"who is gonna save you when I'm gone? And who'll watch over you when I'm gone?"
Ketika aku mendengar lirik lagu dari Alter Bridge yang berjudul Watch Over You, aku seakan khawatir kepada dirimu jika aku beranjak pergi siapa kira-kira yang menjagamu? Mengapa aku sekhawatir ini? Padahal kalau dilihat dari posisinya aku yang kau tinggalkan lebih dulu, kau yang memilih pergi lebih dulu. Sekarang pada batas dimana aku ingin berhenti menunggumu dan tidak ingin lagi peduli aku malah sekhawatir ini.
Kalo dipikir lagi 5 bulan adalah waktu yang sudah sangat cukup untuk meyimpulkan bahwa ini memang sudah usai, waktu sudah mengharuskanku untuk berhenti menunggumu, berhenti bertingkah bodoh, dan berhenti berpikir bahwa kau masih mencintaiku alih-alih kau akan kembali.
Dimana seharusnya aku meletakkan kesadaranku? Batinku hanya berkata bahwa kau selama ini justru tidak baik-baik saja, kau hanya sedang berpura-pura baik-baik saja. Mungkin itu yang membuat aku merasa berat untuk pergi, padahal buat apa ini semua? Penantianku sudah sia-sia. Aku sudah dibatas lelah untuk meyakinkan diriku bahwa kau akan kembali. Dan mungkin kau disana juga tengah lelah meyakinkan dirimu bahwa kau masih mencintaiku. Dan kita akhirnya sama-sama selesai dan berhenti meyakinkan diri kita masing-masing. Kita selesai. Kita menyerah.
Tapi khawatir itu masih ada, entah karena apa. Mungkin karena aku masih menyayangimu(?). Merelakan memang bukan untuk membenci atau berhenti menyayangi kan? Ngalir aja sih tapi gak harus maksa sampe mohon-mohonlah. Hmm aku sudah selesai, kesimpulan telah aku buat pada paragraph kedua.
"who'll ease your pain?"
Mungkin jika aku pergi dan tidak berharap lagi rasa sakitmu justru akan lebih berkurang, perasaan terombang-ambingmu akan hilang justru kalau aku pergi. Mungkin kau juga sama terlukanya denganku, kau terluka karena melukai ku, hal yang mungkin kau tak kuasa. 'Perasaan memang gak bisa dibohongi' itu kan katamu. Kau sudah tidak bisa lagi mencintaiku sekeras apapun kau meyakinkan dirimu sendiri. Jadi apa harus aku terus-terusan menunggumu yang malah membuatmu semakin bersalah? Semakin terluka? Itu sama saja aku kejam. Menyakiti dirimu jua menyakiti diriku sendiri.
"who'll give you strength when you're not strong?"
Allah SWT yang akan menguatkanmu. Aku sudah serahkan semua kepada Allah SWT. Pesanku berhentilah berpura-pura baik-baik saja. Kita akan baik-baik saja asal kita percaya kepada Allah SWT dan memang harus percaya. Kita akan baik-baik saja.
Jika aku mempunyai kesempatan untuk bicara lebih banyak dari yang aku punya aku akan berkata-kata lebih dari ini, mungkin aku akan bertanya kabarmu dulu atau basa-basi yang lain. Tapi aku tak punya kesempatan itu sama sekali. Jadi sekarang aku hanya menulis sebanyak yang aku bisa, dan aku hanya harus yakin suatu saat kau akan membaca ini jadi sekalian saja aku ingin mengucapkan terimakasih telah menjadi pelajaran yang berharga untukku dan menjadi bagian dari hidupku. Terimakasih.
