Pada kesempatan kesempatan yang telah hilang, aku meratap
Ada satu kesempatan telah hilang, bahkan sebelum aku sempat paham bahwa itu adalah kesempatan
Kesempatan yang hanya berdurasi tatap mata, satu pertanyaan dan satu kali ciuman tanganDurasi yang sebenarnya sangat cukup jika hanya untuk mengucapkan 'aku mencintaimu, jangan pergi'
Namun malah kugunakan untuk menghela nafas panjang lalu lebih banyak kugunakan untuk membantah pada firasatku sendiri
Aku berontak pada logika
Aku keras kepala
Aku berteriak dalam diam
'Dia tidak akan pergi,
Lihatlah dia tersenyum padaku,
Tangannya pun hangat walau sudah lusuh,
Helaan nafas yang tidak lebih panjang dariku,
Tersentak perlahan dan terlihat lelah
Wajahnya memucat
Tatapan matanya seperti menyampaikan pesan
Melalui kedipannya ia bilang 'jagalah dirimu baik-baik,kau harus hebat walau tanpaku,nak'
Kedipan yang sangat lama
Dan menutup segalanya.Ohhh tidak, durasi ku habis. Terhenti segalanya. Untuk pertama kalinya aku merasakan aliran air mata lebih deras daripada aliran darah. Sekujur tubuh seakan mencair, terpancarkan melalui dua titik mata air.
Aku kini memiliki durasi lebih lama, sangat lama dan tak terbatas, untuk sekedar mengucapkan 'aku mencintaimu, aku rindu, ibu'
