sedang sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kau Mimpi Buruk Terakhir Ku
Chick-LitKau tahu arti sebuah luka? Ku rasa tidak. . . Sebab kau hanya pandai memainkan peran mu sebagai si penabur luka Kau tahu apa artinya diri mu di mata ku? Kau. . .Mimpi buruk terakhir ku