First Kiss

2.2K 252 288
                                    

Kota Wina, Austria

" Eh lo apa kabar Yess udah makan mandi bersih bersih?" tanya Andi tanpa jeda.

"Udah..udah..udah.."
"Yah lu kebiasaan banget selalu cuekin gua, kok udah seminggu disana baru nelpon?. Gua udah sms, telpon, wa, line, bbm lo tapi gak ada balasan, telepon lu mati mau lo apa sih? Dasar kacang lupa kulitnya.."

Aku menghela nafas panjang mendengar omelan Andi, dia memang selalu memarahiku jika aku jika lama tidak memberi kabar.
Padahal kita hanya teman "Apaan sih lu Ndi baper amat, gua baru ngabarin karna gua baru beli sim card Austria makanya baru bisa online. Dan gua bener-bener sibuk nyiapin segala urusan kuliah, beresin apartemen dan masih banyak lagi"

"Elehh..bilangin aja ngecengin cowok Austria." Sahut Andi nyeletuk.

"Apa lo bilang jangan asal ngomong ya..gua itu cewek baik-baik.Mendingan gua matiin aja video call sama lu,bikin emosi gua meledak aja."
"ett.."

Aku langsung mematikan video call dengan Andi enak saja dia bilang aku ngecengin cowok Austria.Tapi tak lama kemudian dia mengirim sebuah pesan pendek kepadaku
"jangan marah dong Yessi,nanti manisnya ilang lho"

Tiga menit tak kubalas dia mengirim pesan lagi..

"Haiii Yessi gua minta maaf,gua kan Cuma bercanda hikss.. :'("

"BALLES DONG YESS"

"kalo gak bales gua nangis..."

"Yess.."

"Baby kuh.."

Aku paling tidak bisa kalau ada orang yang memanggilku BABY, iyuhh alay, walaupun itu pacarku sendiri*ups aku kan gak pernah pacaran, akhirnya kubalas pesan Andi.

"YA.GUA MAAFIN LO"

****

Waktu menunjukkan pukul 10 am atau atau sekitar pukul 3 sore di Jakarta. Hari ini aku memilih untuk pergi ke salah satu florist shop, untuk membeli beberapa tanaman hias untuk aku letakkan di balkon apartemenku.

Ting..tung..
Itu suara teleponku,huhh ternyata telepon dari si Andi mau apalagi sih tu orang
"Hallo apalagi sih Ndi? Gua kan udah maafin lo..lo mau apa lagi sih?"sahutku ketus
"ehh jangan marah gitu napa,gua Cuma mau nanya lo udah kasih tau keluarga lo gak kalau ternyata lo tu lagi ada di Austria?"
"Belum sih, tapi secepatnya gua pasti kabarin keluarga gua kok Ndi. Udah ya gua mau ke florist shop dulu nih. Bye.." aku secepatnya menutup telepon Andi karena aku tak mau mendengar ceramahnya untuk kali ini, hehe peace Ndi.

****

Jakarta

"Ma Yessi boleh gak liburan ke Bandung sama temen-temen sekalian nyari info kampus di Bandung ma." Dengan wajah memelas, ini sebenarnya trik biar Aku bisa ke Austria.

"Haahh buat apa lo kuliah di Bandung?" sahut Kak Heni yang datang tiba-tiba dari lantai atas.
Aku menghela nafas panjang, mencoba sabar menghadapi gunjingan yang akan diberikan oleh Kak Heni. "Ya.emang kenapa? Gak boleh ? Kata Papa aku boleh kok kuliah ngambil jurusan Teknologi di ITB lagipula ITB kan kampus populer juga di Indonesia janga-"

"Aduhhh..stop..stop..kalian kenapa sih kok jadi berantem?"
"Yessi yang sensitif Ma, Heni kan Cuma nanya gitu doang" Kak Heni menatapku sinis.

Mama menatapku serius "Yess,kamu serius mau kuliah di ITB?"
Aku merunduk untuk menutupi mata bohongku maafkan Yessi Ma Yessi terpkasa harus bohong "I..ya Ma"

"Oke..bagus,kapan kamu berangkat ke Bandung?Nanti mama belikan kamu tiket pesawat" Mama langsung percaya padaku, hmm aku benar-benar merassa bersalah.

"Eh gak usah,em Yessi udah mesen tiket kok Ma" jawabku gugup.
"Ohh,terus kamu berapa hari di Bandung?"

Aku berpikir seberapa lama aku bisa pura-pura kalau aku lagi di Bandung "Emm..2 eh minggu Ma"
"2 minggu? Kok lama banget" tanya Mama tatapan matanya kurang yakin dan nadanya terkesan menyelidik.

"Iya ma kan sambil liburan, jarang-jarang kan ke Bandung, lagi pula nanti disana gak perlu sewa penginapan Ma, soalnya udah ada villa nya temen Yessi"

"Temen kamu yang mana tuh?" tanya Kak Heni dengan nada tak percaya.
Dasar tukang kompor, pasti tu orang kepengen Mama curiga deh. Tapi aku jawab dengan sabar "Namanya Rina,yang sering kesini tu lho Ma" walaupun  mama gak tahu kalau aku punya teman yang namanya Rina. Ssst..hanya teman bohongan.

"Ohh..Rina iyadeh mama izinin kamu kesana. Tapi kapan kamu berangkatnya?"

"3 Hari lagi ma penerbangan malam"

"Astaga maaf ya sayang mama gak bisa nganter kamu nanti soalnya, Mama besok kan udah keluar kota dan minggu depan baru balik. Heni kamu bisa anter Yessi gak?"

Kak Heni melirikku dengan tatapan tajam setajam silet hehe, "Gak bisa deh ma soalnya Heni paginya Heni harus berangkat ke Bogor Ma"
Huhh..untung aja aku sudah menyusun rencana supaya tidak ada yang mengantarku ke bandara.
"Gak apa kok ma Yessi udah sama temen-temen Yessi perginya"

****

Dan sampai saat ini aku belum mengabari keluargaku dan keluargaku pun sama sekali tak peduli dengan keadaanku. Hanya Andi seorang yang tau kalau aku berada di Austria, secara kan dia yang mencarikan aku beasiswa ini.

Kembali kerencana awal aku berniat untuk pergi ke salah satu florist shop yang sedang menawarkan diskon spesial ulang tahun toko tersebut, aku sempat lihat di salah satu brosur yang diberikan oleh SPG toko itu. Kali ini aku pergi mengenakan atasan lengan panjang hitam polos serta bawahan celana jeans panjang robek-robek dan sepatu sneakers warna putih.

Bulan ini adalah penghujung musim gugur, aku suka musim gugur waktu yang paling tepat untuk menikmati Eropa tapi, aku lebih suka lagi jika musim hujan karena musim hujan punya warna tersendiri. Aku menganggap hujan adalah berkah, karena hujan kita bisa hidup dan hujan adalah melodi alam yang paling indah.

****

Aku menyusuri jalan utama Kota Wina Austria, sambil melihat ponselku untuk melihat GPS menuju Florist shop, maklumlah aku belum terlalu hafal dengan jalan yang ada disini. Aku terpaksa berjalan kaki untuk menghemat uang karena persediaan tabunganku sudah menipis sementara uang tunjangan beasiswa baru bisa diambil 2 minggu lagi.

Dan asal kalian tahu,selama 3 hari terakhir aku hanya makan mie instan, ya beginilah hidup di rantauan jadi kalian yang mikir kuliah diluar negeri itu keren, ya keren sih tapi disini kita harus mandiri dan hemat tentunya.

Bruuukk...

"Aww..." saking terfokusnya dengan ponselku aku sampai kurang fokus hingga seseorang menabrakku.
Badanku terjatuh, tertindih oleh badan cowok yang menabrakku dan Oh My God...bibir kami saling menempel satu sama lain, dia telah mengambil first kiss ku. Kami sempat bertatapan, tatapannya teduh menghangatkan hati, jujur cowok itu ganteng kulitnya putih, rambutnya seperti artis Korea dan dia mirip sekali dengan Sehun salah satu member BoyBand EXO.

Entah ini buruk atau baik, dalam hati aku merasa ini suatu pengalaman indah. Bayangkan tak ada hujan tak ada angin tiba-tiba seorang cowok ganteng menciumku *walau tak sengaja. Tapi kejadiaan ini tak berlangsung lama, sadar kami menjadi tontonan banyak orang cowok itu langsung berdiri dan terus berlari meninggalkanku yang masih dalam posisiku yang tadi. Aku sedikit kesal, tanpa ngomong apapun dia langsung pergi tanpa membantuku cowok macam apa dia? Nyesel aku memujinya tadi.

Aku bangkit dan langsung bergegas meninggalkan tempat itu pandangan orang-orang masih menatapku heran dan terkesan jijik.

Tbc

Regen (Telah Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang