• Rasa Berujung Asa •

102 22 4
                                    

Kau bagaikan langit,
yang sewaktu-waktu menurunkan hujan.
Mungkin kau tahu jika aku penikmat hujan.
Bermain di setiap tetesan bulirnya.
Tertawa, berlari sampai aku lupa akan dingin!!

Ketika tetesan air itu terhenti,
hening mulai ku rasa.
Tak ada lagi bunyi gemercik air!!
Tak ku dapati lagi suara riuh halilintar yang ku takuti!!
Tapi kau berjanji, pelangi itu akan kau hadirkan. . .

Aku lantas percaya.
Aku menunggu terus menunggu dan masih menunggu. . .
Tapi tak ku dapati pelangi itu!!

Aku pun baru tersadar!!
Kau sudah pergi, tak lagi gerimis.
Langit mendung pun kau ajak beranjak.
Padahal aku sudah nyaman dengan momen itu.

Yang ku dapati apa?
Sebuah genangan air akibat ulah mu. . .

Kau pergi meninggalkan genangan.
Genangan yang berisi kenangan!!
Kau tak lagi tampak.
Kau tinggalkan aku dengan genangan yang begitu luas,
yang di dalamnya ada rindu terselip.

Kau tinggalkan aku dengan sepi.
Padahal kau datang dengan begitu berisik.
Pergi mu memang sudah biasa.
Tapi kenangan yang kau tinggalkan,
LUAR BIASA. . .

----------🌸----------🌸----------🌸----------

Kau Mimpi Buruk Terakhir KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang