Ketika kau sedih
Aku akan bersedia menjadi sandaranmu.Walaupun kebahagiaanmu bukan (lagi) aku yang menjadi penyebabnya.
Senyumanmu yang selalu kunikmati, meskipun hanya dari kejauhan.
Kini kita bagaikan orang asing.
Aku yang selalu menegurmu
Berharap kau membalas sapaanku.Tetapi
Itu hanyalah imajinasiku.Aku terlalu sering meng-andai-andai tentang kau yang selamanya jadi milikku.
Namun
Hasilnya nihil..Aku terlalu menggenggammu begitu erat sehingga kau bosan dengan genggamanku.
Kemanakah dirimu yang telah mengucapkan janji dihadapanku?
Kemanakah dirimu yang berjanji akan menjadikanku tempat berlabuhmu, akan menjadikanku tempat kau pulang.
Semua hanya fiktif belaka.Kau telah berhasil dalam menjadi lelaki brengsek.
Kau mahir dalam peran ini.
Kau mahir dalam perihal mematahkan hati.
Tanpa menyadari hati yang pernah menjadi tempat berlabuhmu.Sekarang aku sadar,
Aku hanyalah tempat persinggahanmu.
Bukan
Tempat kau pulang.***
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Berkelana
PoetryKau yang pernah menjadi asumsi ceritaku, yang tiap waktu aku jadikan prioritas. Namun kau pergi meninggalkan semuanya, tanpa kau ingat tempat kau berlabuh kembali.