Hujan telah menampakkan tanda tanda kedatangannya.
Mendung telah tampak, dan
Awan hitam yang telah menghiasi langit biru.Aku termenung disisi ruangan,
Menuangkan segala keluh kesahku di secarik kertas yang telah bersedia mendengarkan keluh kesahku.Ruangan, kertas,pena, dan tuhan-lah yang mengetahui seberapa banyak aku menceritakanmu dalam kertas ini.
Mungkin semesta tertawa melihatku.
Karena, aku telah mencintaimu tanpa logika.Kini,
Kau hanya sebuah angan-angan yang kuharap kehadiranmu dapat kembali dalam pelukan hangatku.Biarkanlah aku tetap mencintaimu.
Biarkanlah rasa ini tetap menggebu-gebu dalam irama cinta-ku meskipun kenyataan pahit telah menghampiriku,
Aku akan tetap menyimpan segala tentangmu.Biarkanlah waktu yang menyadarkanku dengan ketiadaanmu.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Berkelana
PoetryKau yang pernah menjadi asumsi ceritaku, yang tiap waktu aku jadikan prioritas. Namun kau pergi meninggalkan semuanya, tanpa kau ingat tempat kau berlabuh kembali.