Schicksal 11

48 21 0
                                    

Suara riuh terdengar hampir disetiap penjuru kelas. Berita tentang camping itu sudah menyebar ke telinga siswa-siswi SMA Galaksi membuat semua orang mulai dari yang cewek hingga yang cowok ngerumpi tentang kegiatan-kegiatan apa yang akan mereka lakukan ketika camping apalagi jika acara kali ini yang menjadi panitianya merupakan alumni dari sekolah SMA Galaksi.

"Gue gak sabar sumpah nunggu camping. Apalagi ngundang Alumni beuh..."

"Nah tuh betul. Kapasitas cogan disini itu berkurang jadi perlu cuci mata." jawab cewek itu dengan terus mengoles bedak hingga berlapis-lapis.

"Apalagi Kak Rio. Udah ganteng, ketua osis sama basket, pinter. Kurang sempurna apalagi coba dia."

"Kalau gue lebih suka Kiki. Dia itu tengil-tengil lucu. Sumpah sebelas dua belas lah sama Rio."

"Aku mah suka semuanya." jawab cowok dengan rambut belah tengah serta klimis yang membuat ia mendapat sorakan cewek-cewek yang sedang berkumpul itu.

Karina yang melewati kerumunan itu hanya terkekeh pelan dan mendengar sedikit tentang acara yang akan diadakannya disekolah.

"Sin mereka itu sedang ngomongi apa sih?" tanya Karina begitu memasuki kelasnya dan duduk dibangku mereka masing-masing.

"Sekolah kita bakalan ngadain camping buat memperingati ulang tahun sekolah gitu. Entar setelahnya juga ngadain pensi juga." jawab Sinta yang membuat Karina ber-oh menganggukan kepalanya hingga gebrakan meja membuat Karina dan Sinta terkejut karena ulah super lebay Ira.

"Tapi yang penting itu alumninya astaga. Stok cogan besok bertambah. Ra lo kalau ketemu dijamin langsung suka deh." cecar Ira yang membuat Sinta memutar bola matanya kesal.

"Inget pacar woy. Masih aja ganjen sama cowok lain." jawab Sinta pedas yang dibalas kekehan oleh Karina.

"Yee.. Walaupun gue ganjen tapi hati gue tuh tetep masih punya baby Putra. Ketimbang lo ratunya jomblo. Ngenes sono." Ira memeletkan lidahnya mengejek Sinta yang sudah kesal dengan tingkah Ira. Sifat mereka yang biasanya seperti tom and jerry setiap kali mereka bertemu. Anehnya, mereka itu bersahabat. Itulah yang membuat Karina takjub sekaligus geli.

"Kamvret lo."

☔☔☔

"Rin lo ikut camping kan?" tanya Ira begitu mereka bertiga sampai di tempat duduk kantin dengan membawa nampan makanannya.

"Gak tau. Lihat nanti aja ya."

Ira menganggukan kepalanya sambil memakan siomay yang dipesannya. "Gue saranin lo ikut. Nyesel kalau sampai lo gak ikut."

"Iya." jawab Karina

Aktivitas istirahat mereka dihabiskan dikantin dengan selingan cerita-cerita Ira yang mencairkan suasana, hingga suara deheman terdengar membuat aktivitas mereka terhenti.

"Ekhm... Gue sama yang lain gabung ya, gak ada tempat kosong lagi."

Ira yang mengerti keadaan langsung menjawab dengan senangnya. "Boleh Ri, banget malahan."

Ari, Aldi dan Didi yang mendapat persetujuan langsung duduk dengan Didi disebelahnya Sinta dan Aldi sedangkan Ari disamping Karina karena memang tidak ada tempat duduk lagi.

"Halo Sinta." sapa Didi.

Sinta menatap makhluk astral disebelahnya tajam dengan garpu ditangannya.

SchicgenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang