"Apa? Kau apa?" lirih pria itu tidak percaya dengan kupingnya sendiri, tubuhnya bergetar berharap ia salah dengar.
Tangis wanita itu semakin memilukan.
"Aku hamil anaknya! Ini anak Rafael! Kau puas Valentino? Kau puas?" teriak Vanessa kepada kakaknya penuh dengan emosi dan keperihan.
Valentino hanya menatap adiknya yang sangat ia sayangi dan banggakan menangis di depannya. Tatapan itu penuh dengan rasa kecewa, sedih, dan marah. Valentino tidak bisa berkata-kata lagi, ia masih tidak percaya bahwa sahabatnya sendiri, Rafael, telah menghamili adiknya.
Rafael dan Valentino sudah bersahabat lama, maka dari itu lah Valentino tahu betul bahwa Rafael adalah berita buruk. Cassanova yang berganti-ganti wanita lebih sering daripada ia berganti pakaian dalamnya sendiri.
Valentino yang masih tecengang karena berita itu bergegas pergi dari apartment bernuansa putih tulang itu meninggalkan adiknya yang masih setia dengan tangisannya.
——
Calvin gusar di kantornya, ia hanya menatap dokumen-dokumen yang menumpuk di depannya tanpa sudi menyentuhnya. Ia merasa aneh, semua yang telah ia rencanakan selama 15 tahun kebelakang ini tidak berjalan sempurna.
Bukan, bukan tidak berjalan sempurna. Ini semua berjalan sudah sempurna, sangat sempurna. Kebangkrutan perusahaan Hareis yang sudah ia rencanakan bertahun-tahun telah berjalan mulus, hanya tinggal satu langkah lagi, menghancurkan Catherine Olaska Hareis, dan membunuh Hareis dengan rasa patah hatinya karena karena putrinya itu sudah dirusak Calvin. Simpel.
Hanya saja rencananya dengan apa yang ia lakukan terhadap gadis itu bertolak belakang. Melihat gadis itu tidak sadarkan diri hanya setengah jam saja membuatnya tidak bisa mengontrol amarahnya
Hati nya tidak sinkron dengan fikirannya, hingga membuatnya sungguh frustasi.
'Siang Mr. Jacobs, Mr. Gomez berada disini untuk menemuimu' suara interkom dari sekretarisnya membuyarkan lamunannya.
"Suruh dia masuk" Calvin membenarkan cara duduknya.
"Baik"
Beberapa detik kemudian Daniel masuk bersama Gior. Calvin mengernyitkan dahinya bingung dengan Gior yang ikut datang ke kantornya, pemandangan yang sangat asing dimatanya.
"Ya aku mengajaknya" jawab Daniel seakan tau pertanyaan apa yang ada diotak Calvin.
"Hey Calvin, lama aku tidak kesini. Kapan ya terakhir kali?" ucap Gior terkekeh sambil menarik mainan bola Magnet kecil yang bergantungan di meja kerja Calvin.
"Terakhir kali saat kau memalakku" kata Calvin, Gior tersenyum mengingat itu, ia seperti cacing kepanasan saat semua akses uangnya di blokir.
"Ia menjadi penguntitku semenjak bertengkar dengan Alex kemarin" ujar Daniel memelankan suaranya agar Gior tidak mendengarnya.
"Mengapa mereka berdua bertengkar?" kata Calvin santai, membuat Gior menoleh. Daniel langsung mengumpat kebodohan Calvin.
"Ha? Ada apa?" Calvin menaikan sebelah alisnya mendapatkan tatapan Gior yang bingung dan Daniel menatapnya tajam karena Calvin yang tidak bisa diajak berkompromi.
"Ada apa sih? Gior bertengkar dengan Alex karena apa?" tanya Calvin, Gior yang sedang memainkan bola bola magnet yang di gantung itu menghembuskan nafasnya yang berat.
"Kau tahu kan bagaimana protective nya Alex terhadapku? Dan bagaimana galaknya ia kalau sudah marah karena pria lain? Ia marah karena aku bertemu dengan teman kampusku di restoran. Ia tidak sengaja melihat ku, dan memarahiku di depan orang banyak" cibir Gior.

KAMU SEDANG MEMBACA
Vengeance
RomanceCatherine Olaska Hareis, putri seorang konglomerat, harus rela menghadapi balas dendam seorang Calvin Jacobs karena masa lalu yang membekas dalam hidup Calvin. Calvin adalah anak dari mantan rekan bisnis ayahnya. Perusahaan orang tua mereka dulu ada...