Tapi ketahuilah satu hal.
Walau kita bukan siapa-siapa lagi.
Walau kita hanya sebatas cinta yang saling pernah,
didalam diam ku kau masih menang dikediaman rindu ku.Ingin ku teriaki nama mu, memanggil mu dari sini dari sudut kota yang berbeda.
Namun teriakan itu menyelam ke dalam batin ku yang meredam.Tahukah kau saat tak bersama aku didera rindu yang semakin hari mengakar kuat?
Tak bisa ku hapuskan kau dari dalam hati ku.
Bahkan isi kepala ku meneriaki aku untuk segera melupa mu.
Keadaan seakan tak menyadarkan aku bahwa kita sudah bukan siapa-siapa lagi.Dibalik sombong yang kau katakan pada ku ada air mata yang mengalir saat pesan itu memenuhi notif handphone ku.
Ini terlalu sulit.
Aku hanya diam mematung, menunggu mu.
Padahal aku tahu kau takkan pernah datang.
Ingin ku balas pesan singkat itu,
namun kesadaran ku pulih kembali.
Aku tak mau disakiti dengan cara yang sama oleh orang yang sama lagi.Dilema aku dalam diam ku dikediaman rindu ku sendiri.
Batin ku menjerit begitu kuat yg mengatakan. . .
AKU RINDU!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Kau Mimpi Buruk Terakhir Ku
Literatura KobiecaKau tahu arti sebuah luka? Ku rasa tidak. . . Sebab kau hanya pandai memainkan peran mu sebagai si penabur luka Kau tahu apa artinya diri mu di mata ku? Kau. . .Mimpi buruk terakhir ku