Epilog.

3.5K 577 232
                                    

Hari itu saat Guanlin dan Seonho mengunjungi Dongbin, 3 sekawan ga ikut dengan alasan mau memberikan privasi untuk Guanlin, Seonho lah yang pertama meneteskan air mata karena terharu.

Seonho bisa melihat bagaimana kedua saudara itu saling merindukan kehadiran satu sama lain setelah pertengkaran panjang.

Mama dan Papa Guanlin juga sama terharunya, mereka tidak berhenti tersenyum, apalagi saat Guanlin dengan semangatnya menceritakan hidup di asrama pada Dongbin.

"Lo nanti harus ikut beatbox juga gue tau lo kan suka ngerapp kayak gue. Nanti gue ajarin deh. Dan lo mesti banget ketemu temen temen gue Bin mereka far much better daripada squad gue di SMP dulu, lo pasti bakal suka banget sama mereka"

Guanlin juga terus terusan memamerkan senyum gusinya, yang tentunya menghangatkan hati semua orang.

Sesungguhnya Guanlin yang asli adalah Guanlin yang semanis ini.

Dongbin tertawa pada semua kata kata Guanlin.

Dia terlihat sangat bahagia, matanya berkaca kaca tapi juga berbinar karena senang.

Sampai akhirnya waktu kunjungan habis, Guanlin berjanji akan datang sesering mungkin sampai liburan berakhir dan Dongbin keluar dari pusat rehabilitasi.

Guanlin yang membawa mobil sendiri pamit pada orang tuanya untuk mengantarkan Seonho terlebih dahulu.

"Anternya ke stasiun aja Lin" tolak Seonho ketika Guanlin meminta Seonho memasukkan alamat rumahnya ke GPS di mobil.

"Yakali aku biarin kamu naik subway sendirian. Buruan ga"

"Jauh Guanlin belom macetnyaaaa bisa 3 sampai 4jam dijalan" Seonho bersikeras karena kasihan pada Guanlin, belum lagi nanti dia harus pulang sendirian.

"Malah aku pengennya 10 jam dijalan ga bisa? Lagian aku harus tanggung jawab lah sama Mama kamu, semalem kan udah dikasih nginep. Jadi aku harus balikin anak ayamnya selamat sampai rumah"

"Guanlin maaaaaaaaaah"

"Cepet"

Akhirnya Seonho mengalah dan memasukkan alamat rumahnya.

Begitu jalan sudah ditunjukkan, Guanlin langsung tancap gas.

Malam itu mereka sampai dirumah Seonho setelah menghabiskan beberapa jam di mobil dengan tertawa, nyanyi bareng, main tebak tebakan, terus Guanlin ditinggal tidur sama Seonho.

Guanlin bertemu dengan Mama dan Papa Seonho lalu ikut makan malam, baru dia diizinkan pulang oleh Mamanya Seonho.

"Hati hati. Jangan ngebut. Gausah main handphone, kabarin aku kalau udah nyampe aja" perintah Seonho.

"Iya iya sayang. Kamu juga buruan masuk, mandi, istirahat. Jaket aku cuci tuh" kata Guanlin menunjuk jaketnya yang dipakai Seonho karena Seonho tidak bawa baju ganti sama sekali kemarin.

"Gamau ah jaketnya wangi kamu aku sukaaaaaa" kata Seonho manja.

Guanlin tersenyum.

"Mau nyium tapi takut mama kamu ngintip dari jendela"

"Ya jangan lah gausah pake cium sana pulang" Seonho mendorong Guanlin pelan dari belakang.

"Yakin? Nanti kangen lagi? Awas ya" sahut Guanlin sambil membuka pintu mobilnya.

Seonho cuma bisa haha hehe.

Begitu Guanlin duduk di depan setir dan menutup pintu mobilnya, Seonho menunduk dan menaruh kedua tangannya di jendela.

"Inget ya Lin kabarin! Jangan sampe ilang lagi kayak waktu itu. Mulai sekarang kalo ada apa apa plis cerita aku siap sedia kok dengerin keluh kesah kamu" Seonho berkata dengan manisnya sambil mencium pipi Guanlin cepat.

KARMA 🔄 GUANHO [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang