Meet Again

883 86 75
                                    

Flashback.

Bruuukk...

“Aww...” saking terfokusnya dengan ponselku aku sampai kurang fokus hingga seseorang menabrakku.

Badanku terjatuh, tertindih oleh badan cowok yang menabrakku dan Oh My God...aku tercium oleh cowok itu dia telah mengambil first kiss ku.

Kami sempat bertatapan, tatapannya teduh menghangatkan hati, jujur cowok itu ganteng kulitnya putih, rambutnya seperti artis Korea dan dia mirip sekali dengan Sehun salah satu member BoyBand EXO.

Flashback off

“Jadi dia adik lo?”

Mike mengangguk, “Lo kenal? Kok ekspresi lo kayak gitu?”

“Gak juga sih, mungkin gua pernah ketemu. Dimana gitu.” Kataku, sebelum menyendok nasi goreng yang tadi aku pesan.

“Kalo pernah, pasti ketemu di jalan.”

Iya benar sekali, aku kan emang ketemu dia di jalan pas mau ke florist shop.

“Dia pencopet.” Ucap Mike lirih.

Mataku terbelalak mendengar ucapan Mike, mana mungkin.

“Mungkin lo gak akan nyangka kalau gua punya adik seorang pencopet. Tapi emang begitu adanya,” Mike menyedot lagi orange juice-nya yang masih seperempat bagian.

“Dulu dia adalah adik yang paling gua sayang, dulu kita sangat kompak dalam segala hal. Dia pinter, bahkan lebih pinter dari gua, Adrian juga sangat pandai bermain alat musik terutama gitar. Dulu dia bersekolah SMA mengambil jurusan seni. Sampai suatu ketika dia di DO dari sekolah, saat kelas 11.”

“Kok bisa gitu?” tanyaku penasaran.

“Sejak memasuki kelas 11 sifat Adrian sungguh berubah 360 derajat, dia sering bolos sekolah, gak pernah ngerjain tugas sehingga otomatis nilainya merosot dan yang paling memalukan. Dia sering malak temen-temennya disekolah, hingga saat ini dia menjadi seorang pencopet. Entah kenapa alasannya sifatnya berubah drastis.”

Aku prihatin mendengar cerita Mike, tak kusangka dia ternyata memiliki masalah yang cukup berat. Aku megelus pundaknya dengan penuh kasih sayang. “Lo gak coba tanya ke Adrian kenapa dia kayak gitu? Gak mungkin dia ngelakuin itu semua tanpa sebab.”

Mike menghela nafas berat, “Udah, berulang kali malahan tapi, dia gak pernah mau ngejawab pertanyaan gua. Sejak dia di DO dia diusir sama nyokap bokap gua, gua sebagai kakak yang baik gua ngajak dia tinggal di rumah gua hm bukan sepenuhnya milik gua tapi itu sebagai hadiah dari nyokap bokap gua, untungnya dia mau. Namun, Adrian sama sekali  gak pernah mau gua kasih uang atau makan, karena dia tau uangnya dari nyokap bokap.”

Aku tersenyum kecut akan hal yang dialami Mike, tinggal dengan saudara sendiri namun, dalam keadaan jarang berbicara. Bagaikan tinggal dengan orang yang tak dikenal, pasti begitu perasaan Mike.

*****

Waktu menunjukkan pukul 10.01 PM mataku masih belum bisa terpejam, aku masih memikirkan tentang Adrian. Bagaimana caranya aku bertemu dengan Adrian? Bukan bagaimana, aku hanya ingin penjelasan darinya tentang kejadian waktu itu. Ponselku yang berada di meja sebelah tidurku adalah jawabannya, zaman sekarang siapa sih yang gak punya sosial media.

Aku memilih untuk membuka aplikasi Instagram terlebih dahulu, kutulis nama Adrian di kolom pencarian. Astaga! Aku kan gak tau nama lengkapnya, hem mungkin Adrian Alvaro, sama seperti nama akhir Mike. Michael Alvaro.

Muncullah ratusan akun orang yang bernama Adrian Alvaro, aku mengklik akun Adrian Alvaro yang pertama, bukan. Akun kedua juga bukan, akun keempat di private, akun kelima juga di diprivate. Dan saat membuka akun keenam muncullah sederet foto cowok yang kucari, followers-nya sedikit hanya 135 dan postingan-nya cukup banyak, ada 23 postingan. Mulailah aku men-stalker akun milik Adrian.

Regen (Telah Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang